inspirasi

Keunikan Labord, Bunglon Madagaskar dengan Masa Hidup Terpendek

Penulis:   | 

Reptil adalah binatang merayap yang punya keunikan seperti; tidak punya daun telinga,  kulitnya kasar, dan tidak berbulu. Rentang waktu hidupnya tidak sama antara satu dengan yang lain.

Ada yang berumur panjang sampai seratus tahun, tapi ada juga yang hanya beberapa bulan saja. Salah satu reptil yang usianya sangat pendek adalah bunglon labord.

Meski hidupnya sebentar, bunglon jenis ini punya keunikan tersendiri. Daripada penasaran, simak ulasannya berikut ini.

Baca juga: Chocolate Hills Filipina, Perbukitan Berbentuk Unik dengan Cerita Legenda Raksasa

Merupakan hewan asli Madagaskar dengan proses pertumbuhan cepat

Labord’s Chameleon, Bunglon Madagaskar dengan Masa Hidup Terpendek

(foto: cites)

Bunglon labord merupakan salah satu jenis reptil asli Madagaskar tepatnya di wilayah pesisir barat daya. Nama labord diambil dari nama latin Furcifer labordi.

Dalam satu hari bisa tumbuh sekitar 2.6 mm. Proses tumbuh kembangnya memang sangat cepat. Terhitung dalam waktu tiga bulan sudah bisa disebut dewasa.

Memang fase pertumbuhannya paling cepat dibanding spesies lainnya. Populasinya bertambah di musim hujan dan pada saat jumlah serangga meningkat.

Berbagai jenis serangga merupakan makanannya untuk bisa bertahan hidup. Periode hidupnya yang sangat singkat juga menyesuaikan musim di Madagaskar.

Sulit diteliti karena mampu berkamuflase di antara pohon-pohon

Labord’s Chameleon, Bunglon Madagaskar dengan Masa Hidup Terpendek

(foto: reptilefact)

Binatang ini suka berada di wilayah hutan hujan tropis, khususnya di antara dedaunan rimbun. Waktunya memang cenderung banyak dihabiskan di atas pohon.

Dari segi ukurannya, hewan ini tidak besar tapi juga tidak terlalu kecil. Bisa dibilang ukurannya sedang-sedang saja. Seperti bunglon lain, ada bagian tubuh seperti tanduk di depan mulutnya.

Punggungnya memiliki corak yang unik berpadu dengan warna hijau cerah. Labord termasuk sulit untuk diteliti karena kemampuannya berkamuflase di antara pohon-pohon.

Apalagi perubahannya juga sangat cepat dari hari ke hari. Padahal masih banyak fakta penting yang bisa digali dari hewan ini.

Baca juga: Kapal Jung dari Jawa, Kendaraan Raksasa Simbol Kekuatan Maritim Majapahit

Banyak yang menetas di bulan November dan mati saat tiba musim kemarau

Labord’s Chameleon, Bunglon Madagaskar dengan Masa Hidup Terpendek

(foto: bbc)

Selama masa hidup sekitar enam bulan, labord betina akan menunjukkan perubahan warna tertentu.

Warnanya lebih menarik agar bisa mengundang bunglon jantan mendekat ketika sudah saatnya berkembang biak.

Berkembang biak dengan bertelur, bunglon ini mengalami fase kehidupan yang cenderung tidak biasa. Pada umumnya di bulan November labord banyak yang menetas.

Karena prosesnya jadi dewasa hanya tiga bulan, maka di bulan Januari sudah menjadi dewasa. Terhitung sejak menetas di bulan November.

Jika tidak ada hal yang mengancam keberlangsungan hidupnya, antara bulan Februari sampai Maret labord’s chameleon betina bertelur.

Setelah bertelur, hewan ini membuat sebuah lubang untuk untuk menyimpan beberapa telurnya.

Termasuk hewan yang terancam punah, meskipun bisa tumbuh dengan cepat

Labord’s Chameleon, Bunglon Madagaskar dengan Masa Hidup Terpendek

(foto: reptile-database)

Begitu selesai bertelur, tidak bisa langsung inkubasi karena fisiknya sudah tidak kuat lagi. Tidak lama berselang, musim kemarau datang dan labord pun mati.

Walau induknya mati, tapi inkubasi tetap berlangsung. Sementara itu, waktu yang dibutuhkan untuk inkubasi telur bisa sampai 9 bulan lamanya. Siklus seperti ini terjadi secara berulang.

Meskipun siklus hidupnya cepat dan reproduksi seperti lancar-lancar saja, ternyata labord termasuk hewan yang terancam punah. Populasinya dari tahun ke tahun makin berkurang.

Ternyata yang menjadi penyebab adalah faktor eksternal. Banyaknya penebangan liar yang mengurangi jumlah pohon di hutan menjadikan habitatnya terancam.

Selain itu, hewan ini juga hanya bisa bertahan di musim penghujan. Belum lagi tentang kemungkinan perubahan iklim global yang juga berdampak pada eksistensinya.