inspirasi

Cerita Di Balik Leluhur Wali Songo, Dipercaya Berasal dari Asia Tengah

Penulis:   | 

Penyebaran agama Islam di wilayah Nusantara tidak lepas dari Wali Songo. Kehadirannya sangat berperan untuk penyebaran Islam, khususnya di Jawa pada abad ke-13.

Bukan hanya masyarakat Jawa, tapi masyarakat Indonesia yang beragama Islam juga tidak asing lagi dengan Wali Songo.

Dalam misi dakwah yang tanpa paksaan, mereka berfokus di wilayah masing-masing dan juga meninggalkan bukti peninggalan yang masih bisa dikenang.

Baca juga: Asal Usul Kata Jancok dan Cok, Awalnya Bukan Umpatan

Wali Songo menjadi tonggak sejarah Islam berkembang di tanah Jawa

Kisah Leluhur Wali Songo, Dipercaya Berasal dari Asia Tengah

(foto: liputan 6)

Wali Songo terdiri dari Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.

Kehadiran Wali Songo menjadi tanda berakhirnya dominasi agama Hindu dan Buddha di wilayah Nusantara untuk digantikan dengan Islam.

Wali Songo, dalam bahasa Jawa adalah wali sembilan. Sesuai dengan namanya, jumlah mereka ada sembilan.

Tapi juga ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa songo atau sanga berasal dari turunan kata bahasa Arab tsana yang artinya mulia. Sejauh ini mayoritas masyarakat lebih mengenal namannya karena jumlahnya yang sembilan.

Tidak hanya berdakwah, tapi ajaran yang disampaikan juga memberi dampak ke beberapa budaya baru di Jawa, misalnya dalam hal kesehatan, pertanian, perdagangan, seni, kehidupan sosial, sampai urusan pemerintahan.

Leluhur dari Wali Songo dimakamkan di daerah Mojokerto, Jawa Timur

Kisah Leluhur Wali Songo, Dipercaya Berasal dari Asia Tengah

(foto: detik)

Kesembilan wali bukan keturunan orang Indonesia asli, melainkan punya leluhur dari negara Asia Tengah yang kemudian mengembara ke beberapa negara, termasuk ke Indonesia.

Leluhur Wali Songo adalah Syekh Jumadil Kubro atau Sayyid Hussein Jumadil Kubro. Di Pulau Jawa, mungkin namanya tidak lebih terkenal daripada nama para wali. Tapi, Wali Songo mungkin tidak akan ada tanpa dirinya.

Makamnya ada di kompleks pemakaman Islam kuno Troloyo yang sudah ada sejak abad ke-13 M. Banyak peziarah yang datang ke makam yang lokasinya berada di sebelah selatan Pendopo Agung Trowulan Mojokerto, Jawa Timur.

Ada gapura berarsitektur Islami menyambut datangnya peziarah pada pintu masuk kompleks makam yang menuju ke lorong panjang. Makam tertutup dengan kelambu putih dan dikelilingi peziarah yang berdoa di dekatnya.

Syekh Jumadil Kubro berkelana ke berbagai tempat dunia untuk berdakwah

Kisah Leluhur Wali Songo, Dipercaya Berasal dari Asia Tengah

(foto: pergunu)

Syekh Jumadil Kubro lahir pada tahun 1270 M sebagai seorang putra bangsawan dari Nasrabad, India.

Sementara itu, kakek buyutnya yang bernama Muhammad Shohib Mirbath masih punya garis keturunan Imam Jafar Shodiq yang merupakan keturunan keenam Nabi Muhammad SAW.

Beberapa catatan sejarah seperti Babad Tanah Cirebon, Syekh Jumadil Kubro asalnya dari Asia Tengah, tepatnya Uzbekistan.

Tempat dakwahnya adalah Samarqand, Uzbekistan, sedangkan kampung halamannya di Hadramaut, Yaman.

Setelah berhenti dari jabatan Gubernur Deccan, India, Syekh Jumadil Kubro berkelana ke berbagai tempat dunia dengan tujuan menyebarkan Islam.

Negara-negara tujuannya adalah Maroko, Uzbekistan, Malaysia, dan sampai ke Jawa di era Majapahit. Salah satu upaya dakwahnya adalah dengan melalui pernikahan dengan putri dari tokoh setempat.

Baca juga: Kisah Nabi Idris, Pernah Melihat Surga dan Neraka

Strategi dakwah melalui pernikahan, melahirkan para wali di kemudian hari

Kisah Leluhur Wali Songo, Dipercaya Berasal dari Asia Tengah

(foto: nuonline)

Misalnya saat di Samarqand, dari pernikahannya terlahir anak pertamanya yang kemudian dibawa ke Indochina atau yang kini termasuk Asia Tenggara.

Anak pertama dari Syekh Jumadil Kubro menikahi putri dari Champa, Vietnam dan lahirlah Muhammad Ali Rahmatullah atau yang dikenal dengan Sunan Ampel.

Sunan Ampel merupakan ayah dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Putri dari Champa juga melahirkan satu putra lagi bernama Maulana Ishaq yang kemudian menjadi ayah Sunan Giri dan juga kakek Sunan Kudus.

Saat berdakwah di Malaysia, Syekh Jumadil Kubro juga menikahi putri Raja Chermin. Cicitnya kemudian dikenal dengan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Selepas dari Malaysia kemudian beranjak ke Jawa, tepatnya ke Majapahit. Masih dengan strategi dakwah yang sama, Syekh Jumadil Kubro punya keturunan Maulana Malik Ibrahim atau  Sunan Gresik.

Sampai sekarang masih dihormati, banyak orang yang berziarah ke makamnya

Kisah Leluhur Wali Songo, Dipercaya Berasal dari Asia Tengah

(foto: gatra)

Dari sini terlihat bahwa para wali yang sudah disebutkan sebenarnya punya hubungan kekerabatan. Bagaimana dengan wali yang lain?

Sunan Kalijaga dan putranya, Sunan Muria juga masih bersaudara dengan keponakan Syekh Jumadil Kubro yang juga menemani aktivitas dakwah dan berdagang.

Keturunan dari Syekh Jumadil Kubro yang tidak fokus dalam dakwah kemudian dikenal sebagai raja dan sultan di wilayah Pattani, Kelantan, Mindanao sampai di Pulau Jawa.

Karena riwayatnya sangat penting, maka Syekh Jumadil Kubro sebagai leluhur Wali Songo sangat dihormati meskipun kiprahnya sudah berlalu ratusan tahun.

Orang-orang yang berziarah atau wisata religi biasanya membludak pada malam Jumat Legi dalam penanggalan Jawa, pada bulan Maulid, Rajab, begitu juga dengan malam-malam terakhir Ramadan yang diyakini sebagai turunnya Lailatul Qadar.