inspirasi
Akibat Kurang Bersyukur, Negeri Saba’ yang Makmur Akhirnya Binasa
Negeri Saba’ adalah sebuah wilayah yang subur dan masyarakatnya hidup makmur. Meskipun berada di gurun, kebutuhan airnya tidak pernah kering.
Selain didukung oleh pemimpin yang bijaksana, masyarakatnya juga sudah berpikiran maju agar kualitas hidupnya lebih baik.
Kisah tentang kemakmurannya terdapat di Alquran. Sayang sekali masyarakatnya tidak mengenal Allah SWT, tapi justru menyembah matahari.
Kemakmuran yang diterima justru mengantarkannya pada kebinasaan. Beginilah kisah lengkapnya.
Baca juga: Tanpa Daratan, Keindahan Kota Zhouzhuang yang Disebut Mirip Venesia
Kemakmuran yang dicapai tidak lepas dari kebijaksanaan sosok pemimpinnya
Wilayah Negeri Saba’ atau Sheba pada hari ini mencakup Yaman sampai Ethiopia.
Berdasarkan reruntuhan yang tersisa, diketahui bahwa Negeri Saba’ pernah ada di bumi antara tahun 1000-950 SM.
Sejarah mencatat bahwa di sana pernah ada seorang pemimpin wanita bernama Ratu Balqis yang terkenal tangguh, kaya raya, sekaligus bijaksana dalam memimpin rakyatnya.
Dengan segala keberuntungan yang ada, Negeri Saba’ disebut dalam Alquran surat Saba:15. sebagai negeri yang dipenuhi kebaikan, sejahtera, penuh kedamaian, dan ampunan dari Allah SWT.
“Sesungguhnya untuk kaum Saba’ terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan di kediaman mereka, yaitu dua kebun di kanan dan di kiri. Kepada mereka dikatakan, ‘Makanlah rezki yang diberikan Tuhanmu kemudian bersyukurlah kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun’”.
Keberadaan bendungan Ma’arib yang canggih bisa menghidupi masyarakatnya
Kemajuan peradabannya dibuktikan dengan keberadaan bendungan Ma’arib pada tahun 800-an SM. Bendungan Ma’arib menjadi salah satu yang tercanggih di zaman dahulu yang dicatat sejarah.
Bendungan Ma’arib berbentuk seperti segitiga yang panjang salah satu sisinya 580 m dan tingginya 16 m.
Saat tiba musim hujan, aliran air dari sungai-sungai di atas bukit berkumpul menjadi jutaan kubik di dalam bendungan.
Sebenarnya kemajuan ini juga tak lepas dari keputusan Ratu Balqis yang pernah menghadap Nabi Sulaiman kemudian bekerjasama.
Proses membangun bendungan Ma’arib juga terbantu oleh para ahli dari kerajaannya Nabi Sulaiman.
Masyarakatnya pekerja keras dan produktif sampai bisa ekspor hasil pertanian
Soal kebutuhan pangan masyarakatnya, Negeri Saba’ juga tidak ada masalah. Tidak hanya mencukupi kebutuhan lokal, tapi juga bisa ekspor hasil pertanian dan produk obat herbal.
Jalur-jalur perdagangan internasionalnya selalu ramai. Entah itu yang ke arah India dan China ataupun yang ke arah utara, seperti ke Mesir, Palestina, Persia, Romawi, dan negeri-negeri yang dihuni keturunan Nabi Sulaiman.
Keunggulan komoditi yang dihasilkan juga didukung oleh pemerintah yang mengatur kebijakan dengan kepedulian pada lingkungan.
Tidak heran apabila masyarakatnya sangat produktif dan pekerja keras.
Baca juga: Kisah Ratu Balqis, Wanita Tangguh Ahli Diplomasi dari Negeri Saba’
Terjadi kezaliman yang dilakukan pedagang besar dan kerajaan yang punya berambisi
Selama ratusan tahun penduduknya diberi karunia kehidupan yang makmur dan harmonis. Secara garis besar, segalanya tampak sempurna. Sampailah pada akhirnya sebuah konflik muncul.
Pada tahun 600-an SM, sejumlah pedagang kaya dan berpengaruh menyampaikan usulan pada kerajaan supaya jalur untuk berdagang diubah. Ternyata pemimpin Negeri Saba’ yang baru menyetujui.
Terbentuklah jalur yang hanya menguntungkan sebagian pihak, tapi zalim kepada pihak yang lemah.
Sebagian pedagang yang berpengaruh besar semakin kuat posisinya karena faktor politik. Ternyata kerajaan sedang berambisi untuk bisa mempertahankan kekuasaan.
Dulunya memiliki rezeki berlimpah, tapi negerinya hancur karena tidak bersyukur
Masyarkaatnya yang makmur dengan kebun-kebun dan perdagangan, juga semakin berpaling dari Allah SWT. Suatu hari terjadilah banjir besar yang meluap dari air bendungan.
Begitu terendam banjir, kebun-kebun yang dulunya menghasilkan banyak rezeki berlimpah berubah jadi lahan untuk buah-buahan pahit. Buah yang pahit dihasilkan pohon Sidr dan Atsl.
Golongan yang kafir, zalim, dan tidak bersyukur ditimpa kepahitan. Tidak hanya diuji kepahitan, Negeri Saba’ juga mengalami takdir kehancuran sampai binasa, ketika penduduknya melampaui batas.
Begitulah sekilas kisah tentang Negeri Saba’. Semoga dapat menambah wawasan tentang kemajuan peradaban di masa lalu.
0 comments