inspirasi
Kisah Myrmidon, Pasukan Tangguh Perang Troya yang Berasal dari Semut Pekerja
Dalam literatur Yunani kuno, semut sering ditampilkan sebagai kelompok yang rajin dan pekerja keras. Kecenderungannya berkelompok bahkan mampu melakukan sesuatu yang tidak terbayangkan yaitu berperang.
Begitu juga Myrmidon yang kisahnya menyangkut semut yang berubah jadi manusia kemudian menjadi prajurit. Budaya kuno Yunani tampaknya juga memposisikan semut mirip manusia.
Bahwa semut juga hidup berkelompok, menghabiskan hari-hari untuk mengumpulkan makanan lalu membawa pulang.
Baca juga: Sejarah Piano, Diciptakan oleh Bartholomeo Cristofori di Italia
Kehidupan semut dianggap mirip seperti manusia yang bisa berkonflik
Kisah Myrmidon adalah campuran antara mitos dan sejarah yang memperkaya cerita-cerita mitologi Yunani dan menjelaskan filosofi kehidupan semut.
Asal usul istilah Myrmidon sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti manusia semut.
Akar kata Myrmidon berasal dari myrmex yang berarti semut. Sebelum kemunculan Myrmidon, semut-semut sudah dianggap sebagai hewan yang bisa terlibat konflik antar kelompok seperti manusia.
Dalam myrmecology atau studi ilmiah tentang semut, sudah pernah dipelajari bahwa kehidupan semut mirip manusia, walau mungkin tidak disadari oleh orang-orang zaman dahulu.
Semut juga bisa memperbudak semut lainnya. Dikisahkan bahwa Myrmidon adalah pejuang tangguh dari Thessaly yang ikut bertempur bersama Achilles selama Perang Troya.
Myrmidon kemudian dianggap sebagai salah satu prajurit terbaik di Yunani yang terkenal dengan baju besi berwarna hitam.
Kemunculan Myrmidon berawal dari mimpi dewa sungai di Pulau Aegina
Dari mana Myrmidon berasal? Pada awalnya Myrmidon adalah semut-semut pekerja di Pulau Aegina yang ditakdirkan berubah menjadi manusia.
Pulau Aegina sendiri merupakan tempat tinggal bagi dewa sungai, yakni Aeacus dan putra-putranya, Telamon dan Peleus. Suatu hari Pulau Aegina terkena wabah dan Aeacus memohon kepada Zeus agar pulau bisa dihuni kembali.
Aeacus kemudian bermimpi melihat barisan semut di pohon yang berubah jadi manusia. Pagi harinya, Aeacus dan putra-putranya bertemu kelompok manusia yang mengaku menjadi pasukan atau anak buah Aeacus.
Kelompok manusia yang ditemui Aecus dinilai rajin dan pantang menyerah saat diberi tugas. Aeacus menyebut kelompok manusia yang ditemuinya sebagai Myrmidon, merujuk pada petunjuk dalam mimpinya.
Baca juga: Ellora dan Ajanta, Gua Megah yang Menyimpan Warisan Seni India Kuno
Pasukan Myrmidon berbaris rapi dan memenangkan setiap peperangan
Suatu hari Aeacus meninggalkan putra-putranya dari Aegina. Beberapa Myrmidon pergi bersama Peleus untuk ikut menaklukkan Thessaly.
Di Thessaly, Peleus menikahi peri Thetis, kemudian keduanya memiliki putra bernama Achilles.
Ketika sudah dewasa, Achilles memimpin kelompok Myrmidon menjadi pasukan Perang Troya yang menyeberangi Laut Aegea.
Myrmidon yang jumlahnya banyak memang sangat kuat karena berbaris rapi seperti barisan semut pekerja.
Para Myrmidon yang memakai baju besi berwarna hitam membantu Achilles menaklukkan kota-kota dan memenangkan setiap pertempuran sampai beberapa tahun.
Menjadi kuat karena jumlahnya banyak, fisiknya kuat, dan barisannya rapi
Selain menjadi bagian dari mitologi Yunani, Pulau Aegina berlokasi di Yunani dan berjarak 27 km dari kota Athena. Pulau Aegina sudah dihuni oleh penduduk sejak periode Neolitikum antara 10.000-12.000 tahun yang lalu.
Sampai tahun 1700-1500 SM, pulau Aegina menjadi lokasi yang memiliki perbendaharaan emas berlimpah dan sempat menjadi benteng pelindung kekayaan penguasa setempat.
Lalu apakah Myrmidon juga ada di dunia nyata dan menjadi pasukan perang Troya?
Meskipun diperkirakan perang Troya pernah terjadi pada abad ke-12 SM, tapi sumber yang lebih kuat menyatakan bahwa perang Troya adalah bagian dari cerita legenda Yunani.
Bagaimanapun, kisah Myrmidon memberi inspirasi bahwa pasukan semut mampu menjadi kuat untuk mengalahkan lawannya hanya dengan mengandalkan jumlah, kekuatan fisik, dan barisan yang rapi.
0 comments