Begini Perbandingan Kekuatan Militer Amerika Serikat & China

Berbicara mengenai negara adikuasa saat ini, yang terlintas di pikiranmu adalah Amerika, Rusia dan China. Dari segi militer, kekuatan militer China saat ini memang masih tiga terbesar di dunia di bawah Amerika dan Rusia.

Hal ini sesuai urutan dari Global Fire Power  yang memberikan poin 0,0615 untuk Amerika, 0,0639 untuk Rusia dan 0,0673 untuk China.

Global Fire Power memanfaatkan 55 faktor untuk menentukan power index. Seperti kekuatan militer, finansial hingga kapabilitas logistik dan geografi.

Sebagai negara yang menguasai pangsa ekonomi dunia, tak heran jika China membuntuti Amerika dan Rusia. China seolah berbenah diri dalam segi militer. Dari mulai merekrut banyak tentara baru hingga memperbarui alutsista

Lalu, sekuat apakah kekuatan militer Amerika Serikat dan China? Berikut ulasannya.

Baca juga: Fakta Tanzanite, Batu Langka yang Buat Ayah 30 Anak Mendadak Kaya

Jumlah tentara aktif China lebih banyak dibanding Amerika Serikat

(foto: rtnews)

Sebagai negara dengan populasi terbanyak nomor satu dunia, China memang mengandalkan sumber daya manusia sebagai kekuatan militernya.

Dengan total populasi manusia mencapai 1,3 miliar lebih, diperkirakan personel militer yang dimiliki China adalah hampir 2,7 juta orang. China juga memiliki kekuatan lebih dari 752 juta orang jika negara tersebut menghadapi konflik.

Amerika Serikat memiliki perkiraan populasi sebanyak 329 juta orang. 2,2 juta orang di antaranya terlibat dalam kekuatan militer.

Sama seperti China, Amerika Serikat juga memiliki pasokan personel yang tersedia untuk bekerja dalam kondisi tertentu atau available manpower sebesar 145 juta orang.

Jumlah alutsista udara termasuk pesawat tempur

(foto: militarywatchmagazine)

Hampir semua negara di dunia mengandalkan pesawat tempur untuk mengamankan area udara mereka. Termasuk China dan Amerika Serikat.

China mengandalkan 1.232 pesawat tempur, 911 helikopter, dan 281 helikopter penyerang. Khusus untuk pesawat tempur, China mengandalkan J-20 yang merupakan pesawat siluman.

Chengdu J-20 memiliki kecepatan maksimal 2.100 kilometer, mampu membawa dua rudal jarak pendek, empat rudal jarak menengah, rudal jarak jauh dan juga rudal kendali.

Sedangkan dari sisi Amerika Serikat, mengandalkan 2.085 pesawat tempur, 5.768 helikopter dan 967 helikopter tempur.

Amerika juga mengandalkan pesawat jet tempur F-35. F-35 mampu terbang dengan ketinggian 15 kilometer dan terbang sejauh 2.200 dengan membawa senjata hingga 8.160 kilogram.

F-35 juga memiliki sistem yang memberikan pilot kesadaran penuh akan situasi di sekitar pesawat. Khususnya peringatan rudal, peringatan pesawat dan visi pilot siang dan malam.

Baca juga: Hanya 38 Menit, Perang Inggris Melawan Zanzibar Jadi yang Tersingkat dalam Sejarah

Jumlah alutsista darat termasuk alat peluncur roket

(foto: wallpaperflare)

China membekali tentaranya dengan alutsista darat yang tak main-main. Mereka memiliki 3.500 tank, 33.000 kendaraan lapis baja dan 2.650 peluncur roket. Bahkan pada 2018 lalu, China sudah menarik sekitar 6249 alutsista daratnya yang dirasa sudah usang.

Senada dengan China, Amerika Serikat juga memiliki peralatan tempur darat yang modern. Bahkan mereka menjadi pionirnya. Dilansir dari data Global Fire Power, Amerika Serikat memiliki 6.289 tank, 39.253 kendaraan lapis baja dan 1.366 peluncur roket.

Miliki alutsista laut handal meski bukan negara maritim

(foto: nationalinterest)

Amerika Serikat dan China sama-sama bukan negara maritim. Namun mereka memiliki kekuatan militer di laut yang sama handalnya. China tercatat memiliki 36 kapal penghancur, 74 kapal selam, 220 kapal patroli dan ratusan perlengkapan lainnya.

Sedangkan Amerika Serikat memiliki total 490 aset yang terdiri dari 91 kapal penghancur, 66 kapal selam, 13 kapal patroli dan lainnya.

Kekuatan nuklir yang harus diwaspadai

(foto: wallstreetjournal)

Tidak hanya armada laut, darat dan udara yang harus diwaspadai, namun juga senjata nuklir. Senjata yang satu ini memang marak dikembangkan di berbagai negara di dunia lantaran kekuatannya sangat dahsyat.

Selain Korea Utara yang selalu erat dengan nuklir, Amerika Serikat dan China ternyata juga mengembangkan senjata yang satu ini.

Pada bulan Mei lalu, China dikabrkan menguji rudal nuklir terbarunya, JL-3 atau yang biasa disebut Big Wave.

Dilansir dari South China Morning Post pada Selasa (12/5/2020), pengujian ini dilakukan oleh Angkatan Laut. “Ini cukup jauh untuk menghantam Amerika Serikat jika rudal diluncurkan dari Pantai China,” tulis media tersebut.

China memang telah melakukan beberapa uji terbang pada 2018 dan 2019. Rudal JL-03 diperkirakan baru akan sepenuhnya terintegrasi pada kapal selam terbaru, yakni jenis 096, pada tahun 2025 mendatang.

Amerika Serikat juga terlihat tertarik dengan senjata yang satu ini. bahkan negeri Paman Sam itu telah membahas rencana untuk menguji coba nuklir, sesuatu yang belum pernah dilakukan lagi sejak 1992.

Dilansir dari Washington Post, seorang pejabat senior Amerika Serikat dan dua mantan pejabat pemerintahan mengatakan pemerintahan Donald Trump membahas rencana pengujian ini.

Menurut The Guardian, rencana uji coba senjata nuklir itu merupakan salah satu cara untuk menekan China dan Rusia agar menyepakati kesepakatan pengendalian senjata baru. Namun rencana uji coba nuklir itu belum dibahas lagi.