inspirasi
Kaisar Qin Shi Huang, Sosok Bertangan Besi di Balik Pembangunan Tembok Besar China
Bangunan Tembok Besar China merupakan sebuah benteng yang terkenal paling panjang di dunia.
Di balik kemegahannya, ternyata ada sejarah kelam. Dalam masa pembangunannya, ada ratusan pekerja paksa yang meninggal.
Sejarah pembangunannya sendiri berlangsung ketika Kaisar Qin Shi Huang berkuasa. Tujuannya adalah untuk melindungi Dinasti Qin dari serangan musuh.
Ia merupakan seorang penguasa pada masa China kuno yang dianggap kuat dan sangat berpengaruh. Selain bertanggung jawab dalam pembangunan Tembok Besar China, ia juga menorehkan sejarah kontroversial.
Ambisinya adalah menyatukan seluruh kerajaan China dan juga ingin hidup selamanya. Sosoknya yang bertangan besi dikenal tidak takut musuh. Ia lebih takut menjadi tua dan akhirnya mati.
Ironisnya, impiannya untuk hidup selamanya itulah yang justru mengantarkannya pada maut.
Baca juga: Inkuisisi, Ketika Muslim dan Yahudi Sama-sama Terusir dari Eropa
Menjadi orang pertama yang mempersatukan kerajaan-kerajaan di China
Sebagai seorang kaisar yang pertama di daratan China, ia juga menjadi orang pertama yang mempersatukan kerajaan-kerajaan di China yang sering bertikai.
Wilayah kekuasaannya terbentang di sepanjang daratan China. Ia pun mengklaim diri sebagai perwakilan dari langit yang turun ke bumi.
Ia memaksa agar setiap kata-katanya menjadi hukum yang dipatuhi rakyatnya. Tak ada yang menentang dan berani menjatuhkannya.
Bahkan seluruh lawan-lawannya bisa kalah dan musnah. Bisa dibilang kalau musuh yang ditakutinya hanya satu, yaitu takut mati.
Seluruh karya dan ciptaan para cendekia dimusnahkan dengan cara dibakar
Bersama perdana menteri sekaligus penasihat kerajaan bernama Li Si, ia ciptakan banyak perubahan untuk meningkatkan persatuan, menjalankan reformasi pemerintahan, menerapkan tulisan dan alat ukur standar, dan juga melanjutkan pembangunan Tembok Besar China.
Ia juga takut terjadi pemberontakan dari rakyat yang berbeda pendapat. Ia pernah mengerahkan pasukan untuk membakar buku sejarah, sastra, dan filsafat.
Seluruh karya dan ciptaan para cendekia dimusnahkan, agar catatan pemikiran semua orang yang tak sepaham juga hilang.
Dengan kejamnya, ia pun nekat memerintahkan orang untuk mengubur hidup-hidup 460 cendekiawan setelah mereka gagal memperoleh ramuan untuk membuatnya jadi manusia yang abadi.
Baca juga: Shibam, Kota Kuno yang Memiliki Gedung Pencakar Langit Tertua
Sepanjang hidupnya terus penasaran dengan zat yang mencegah dari kematian
Ia sempat meminta para ahli kimia dengan tugas membuat obat apapun yang dapat menjadikannya sehat seterusnya.
Kaisar meminum apa saja yang diberikan oleh ahli kimia kepercayaannya, termasuk air botol yang penuh dengan merkuri.
Berulang kali mencoba obat atau ramuan agar ia tidak mati, tidak sakit, atau setidaknya tidak tua.
Tapi pada akhirnya, sebuah zat yang oleh tabib kerajaan disebut sebagai ‘obat keabadian’ itu justru menjadi penutup riwayatnya.
Ia masih terus penasaran dengan zat yang mencegahnya dari kematian. Setelah meminum ‘obat keabadian’, ia keliling kerajaan sambil membawa sebuah wadah kecil berisi merkuri yang akhirnya menewaskannya.
Ketakutannya terjadi juga akhirnya, karena ia meninggal pada usia yang baru 49 tahun.
Setelah meninggal, jasadnya sempat disembunyikan dan dikubur bersama ikan
Para penasihantnya ketakutan membayangkan kondisi yang terjadi ketika rakyat mengetahui bahwa ia sudah meninggal.
Kemudian seorang penasihat yang bernama Li Si berniat menyembunyikan tentang kematian kaisar. Beberapa bulan ia pura-pura seolah ia masih hidup.
Li Si sendiri mengeluarkan berbagai perintah yang seakan-akan disampaikan oleh kaisar.
Padahal jasadnya sudah ditutupi ikan-ikan busuk agar bau mayatnya tersamarkan karena sudah bercampur dengan bau ikan.
0 comments