inspirasi
Mengenal Shamisen, Alat Musik Tradisional Jepang yang Dimainkan Geisha
Jepang memiliki banyak alat musik tradisional, contohnya shamisen. Alat musik mirip gitar tradisional ini memiliki dawai.
Saat dimainkan, suaranya terdengar mirip dengan musik banjo di Amerika. Ternyata alat musik ini sudah dimainkan di Jepang sejak abad ke-17 dan menjadi alat musik andalan para geisha untuk menghibur tamu.
Eksistensinya di zaman sekarang menjadi penting untuk melestarikan kesenian tradisional Jepang.
Baca juga: Sosok Isabel Peron, Wanita Pertama di Dunia yang Menjadi Presiden
Selain memiliki bentuk yang artistik, cara untuk memainkannya juga unik
Sebutan untuk shamisen di masyarakat Jepang ternyata berbeda-beda. Di era musik Jepang modern, alat musik ini juga disebut dengan san-gen.
Khusus di daerah Okinawa, shamisen terkenal dengan sebutan shasin. Yang pasti, keunikannya terdapat pada bentuknya yang indah, artistik, dan cara mainnya yang unik yaitu bisa dipetik atau dipukul.
Shamisen termasuk ke dalam instrumen lute yang punya leher panjang, tiga dawai, dan ketebalan dawainya berbeda-beda. Dawai yang tipis mengeluarkan nada tinggi, dan yang tebal mengeluarkan nada rendah.
Ada beberapa cara untuk menikmati permainannya. Bisa dimainkan sendiri atau bersama-sama di dalam pertunjukan.
Bisa menghasilkan bunyi yang indah saat dimainkan bersama alat musik modern
Shamisen di zaman dulu sering dimainkan dalam kesenian kabuki atau teater tradisional Jepang. Tapi juga sering dimainkan dalam pertunjukan besar bersama lagu-lagu atau tarian kontemporer.
Sebagai alat musik tradisional, shamisen termasuk bisa beradaptasi dan tidak tergeser begitu saja oleh alat musik modern.
Dengan ciri khasnya, shamisen dan alat musik modern justru mampu menghasilkan alunan yang lebih indah saat dimainkan bersama.
Pemain shamisen profesional bisa menampilkan sesuatu yang kekinian tanpa meninggalkan ciri khasnya.
Jika di zaman dahulu populer dimainkan oleh para geisha, di zaman modern alat musik ini punya penggemarnya sendiri di seluruh dunia.
Baca juga: Mengenal Ibnu Majid, Pelaut Muslim dan Penemu Gagasan Kompas Modern
Banyak anak muda Jepang yang merasa bahwa belajar shamisen itu tidak mudah
Akar sejarah alat musik ini berasal dari bangsa lain di zaman kuno. Bangsa Mesir kuno ternyata diketahui jauh lebih dulu menciptakan instrumen yang begitu shamisen.
Diyakini bahwa gagasan awal pembuatan alat musik petik tradisional merambah ke Asia melalui Timur Tengah terlebih dahulu. Ada juga kemungkinan shamisen terpengaruh instrumen sejenis dari China.
Memang benar bahwa pada dasarnya alat musik ini bisa beradaptasi dengan musik modern, dan menjadi harmoni tersendiri saat dimainkan bersama. Tapi kenyataannya, penggemarnya lebih banyak golongan yang sudah tua.
Banyak anak muda Jepang yang kurang tertarik untuk mempelajarinya, salah satunya karena memang tidak mudah memainkannya.
Saat main shamisen, dibutuhkan alat petik bachi atau sejenis pick pada gitar. Bachi untuk memetik dawainya lebih besar dari pick gitar. Banyak mengalami penurunan jumlah produksi selama masa pandemi.
Permintaan produksinya berkurang karena banyak pertunjukan yang dibatalkanÂ
Bagaimana masa depannya sebagai alat musik tradisional yang sudah berusia ratusan tahun? Tidak hanya dari segi minat anak muda, ternyata alat musik ini belum dapat dipastikan perkembangan selanjutnya.
Menurut sebuah perusahaan manufaktur di kota Tokyo yang sudah puluhan tahun jadi langganan membuat shamisen berkualitas terbaik, akibat pandemi tahun 2020 permintaannya pun ikut berkurang.
Alasannya adalah banyak pertunjukan yang dibatalkan dan banyak orang yang sedang memprioritaskan hal lain, dan bukan untuk hiburan shamisen.
Meskipun sulit, tapi sepertinya tetap ada kelompok anak muda optimis yang berusaha bergerak
untuk melestarikan budaya sekaligus mendukung kreativitas seniman shamisen.
Beberapa gerakan justru berasal dari luar Jepang yang berusaha mengenalkan alat musik ini ke seluruh dunia.
0 comments