inspirasi
Mengenal Blackbeard, Bajak Laut Karibia yang Paling Legendaris di Dunia
Bajak laut adalah sosok yang ditakuti di lautan pada abad ke-18. Salah satu bajak laut paling legendaris adalah Edward Teach dari Inggris yang lebih dikenal dengan nama Blackbeard.
Perawakannya tinggi, bahunya bidang, rambutnya hitam panjang, dan memakai topi khas bajak laut. Hampir semua aksinya di sekitar laut Karibia berjalan dengan cepat karena kru kapal korban tidak melawan.
Korban yang tidak melawan lebih merelakan harta bendanya dijarah daripada nyawanya melayang. Hasil dari penjarahan yang berupa perhiasan emas, perak, koin, dan barang berharga lain dibagi untuk semua anak buahnya.
Meskipun ia termasuk bajak laut legendaris, tidak banyak yang tahu tentang kehidupannya di masa muda.
Baca juga: Keindahan Molinere, Taman Patung di Bawah Laut Berkonsep Peduli Lingkungan
Menjadi bajak laut yang berkuasa di Laut Karibia dan Samudra Atlantik
Sebelum terkenal sebagai bajak laut, Blackbeard bertugas di kapal perang milik Inggris yang pangkalannya ada di Jamaika. Saat itu Inggris masih perang melawan Prancis.
Ia dan seluruh kru kapal perang tidak segan-segan untuk merampas kapal musuh yang masuk ke wilayah Jamaika. Begitu perang selesai, ia memilih jadi seorang bajak laut yang berkuasa di Laut Karibia dan juga Samudra Atlantik.
Ia sempat merampas kapal Queen Anne’s Revenge dari Prancis saat masih berkecamuk perang dengan Prancis dan Spanyol.
Kapal Queen Anne’s Revenge ukurannya begitu besar sampai bisa muat banyak meriam dan 250 orang anak buah kapal.
Banyak menjarah kapal, tapi tidak membunuh awak kapal yang tidak bersalah
Ia memberi nama kapal Queen Anne’s Revenge yang awalnya bernama La Concorde. Bersama anak buahnya yang mencapai lebih dari 300 orang, ia terus fokus melancarkan aksi.
Dengan membangun aliansi bajak laut, ia menyerangan banyak kapal dagang sampai ke Pulau Crab.
Tidak sedikit serangan dilancarkan oleh kelompoknya yang menyebar di beberapa titik, misalnya di Turneffe Island, Sint Eustatius, dan kota Charlseton.
Reputasinya sebagai bajak laut semakin terkenal luas setelah berhasil menjarah banyak kapal dan melakukan blokade kota Charleston hampir seminggu.
Tapi meskipun penampilan dan aksinya menakutkan, ia tidak membunuh awak kapal yang tidak bersalah. Yang diincar hanya harta bendanya saja.
Baca juga: Tampak Mengerikan, Penjara Alcatraz yang Sudah Tutup Dihuni Ribuan Burung
Tidak menyadari bahwa ada pasukan dari luar yang sedang mengintai
Meskipun nyaris tidak pernah terkalahkan, rupanya ia telah lama diintai oleh Gubernur Virginia, Alexander Spotswood.
Pasukan khusus Angkatan Laut Inggris yang bernama Letnan Robert Maynard diperintah untuk melacaknya di sekita Pulau Ocracoke, North Carolina.
Sore hari pada tanggal 21 November 1718, kapal Letnan Robert Maynard tiba di ujung selatan Pulau Ocracoke. Ternyata ia yang tengah berpesta tidak menyadari kedatangan pengintai.
Sampai keesokan harinya, laut sedang tenang walau hembusan anginnya kencang. Anak buahnya mengetahui bahwa ada keributan. Kapalnya ditembaki dan pertempuran sengit di perairan pun tidak terhindarkan.
Kapalnya tenggelam dan kematiannya sempat menjadi misteri sekian lama
Riwayatnya sebagai bajak laut berakhir di tangan para pasukan Letnan Robert Maynard pada 22 November 1718.
Meski akhirnya tewas dengan kepala terpenggal, banyak yang menyebut bahwa harta rampasannya masih tersimpan di tempat rahasia.
Kematiannya menjadi misteri dalam waktu lama, tapi arkeolog sempat menemukan bukti tentang kebocoran kapal yang membuat kapalnya kandas.
Sosoknya yang legendaris kemudian sempat diangkat menjadi film bajak laut terkenal. Pada tahun 2011 pernah ada tim peneliti arkeologi yang menemukan kapal Queen Anne’s Revenge miliknya yang sudah tenggelam sejak 1718.
Para peneliti pun menemukan beberapa pedang yang terpotong beberapa bagian di laut Beaufort, Amerika.
0 comments