inspirasi
Ellora dan Ajanta, Gua Megah yang Menyimpan Warisan Seni India Kuno
Elllora dan Ajanta adalah gua di India yang dibangun dengan memahat tebingnya. Meskipun jarak keduanya kurang lebih 100 km, tapi sering disebut dalam satu kesatuan.
Keduanya termasuk pencapaian terbesar bangsa India kuno dalam seni.
Dibangun sejak 800 tahun yang lalu, Gua Ellora dan Ajanta terbentang pada permukaan batu besar dan penuh hiasan lukisan yang dianggap sebagai mahakarya kesenian Buddha.
Tidak hanya seni, tapi juga mencerminkan keberagaman agama di masyarakat India zaman dahulu.
Baca juga: Sejarah Piano, Diciptakan oleh Bartholomeo Cristofori di Italia
Terdapat lukisan yang menceritakan kisah legenda dan mitos di zaman kuno
Gua Ellora terdapat pahatan dan arsitektur mengagumkan dengan gabungan budaya Hindu, Buddha, dan Jainisme.
Sementara itu, Gua Ajanta penuh dengan deretan lukisan indah yang di dalamnya menggambarkan kisah legenda dan mitos di zaman kuno.
Gua Ajanta populer dengan 30 buah patung Buddha yang sudah ada sejak abad ke-2 SM dan masih bertahan sampai tahun 650-an Masehi.
Baik Gua Ellora maupun Gua Ajanta merupakan situs sejarah yang berlokasi di distrik Aurangabad, Maharashtra yang di dalamnya ada 34 ceruk gua dari penggalian bukit Charanandri.
Sempat dipakai tempat ibadah dan menunjukkan kerukunan umat beragama
Tidak hanya model arsitekturnya yang mencerminkan corak Hindu, Buddha, dan Jainisme. Bangunannya dulu juga sempat berfungsi sebagai tempat ibadah umat tiga agama.
Ketika mayoritas orang India berganti keyakinan menjadi agama Hindu, Gua Ellora maupun Ajanta sempat terabaikan sekitar 300 tahun.
Ellora dan Ajanta tidak hanya mewakili jiwa seni dan budaya bangsa India zaman dahulu, tapi juga tentang kerukunan umat beragama di India.
Gua Ajanta punya lima chaitya, yang tidak lain adalah ruang sembahyang. Atas dasar perintah pemimpin Dinasti Vakataka yaitu Kaisar Harishena, Gua Ellora dan Ajanta diperbaiki dan dilestarikan.
Baca juga: Bustan Al Katibin, Naskah yang Pertama Kali Mengatur Tata Bahasa Melayu
Sempat terbengkalai, akhirnya dirawat kembali pada masa pendudukan Inggris
Setelah Kaisar Harishena meninggal tahun 477 M, kedua gua kembali dibiarkan. Lebih dari seribu tahun terlewati setelah era Dinasti Vakataka, Inggris datang dan menduduki India.
Goa Ellora dan Ajanta ditemukan kembali pada 28 April 1819. John Smith, pejabat dari Inggris tidak sengaja melihat batu yang bentuknya mirip sepatu kuda saat berburu harimau.
Para ahli sejarah dan arkeologi di zamannya membuat kesimpulan bahwa gua yang ditemukan oleh John Smith punya hubungan dengan keberadaan Dinasti Vakataka.
Di dalamnya juga masih terlihat jelas lukisan kehidupan seorang Buddha Gautama dan cerita legenda Jataka. Sejak saa itu, Gua Ellora dan Ajanta ditata kembali dan dirawat seterusnya.
Banyak pelancong yang kagum dengan dekorasi di langit-langitnya
Karena nilai historisnya, sejak tahun 1983 Ellora dan Ajanta tercatat ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Cerita seputar gua yang ‘timbul tenggelam’ oleh zaman, tampaknya mempesona banyak orang untuk melihat langsung.
Tidak mudah dipercaya bahwa Ellora dan Ajanta memang digali secara vertikal dari batu. Ukiran dindingnya rumit dan dahulu dibuat dengan susah payah di lereng gunung.
Dekorasi langit-langitnya terdiri atas pola geometri dan bunga. Tidak sedikit yang melihat sendiri dan kemudian mengatakan bahwa istilah ‘gua’ cenderung kurang sesuai, karena lebih layak disebut kuil.
Masih terlihat nilai-nilai spiritual yang dimasukkan ke dalamnya, khususnya tentang toleransi saat berdampingan dengan umat agama yang berbeda.
0 comments