inspirasi
Hanya 38 Menit, Perang Inggris Melawan Zanzibar Jadi yang Tersingkat dalam Sejarah
Berbicara mengenai perang, yang dikenal banyak orang kemungkinan besar adalah Perang Dunia I yang terjadi pada 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918 atau Perang Dunia II yang terjadi pada 1 September 1939 hingga 2 September.
Kedua perang global tersebut terjadi dalam rentang waktu 4 hingga tahun. Namun ada satu peristiwa yang tak banyak diketahui orang, yaitu perang antara Inggris dan Zanzibar pada 1896.
Zanzibar merupakan wilayah semi otonom dari Negara Republik Persatuan Tanzania. Zanzibar sempat menjadi protektorat Britania Raya pda 1890 – 1963.
Tidak seperti perang lainnya yang berlangsung selama bertahun-tahun, perang ini tergolong unik lantaran hanya berlangsung selama 38 menit.
Alhasil, konflik yang melibatkan dua negara ini menjadi perang paling singkat di dunia. Bagaimana sih awal mula dari konflik ini? Simak selengkapnya.
Baca juga: Tak Bisa Warisi Tahta, Putri Jepang Ini Juga Terancam Jomblo karena Tak Ada Pria Bangsawan
Berawal dari wafatnya Sultan Hamad bin Thuwaini yang pro Britania
Seperti konflik lainnya, perang ini tentunya ada alasan yang melatarbelakanginya. Pada 1893, Hamad bin Thuwaini diberikan kedudukan karena mendukung pemerintah Inggris di daerah itu.
Hamad memerintah kurang lebih 3 tahun hingga 25 Agustus 1986 karena meninggal secara mendadak di istananya.
Tak diketahui dengan pasti penyebab kematiannya. Namun banyak yang menduga Hamad diracuni. Salah satu orang yang dicurigai adalah Khalid bin Barghash, sepupunya sendiri.
Tuduhan ini beralasan karena beberapa jam usai Hamad meninggal, Khalid langsung ke istana dan mengklaim dirinya sebagai Sultan, tanpa persetujuan Inggris.
Hal ini sangat bertentangan dengan perjanjian yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan posisi Sultan, harus mendapat persetujuan pihak Inggris.
Tindakan ini membuat Inggris berang dan Basil Cave, diplomat Inggris di Zanzibar mendesak Khalid membatalkan penunjukkan dirinya sebagai Sultan. Khalid mengabaikannya dan malah mengumpulkan pasukan.
Ribuan pasukan diturunkan dengan dilengkapi senjata hadiah diplomatik
Pada 25 Agustus, 3.000 pasukan berhasil diturunkan untuk mengamankan istana. Mereka juga dilengkapi dengan beberapa senjata dan meriam yang sebenarnya hadiah diplomatik untuk para Sultan dari tahun ke tahun.
Pihak Inggris juga sudah mempersiapkan dua kapal perang, HMS Philomel dan HMS Rush. Pasukannya juga bergegas melindungi Konsulat Inggris dan mejaga penduduk dari kerusuhan.
Basil Cave juga meminta kapal bantuan dari Inggris yang sedang berada di dekat wilayah itu, Sparrow HMS. Cave memang memiliki wewenang, namun ia tak mungkin memulai perang tanpa persetujuan pemerintah Inggris.
Ia akhirnya mengirim telegram ke Kementrian Luar Negeri Inggris di London. “Setelah semua upaya damai gagal memberi solusi, apakah kami mendapat otorisasi untuk melepaskan tembakan ke arab istana?” itulah isi telegramnya.
Cave juga memberi ultimatum kepada Khalid dan diabaikan. Keesokan harinya, dua kapal perang Inggris, HMS Racoon dan HMS St George memasuki Zanzibar.
Cave saat itu juga mendapatkan balasan telegram dari Kemenlu yang menyatakan Inggris memberikan otorisasi langkah apapun yang akan dilakukan dan didukung penuh.
Baca juga: Kisah Pilu Elisabeth Fritzl, 24 Tahun Disekap dan Diperkosa Ayah Kandung Hingga Lahirkan 7 Anak
Perang selama 38 menit dan memakan 500 korban jiwa
Usai mendapatkan balasan telegram, Cave memerintahkan Khalid meninggalkan istana pada 27 Agustus 1986 pukul 09.00 waktu setempat. Cave juga meminta kapal non militer untuk meninggalkan pelabuhan karena dikhawatirkan akan terjadinya perang.
Keesokan harinya, 1 jam sebelum tenggat waktu, Khalid memberikan jawaban kepada Cave. “Kami tak berniat untuk menurunkan bendera kami dan kami tak yakin anda akan menyerang kami,” jawab Khalid. Cave kembali menegaskan tak akan melepaskan tembakan ke istana kecuali Khalid menuruti sesuai perintah.
Pada 09.00, Cave akhirnya memerintahkan kapal-kapal perang Inggris memborbardir istana. Selang 2 menit, sebagian persenjataan Khalid sudah hancur, istana kayu sudah runtuh.
Khalid kabur meninggalkan prajuritnya yang mempertahankan istana lewat pintu belakang. Pukul 09.40 pasukan Inggris berhenti menembak dan bendera Sultan Khalid diturunkan. Perang berakhir hanya dalam waktu 38 menit.
Akhir cerita Khalid yang sempat diamankan oleh pihak Jerman
Korban yang jatuh cukup banyak yaitu 500 prajurit Khalid tewas dan terluka. Satu prajurit Inggris terluka ringan. Usai kaburnya Khalid, pemerintah Inggris memerintahkan Sultan Hamud sebagai pemimpin karena pro Inggris.
Sultan Hamud memerintah di Zanzibar selama 6 tahun. Sementara Khalid dan pengikut setianya kabur ke Konsulat Jerman.
Khalid juga sempat diselundupkan ke Tanzania yang saat itu menjadi koloni Jerman. Khalid berhasil ditangkap pemerintah Inggris pada 1916 dan dibuang ke Pulau St Helena. Khalid juga diizinkan pulang ke kampung halaman dan meninggal dunia pada 1927.
0 comments