inspirasi
Pol Pot, Pemimpin Komunis yang Jadi Mimpi Buruk Masyarakat Kamboja
Sosok pemimpin yang kontroversial itu namanya Pol Pot. Ia terlahir di kota Prek Sbauv, Kamboja tanggal 19 Mei 1925 dengan nama asli Saloth Sar.
Keluarganya yang berdarah Khmer-China memiliki koneksi ke keluarga kerajaan. Tidak ada yang memastikan apakah di masa kecilnya ia pernah bercita-cita menjadi seorang diktator.
Dikenal sebagai pemimpin rezim Khmer Merah periode awal yang melengserkan kekuasaan Norodom Sihanouk, seperti apa sebenarnya kehidupan Pol Pot?
Baca juga: Apa Itu Wibu, Sebutan yang Sering Dikaitkan dengan Anime
Pernah mendapatkan beasiswa ke Prancis
Pol Pot remaja adalah siswa yang brilian. Itulah yang membuat dirinya memperoleh beasiswa untuk belajar radio elektronika di Paris, Prancis pada tahun 1949.
Di Prancis itulah ia mulai bergabung dengan Cercle Marxiste atau Marxis Circle yang mendominasi Asosiasi Mahasiswa Khmer di Paris saat iti. Ia pun menjadi bagian dari Partai Komunis Perancis.
Banyak temannya dalam periode tersebut yang kemudian jadi tokoh sentral pada rezim Khmer Merah.
Tidak menyelesaikan belajarnya di Prancis, ia kembali ke Kamboja dan mulai aktif di Partai Komunis Kamboja.
Membangun Kamboja dengan kekerasan
Ia menghapus ideologi paham pasar bebas dengan visi untuk mewujudkan negara agraris dengan swasembada, menghapus kebebasan ekonomi, dan beragama.
Sampai pada saat ia memerintah 1975 sampai 1979, saat itu terjadi pembunuhan massal terhadap masyarakat kaum intelektual.
Sejak 1975 tercatat ada 6 ribu sekolah dihancurkan pasukan Khmer Merah. 800 rumah sakit di kota ditutup dan dimusnahkan, tinggal menyisakan 45 orang dokter yang bertahan hidup
Ia dan rezim Khmer Merah memang membantai rakyat sendiri yang hidup selain dengan bertani, termasuk mereka yang cerdik cendekia dan melek teknologi.
Ini sangat ironis mengingat sebelum dikenal sebagai diktator Kamboja, ia yang pernah sekolah teknik di Prancis itu sempat menjadi guru dan disenangi para murid.
Baca juga: Kisah Djainem Moeridjan, Dukun Jawa yang Dikagumi di Belanda
Jutaan orang kehilangan nyawa, termasuk keturunan raja
Tragedi pembantaian di Kamboja yang berlangsung antara 1975-1979 dan mematian setidaknya 1,5 juta rakyat Kamboja itu menjadi mimpi buruk bagi bangsanya sendiri.
Tentara Pol Pot saat itu memaksa rakyat meninggalkan kota untuk menjalankan tugas di ladang pertanian. Mereka menjadi pekerja paksa yang berlebihan, kelaparan, hingga banyak pekerja tewas.
Bahkan di bawah kekuasaannya, mantan raja Kamboja, Norodom Sihanouk harus kehilangan lima anak dan juga emat belas cucunya akibat kekejaman Khmer Merah pimpinan Pol Pot mulai tahun 1975.
Media Deutsche Welle sempat membuat daftar delapan tokoh diktator paling kejam di dunia sepanjang sejarah. Pol Pot menjadi salah satunya.
Meninggal di tengah hutan
Karena sistem reformasi yang radikal di rezim Khmer Merah itu justru membuat negara Kamboja menjadi semakin lemah.
Kemudian pasukan Vietnam melakukan invasi pada tahun 1979. Rezim Khmer Merah langsung terkalahkan. Pasukannya banyak yang lari ke hutan.
Sebelum kematiannya, ia sempat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Pengadilan di Kamboja Utara. Itu karena dirinya paling bertanggung jawab atas kematian jutaan rakyat Kamboja di masa Khmer Merah.
Tahun 1995, ia masih hidup dan menjadi tahanan rumah dalam isolasi di perbatasan Kamboja-Thailand. Ia menderita stroke yang menyebabkan sisi kiri tubuhnya mejadi lumpuh.
Bahkan di akhir hayatnya ia meninggal di tengah hutan, tepatnya di rumah gubuk, pada tanggal 15 April 1998 dengan rumor pembunuhan oleh tentara Khmer Merah.
0 comments