inspirasi
Kisah Mpu Nala, Sosok Dibalik Tangguhnya Angkatan Laut Kerajaan Majapahit
Ketika menyebut tentang Kerajaan Majapahit di masa kejayaannya, mungkin yang akan langsung diingat adalah sosok raja Hayam Wuruk atau patih Gadjah Mada.
Memang benar, tapi ada satu lagi yang belum banyak dibahas yaitu sosok Mpu Nala. Keberadaannya sangat penting di balik keberhasilan Kerajaan Majapahit memperluas kekuasannya.
Meskipun hebat, tapi Mpu Nala tidak berjuang sendiri, ada angkatan laut dengan puluhan ribu prajurit.
Dengan kekuatan yang diatur dengan baik, Kerajaan Majapahit pun menjadi salah satu yang disegani di kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: Legenda Suku Blemmyes, Spesies Aneh yang Tidak Punya Kepala
Menjadikan lautan sebagai sumber penghidupan dan pertahanan bagi kerajaan Â
Untuk memahami pengaruh Mpu Nala di Kerajaan Majapahit, perlu diingat kembali seperti apa gambaran kekuatan Kerajaan Majapahit.
Menurut sejarahnya, Kerajaan Majapahit yang berpusat di wilayah Jawa Timur dahulu sangat bergantung pada lahan pertanian dan lautan.
Bagi Kerajaan Majapahit, lautan luas bukan sekadar jadi sumber penghidupan masyarakat karena tangkapan ikannya, tapi juga untuk sistem pertahanan kerajaan.
Tentang pertahanan di Kerajaan Majapahit, angkatan laut yang dimiliki kerajaan memang tangguh dan dilengkapi peralatan canggih untuk menghadapi berbagai situasi.
Peralatan yang canggih di masanya adalah meriam cet bang dan kapal laut yang dikenal dengan kapal Jung Jawa yang dibuat dengan bahan kayu terbaik.
Sosok Mpu Nala dipercaya untuk memilih bahan kayu dari pohon besar yang dirahasiakan tempat tumbuhnya, untuk membuat kapal Jung yang besar dan kuat.
Melancarkan misi untuk menaklukkan wilayah Nusantara bagian barat
Di puncak kejayaan, kekuatan Majapahit di Asia Tenggara memang dahsyat dan tidak tertandingi. Antara tahun 1339-1341 M, wilayah Nusantara bagian barat ke utara mampu ditaklukkan oleh armada Kerajaan Majapahit.
Pada buku karya WP Groeneveldt berjudul Nusantara dalam Catatan Tionghoa, wilayah yang pertama kali menjadi target Majapahit adalah Kerajaan Pasai.
Wilayah lain yang ditaklukkan berikutnya adalahn; Jambi, Palembang, Kedah, Kelantan, Langkasuka, Selangor, Tanjungpura, Kutai, dan Tumasik atau Temasek yang kini menjadi Singapura.
Tentunya pencapaian gemilang itu tidak tercapai tanpa keberadaan pemimpin yang cakap dalam menjalankan misi. Laksamana Mpu Nala menjadi sosok pemimpin berpengaruh pada angkatan laut Kerajaan Majapahit.
Selalu dilibatkan dalam beberapa bidang strategis di Kerajaan Majapahit
Dalam beberapa bidang strategis di kerajaan, ia memang selalu dilibatkan. Bahkan sebelum tiba masanya Patih Gajah Mada mempersatukan Nusantara dengan Sumpah Palapa, ia sudah berjuang ‘di belakang layar’.
Penuh keberanian, ia mengondisikan wilayah lautan Nusantara. Nama Laksamana Mpu Nala atau Senopati Sarwajala Mpu Nala mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Kerajaan Majapahit.
Bagaimana ia bisa memimpin angkatan laut Kerajaan Majapahit dan menaklukkan lautan luas di seantero Nusantara?
Ia memang terlahir di keluarga pelaut. Sejak kecil, ia sudah diajak oleh sang ayah menangkap ikan di laut.
Baca juga: Hy Brasil, Pulau Berkabut di Lepas Pantai Irlandia yang Hilang dari Peta
Kemampuannya makin terbentuk karena sering diajak ayahnya melaut
Karena seringnya diajak langsung, ia mulai mengembangkan minat, pengalaman, dan tanda kecerdasan saat membaca situasi lautan. Macam-macam tantangan di laut mulai dipelajarinya dengan baik.
Rasi bintang, pasang surut air laut, dan arah sinar matahari ia perhatikan dengan baik. Laut Nusantara yang ganas dan sering tidak terduga menjadikannya terbentuk jadi sosok tangguh dan cerdik merancang strategi di lautan.
Pada masanya, tidak seorang pun mampu menyaingi keahliannya untuk menaklukkan lautan.
Menjalankan misi bersama Gadjah Mada untuk mempersatukan Nusantara
Karena kuatnya posisi angkatan laut Kerajaan Majapahit, maka Patih Gadjah Mada bisa lebih percaya diri salam mengucapkan Sumpah Palapa.
Pada tahun 1343 ia kembali mendukung misi kerajaan untuk memperluas ke wilayah timur dari Bali sampai Sulawesi.
Setelah ia meninggal, perannya dilanjutkan oleh keturunannya, Mpu Nala II meskipun pencapaiannya tidak begitu maksimal karena memang kondisi kerajaan yang mulai mengalami krisis.
Bagaimanapun, sosoknya termasuk yang paling berjasa dalam mempersatukan Nusantara.
0 comments