inspirasi
Jacobs Johannes, Pemuda Ambon yang Jadi Pilot Pertama Indonesia
Meskipun Indonesia dikenal dunia sebagai sebuah negara maritim, sejarah kedirgantaraan di Indonesia memiliki kisah yang panjang.
Beberapa tahun terhitung sebelum berlangsungnya Perang Dunia II, sejumlah pemuda Indonesia sudah dididik dan dilatih menjadi seorang penerbang yang tangguh.
Aktivitas penerbangan yang dilakukan di Indonesia sudah berlangsung tidak lama sesudah Wright bersaudara berhasil untuk pertama kalinya menemukan pesawat terbang.
Jauh sebelum itu, sebenarnya orang Indonesia sudah banyak yang dipekerjakan di bagian penerbangan. Hanya saja, pihak Belanda masih kurang memberi kepercayaan kepada mereka untuk menerbangkan pesawat sendiri.
Sampai pada saatnya sejumlah pemuda mengawali langkah perjuangan menjadi pilot yang profesional di Indonesia.
Baca juga: Legenda di Balik Huruf Hanacaraka, Ajarkan Manusia Patuhi Sang Pencipta
Awalnya orang Indonesia tidak dipercaya oleh pemerintah Belanda
Penerbangan di tanah air menjadi sarana yang penting untuk dapat menghubungkan pulau-pulau di seluruh nusantara.
Orang Indonesia waktu itu pada umumnya hanya dipercaya menjalankan tugas sebagai asisten teknisi di bengkel pesawat dan pangkatnya pun rendah.
Ada juga golongan lainnya yang tugasnya adalah tukang kayu, petugas jaga, tukang kulit, atau tugas-tugas lain yang dipandang sebelah mata.
Di samping itu, menurut Hisar Manongam Pasaribu, pakar teknik penerbangan dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia yang membangun kedirgantaraannya sedari awal, sejak zaman kemerdekaan. Saat itu pemuda Indonesia fokus pada penerbangan militer.
Pemuda Indonesia mulai dilatih menjadi penerbang militer
Menurut Nana Nurliana Suyono, dkk dalam bukunya Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-1950, penerbang pribumi pertama yang direkrut oleh Belanda adalah Kapten Wardiman Wirjosaputro yang beperan sebagai navigator (waarnemer).
Wardiman juga merupakan salah satu mantan perwira Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL) yang memberikan dukungannya kepada Republik Indonesia.
Setelah Wardiman, kemudian muncullah nama Suryadi Suryadarma sebagai seorang navigator KNIL lainnya. Kemudian ia menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang pertama.
Setelah itu, pada tahun 1937, kesempatan untuk belajar terbang mulai dibuka lebar untuk para pemuda Indonesia. Mereka belajar di daerah Kalijati, Subang.
Kemudian tercatatlah nama-nama seperti Agustinus Adisoetjipto, Husein Sastranegara, Sambujo Hurip, Sulistyo, dan juga Sujono.
Mereka dilatih untuk menjadi penerbang militer dan berhasil mendapat Klein Militaire Vlieger Brevet (KMVB).
Adisoetjipto juga pernah menjadi kepala sekolah penerbang Angkatan Udara pertama di Yogyakarta.
Sementara itu, Sujono pernah menjadi KSAU pada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Tentang siapa nama orang Indonesia yang menjadi pilot, ini juga patut kita telusuri.
Pilot pertama Indonesia adalah orang Ambon
Selain nama-nama pemuda yang dilatih KNIL, masih ada juga nama pemuda Indonesia yang mendapat pelatihan dari Koninklijk Marine (KM) atau Angkatan Laut Kerajaan Belanda, khususnya dalam kepentingan dinas penerbangannya yang bernama Marine Luchtvaart Dienst (MLD).
Menurut kabar dari media Pandji Poestaka, surat kabar yang diterbitkan Balai Pustaka dan berbahasa melayu, sejak tahun 1925 MLD telah memberi kesempatan untuk pemuda Indonesia untuk belajar menjadi penerbang (vliegenier).
Demikian pula media De Militair, media untuk kalangan militer itu mengabarkan hal yang sama.
”yang mendapat kehormatan memperoleh nama vliegenier itu yang pertama-tama ialah Tuan Jacobs Johannes, orang Ambon.”
Tahun 1917, Jacobs Johannes masuk ke Kweekschool voor Inlandsch Scheepelingen (KIS) yang ada di Makassar.
Setelah lulus, ia mengawali kariernya sebagai seorang matroos (kelasi) kelas tiga di KM. Tentu saja ada perjuangan dan jalan panjang untuk menjadi penerbang profesional saat itu.
Baca juga: Aneh Tapi Nyata, Deretan 10 Fetish Ini Benar-benar Ada
Banyak penerbang yang mati muda
Jacobs mulai mendapat kesempatan terbang pada tahun 1925, setelah ia mengikuti ujian fisik dan dinyatakan lulus. Awal bulan Desember 1927, Jacobs sudah bisa terbang sendiri.
Setelah itu, bulan Januari di tahun 1928 ia mendapatkan bravet penerbangan internasional. Nahas, beberapa waktu setelah itu, ia mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan.
Barisan pemuda yang menjadi generasi awal penerbang di Indonesia telah berlayar hingga ke Eropa dan Amerika dengan sederet risiko yang tidak ringan.
Selain Jacobs Johannes, banyak penerbang Indonesia lain yang juga harus mengalami kecelakaan bahkan mati muda sebelum jadi penerbang.
0 comments