inspirasi
Mengenal Jeet Kune Do, Seni Bela Diri yang Diciptakan oleh Bruce Lee
Nama Bruce Lee mungkin lebih terkenal sebagai seorang aktor laga yang legendaris, tapi ia juga seorang pelatih bela diri.
Sebagai murid dari Ip Man yang menekuni bela diri Wing Chun, Bruce Lee juga mempraktikkan taekwondo, tinju, karate, jujitsu, judo, dan beberapa cabang lain.
Masing-masing cabang bela diri memiliki keunikannya sendiri. Dari semua yang dipelajari, diciptakanlah seni bela diri baru bernama Jeet Kune Do.
Dalam Bahasa Kanton, Jeet Kune Do disebut Jit kyùn dou dan dalam Bahasa Mandarin disebut Jié quán dà o.
Baca juga: Mesopotamia, Wilayah Peradaban Kuno yang Makmur Karena Aliran Sungai
Didirikan setelah Bruce Lee pindah ke Amerika dan membuat sekolah bela diri
Jeet Kune Do didirikan tahun 1967, sebelum nama Bruce Lee terkenal sebagai ikon bela diri di dunia internasional.
Seni bela diri ini mulai dipraktikkan setelah Bruce Lee pindah ke Amerika Serikat meninggalkan tanah kelahirannya di Hong Kong.
Begitu pindah ke Amerika Serikat sejak tahun 1964, ia mendirikan sekolah bela diri yang diberi nama Lee Jun Fan Gung Fu Institute atau Institut Kung Fu Lee Jun Fan. Lee Jun Fan adalah nama asli Bruce Lee.
Di sana diajarkan Wing Chun dan beberapa bela diri yang dimodifikasi menjadi Jeet Kune Do. Sekolahnya untuk siapa saja yang berniat belajar bela diri, termasuk beberapa artis Hollywood.
Latihan Jeet Kune Do bersama Bruce Lee bukan semata-mata agar muridnya jadi petarung, tapi juga sebuah seni pengembangan diri.
Merupakan penyederhanaan beberapa cabang yang lebih mudah dikuasai
Bruce Lee yang sudah mempraktikkan banyak cabang bela diri dan menilai bahwa gaya Kung Fu yang pernah dilakukannya begitu kaku.
Karena itulah, mulai dikembangkan gaya baru di Lee Jun Fan Gung Fu Institute yang kemudian menjadi cikal bakal Jeet Kune Do.
Pada dasarnya Jeet Kune Do tidak membatasi para pemain bela diri dalam hal strategi untuk menghadapi serangan.
Pada tahun 1971, seperti dimuat di majalah Black Belt, Bruce Lee mengatakan bahwa dirinya tidak menemukan sebuah gaya yang baru, melainkan hanya mencampur dan memodifikasi.
Tujuannya adalah untuk dapat membebaskan orang dari gaya, pola-pola, atau doktrin yang membatasi.
Dengan kata lain, Jeet Kune Do merupakan perpaduan sekaligus penyederhanaan dari beberapa cabang bela diri yang lebih mudah dikuasai.
Baca juga: Adam’s Bridge, Jembatan Penghubung India dan Srilanka yang Masih Misterius
Dilakukan dengan gerakan minimal, kekuatan maksimal, dan kecepatan kilat
Prinsip dalam Jeet Kune Do yang penting adalah fokus pada kemampuan terbaik masing-masing, jadi para pemain bisa menjadi dirinya sendiri.
Dalam menghadapi lawan, pemain bela diri sebisa mungkin meminimalkan gerakan, dengan kekuatan maksimal, dan dengan kecepatan kilat.
Hal ini sesuai dengan reputasi Bruce Lee yang terkenal dengan gerakannya yang cepat.
Agar kekuatan maksimal, tangan yang lebih kuat diletakkan di depan, sedangkan yang lemah di belakang.
Meskipun konsep utamanya dari Wing Chun gerakan Jeet Kune Do banyak dipengaruhi oleh anggar dan tinju.
Posisi kuda-kuda dilakukan sedemikian rupa dengan teknik anggar, tinju, dan juga Wing Cun.
Pemain boleh melakukan apapun yang dibutuhkan demi melindungi dirinya, mengabaikan dari mana tekniknya berasal.
Sempat dipandang kotroversial, akhirnya diterima dan diakui secara internasional
Karena sejak awal dibuat fleksibel, Jeet Kune Do tidak ditujukan untuk menghafal bentuk gerakannya. Kemampuan reaksi spontan dan intuisi dalam bergerak juga sangat membantu.
Yang penting tidak terlalu kaku saat berdiri di depan lawan. Meskipun lebih efisien dan bebas, metode yang diperkenalkan Bruce Lee dalam beberapa hal terkesan kontroversial.
Banyak pelatih di perguruan tradisional yang kurang setuju pada gagasannya. Tapi tetap bisa berkembang, termasuk di Indonesia sejak tahun 1990-an.
Beberapa  tempat latihan Jeet Kune Do Indonesia sudah ada di beberapa kota besar di Jawa seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang.
Untuk kompetisi, seni bela diri ini sudah terdaftar dalam event nasional dan internasional.
0 comments