inspirasi
Dikelilingi Jutaan Pohon Kurma, Oasis Al Ahsa Arab Saudi Terluas di Dunia
Arab Saudi terkenal dengan datarannya yang kering dan gersang. Karena kondisi alamnya, barangkali kebanyakan imajinasi masyarakat dunia tentang Arab Saudi adalah tentang unta dan padang pasir.
Padahal tidak hanya gurun, Negara ini juga memiliki sebuah oasis bernama Al Ahsa yang terbesar di dunia. Wilayah oasis Al Ahsa membentang seluas 85 km2 dan menjadi sebuah sumber penghidupan sejak ribuan tahun.
Daratannya terbentang dengan banyak mata air dan hasil pertanian, termasuk permukiman tertua di Arab, dan juga dilindungi UNESCO.
Baca juga: George Washington, Tuan Tanah yang Menjadi Presiden Pertama Amerika Serikat
Menjadi lahan yang paling subur di Arab Saudi dengan hasil pertanian melimpah
Daerah ini dahulu dikenal dengan nama Provinsi Hijjar yang juga termasuk bagian Kerajaan Arab Saudi. Sejak zaman prasejarah, sudah ada penduduk yang menempatinya karena dikenal memiliki sumber air yang kaya.
Sudah ada penelitian arkeologi, bahwa Al Ahsa menjadi permukiman pertama di wilayah jazirah Arab dan termasuk lahan paling subur di Arab Saudi.
Kebanyakan penduduknya hidup dengan bertani. Lahan pertaniannya yang memiliki luas 10 ribu hektar bisa memproduksi beras, sayur-sayuran, buah-buahan, dan zaitun berkualitas terbaik.
Di tempat yang subur ini juga ada tiga jutaan pohon kurma yang tumbuh di sekelilingnya.
Untuk mendukung aktivitas pertanian, ada sistem irigasi modern yang dibangun untuk mengangkut air dari sumbernya menuju ke lahan pertanian.
Menghasilkan komoditas beras hesawi yang berkualitas dan dihargai sangat mahal
Oasis ini memiliki lebih dari 100 mata air panas dan dingin yang mengalir alami. Hal itu berdampak positif bagi hasil pertaniannya.
Salah satu yang jarang terekspos adalah komoditas beras hesawi yang memang biasa ditanam di daerah bersuhu tinggi seperti Arab Saudi.
Untuk bertahan dan tumbuh di dalam cuaca panas, beras hesawi butuh lebih banyak air ketika proses penanaman.
Karena kualitasnya, beras hesawi merah dihargai sangat mahal. Ketika mulai fase menanam, padi direndam kemudian diairi sepanjang lima hari berturut-turut tiap minggu.
Petani di tempat ini menanam padi hesawi dalam waktu empat bulan sampai tiba waktu panen.
Baca juga: Sosok Ted Bundy, Pembunuh Berantai yang Hobi Koleksi Kepala Wanita Cantik
Wilayahnya strategis untuk kunjungan wisata dan salah satu pusat perdagangan
Secara geografis, jaraknya sejauh 60 km dari Teluk Persia dan mudah diakses dari Riyadh, ibukota Arab Saudi. Sejak dahulu hingga sekarang, wilayahnya juga menjadi peghubung kerajaan dengan Qatar, Oman, dan Uni Emirat Arab.
Posisinya yang cukup strategis juga membuat daerah ini menjadi salah satu pusat perdagangan. Di tempat ini ada masjid, benteng bersejarah, sumur, rumah, dan kanal-kanal pengelola sumber air.
Sampai sekarang, wilayahnya menjadi daftar wajib untuk disinggahi oleh umat Islam yang beribadah ke tanah suci.
Sejak wilayah subur ini menjadi kota pariwisata, para turis bisa melihat langsung keindahan Arab Saudi dari sisi lain. Pada umumnya turis yang datang adalah jamaah haji atau umroh yang baru menyelesaikan ibadah.
Dilindungi UNESCO dan menjadi salah satu permukiman tertua di jazirah Arab
Meskipun kehidupan di daerah ini sudah berlangsung sejak ribuan tahun sebelum masehi, tapi baru tahun 2018 Al Ahsa ditetapkan UNESCO menjadi situs warisan dunia.
Baik dari segi budaya maupun lingkungan, keberadaannya begitu penting. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa wilayah ini sudah ada sebelum agama Islam menyebar di jazirah Arab.
Karena itu, Al Ahsa dikategorikan menjadi salah satu permukiman paling tua di jazirah Arab. Tanahnya yang subur memiliki kemiripan dengan peradaban Mesopotamia dan Mesir kuno.
Bukan hanya menunjukkan kekayaan lingkungannya, tapi oasis Al Ahsa juga menyimpan warisan sejarah peradaban.
0 comments