inspirasi
Kopi Joss Khas Jogja, Minuman Unik Yogyakarta yang Dicampur Arang Panas
Bagi para penikmat kopi, segelas kopi pahit bukan sekadar minuman. Beberapa orang bahkan belum bisa beraktivitas sebelum minum kopi. Di tanah air ada cukup banyak varian kopi yang bisa dicoba.
Beberapa racikan kopi juga bisa menjadi ciri khas daerah tertentu. Misalnya kopi joss khas Jogja yang dicampur arang panas dalam penyajiannya.
Tentu sensasinya berbeda dari kopi pada umumnya, apalagi cara meminumnya juga unik.
Bagi yang pernah mencicipi kopi joss satu kali, mungkin akan berniat mencobanya lagi ketika sedang berada di Yogyakarta.
Baca juga: Sejarah Sandal Jepit, Dipakai Bangsa Mesir Kuno Sejak Ribuan Tahun
Disajikan bersama arang panas secara tradisional, sehingga aromanya terjaga
Tidak seperti minuman kopi kekinian, kopi joss khas Jogja memiliki cara unik dalam penyajiannya. Sebelum disajikan, penjualnya akan memasukkan bara api ke dalam gelas kopi yang akan diminum.
Istilah ‘joss’ pada kopi ternyata berasal dari bunyi yang terdengar saat arang yang membara dimasukkan ke dalam gelas berisi kopi panas. Bagi yang belum familiar, mungkin akan bertanya-tanya apakah rasanya tidak jadi aneh?
Terlepas dari selera masing-masing, ternyata ada cita rasa khas dalam setiap sajiannya. Untuk membuat kopi joss, bahannya adalah biji kopi lokal yang disangrai sendiri oleh penjualnya.
Cara memasak airnya pun secara tradisional, yakni menggunakan teko besar dan dipanaskan dengan tungku berisi arang panas, sehingga aromanya jadi lebih terjaga.
Pertama kali disajikan untuk masinis dan para pegawai stasiun Yogyakarta
Lalu seperti apa awalnya kopi joss khas Jogja bisa jadi populer? Para penikmatnya juga berasal dari berbagai kalangan.
Ternyata kopi joss dahulu pertama kali disajikan di angkringan Lik Man di sebelah utara Stasiun Tugu Yogyakarta pada malam hari di tahun 1980.
Waktu itu, seorang masinis singgah di angkringan dan minta dibuatkan kopi panas. Lik Man, sang pemilik angkringan segera meracik kopi dengan merebus di dalam kaleng klotok.
Agar kopinya lebih matang, Lik Man menambah sepotong arang panas. Rasanya yang unik menjadi makin terkenal di kalangan para masinis dan pegawai stasiun.
Alhasil, masyarakat dan wisatawan ikut mencobanya. Dari tahun ke tahun, banyak orang yang ketagihan dengan racikan spesialnya.
Baca juga: Dianggap Pemanggil Setan, Lagu Lingsir Wengi Punya Makna Mendalam
Dipercaya memiliki khasiat mengikat racun dan memulihkan kondisi tubuh
Tentunya mulai ada yang berpikir apa tidak berbahaya jika zat arang larut di dalam kopi dan ikut diminum? Ternyata arang yang digunakan untuk meracik kopi joss bukan sembarang arang, dan tentunya aman.
Penjualnya biasa memesan arang secara khusus, yakni arang dari kayu sambi yang banyak tumbuh di Kalimantan.
Kayu dibakar dengan suhu panas 250 derajat Celsius, sehingga berubah jadi karbon aktif yang bisa bermanfaat untuk pengikat racun.
Orang-orang zaman dahulu juga biasa minum kopi ini di malam hari saat badan lelah atau ada gejala masuk angin. Arang yang bisa menyerap racun dipercaya mampu memulihkan kondisi tubuh agar kembali bugar di esok harinya.
Pelanggannya biasa meminum dengan cara unik ditemani camilan angkringan
Tidak hanya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, ternyata kopi joss sudah terkenal sampai mancanegara dengan sebutan the charcoal coffee setelah ada wisatawan asing yang penasaran mencobanya.
Banyak orang yang datang dari luar kota Yogyakarta sengaja ingin menikmati suasana malam sambil menyeruput kopi khas Jogja ini.
Tentunya ditemani dengan berbagai camilan lezat di angkringan. Meskipun tempatnya sederhana dan harganya relatif murah, tapi suasananya santai, hangat dan menyenangkan.
Pelanggan kopi joss biasanya meminumnya dengan cara unik. Kopi panas tidak langsung diminum, tapi dituangkan sedikit demi sedikit ke dalam piring kecil lalu diminum secara perlahan.
Meskipun penjualnya kini sudah banyak, tapi menikmati kopi joss di sekitar Stasiun Tugu Yogyakarta sepertinya akan memberi kesan paling istimewa.
0 comments