inspirasi

Mengenal Tardigrada, Beruang Air yang Pernah Pergi Sampai ke Bulan

Penulis:   | 

Seperti apa kira-kira kalau ada beruang yang ikut pergi ke bulan? Tentunya bukan beruang biasa yang biasa diketahui manusia.

Seekor hewan bernama tardigrada atau tardigrades merupakan makhuk kecil seukuran kutu. Meskipun sangat kecil, ternyata tardigrada begitu tangguh.

Meski tanpa air selama 10 tahun, tetap bisa hidup. Pada kondisi normal, tardigrada hidup sebagai pemakan lumut.

Baca juga: Mengenal Jeet Kune Do, Seni Bela Diri yang Diciptakan oleh Bruce Lee

Meskipun kecil, tapi termasuk makhluk hidup paling kuat di bumi

Mengenal Tardigrada, Beruang Air yang Pernah Pergi Sampai ke Bulan

(foto: calnature)

Ada lebih dari seribu spesies tardigrada di bumi yang sudah diketahui. Tapi semuanya memiliki kesamaan yaitu berukuran kecil.

Sebagai hewan mikroskopis, rata-rata ukuran panjangnya 0,3-0,5 mm.

Ukurannya paling besar adalah 1,5 mm yang dicapai setelah dewasa. Binatang ini memiliki delapan kaki kecil tapi berisi,  tampak agak kaku, tapi juga menggemaskan.

Meskipun kecil, tapi tardigrada termasuk makhluk hidup paling kuat di dunia karena bisa bertahan hidup sampai 10 tahun tanpa air. Bukti kekuatannya yang lain adalah ketika terkena radiasi ion.

Paparan sinar X dan sinar Gamma sangat bahaya untuk manusia, tapi tidak berbahaya untuknya.

Mampu bertahan hidup dalam keadaan kering bertahun-tahun

Mengenal Tardigrada, Beruang Air yang Pernah Pergi Sampai ke Bulan

(foto: ultraphyte)

Sebenarnya habitatnya adalah di air, misalnya di air tawar, tempat berlumut, daerah kutub, dan lingkungan basah lain.

Itulah mengapa hewan unik ini sering disebut dengan beruang air (water bears).

Supaya bisa terus aktif, tardigrada memang butuh dikelilingi air. Tapi uniknya, hewan ini juga ditemukan di banyak habitat lain, mulai dari dasar laut sampai puncak pegunungan.

Saat hidup di lautan, tardigrada juga menjadi ancaman tersendiri. Giginya yang tajam dapat mengoyak spesies alga dan hewan kecil lainnya.

Meskipun berada di lingkungan dengan tekanan dan suhu ekstrem, hewan unik ini juga bisa tetap hidup sampai 30 tahun dan lolos dari kepunahan.

Yang lebih menakjubkan adalah bahwa tardigrada juga bertahan hidup di luar angkasa.

Baca juga: William Shakespeare, Penulis Romeo and Juliet yang Dikenang Sepanjang Masa

Masih tetap hidup setelah dibawa ke dalam ekspedisi luar angkasa

Mengenal Tardigrada, Beruang Air yang Pernah Pergi Sampai ke Bulan

(foto: acs)

Melalui rekam jejak Arch Mission Foundation tahun 2007, hewan ini pernah diikutsertakan dalam ekspedisi ke bulan dan bertahan sampai ekspedisi selesai.

Ada pemberitaan bahwa meskipun sebagian ekspedisi tidak berjalan sesuai tujuan utama, tapi hewan ini masih tetap hidup.

Tardigrada yang dibawa ke luar angkasa adalah dalam kondisi kering dan dilindungi batu permata buatan.

Rata-rata makhluk hidup dari bumi tidak mampu hidup kembali setelah dibawa ke luar angkasa, dikeringkan, atau hibernasi yang benar-benar tanpa air.

Tapi hewan ini berbeda karena bisa melakukan hibernasi yang ekstrem untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

Saat proses hibernasi, tardigrada menarik kaki dan kepalanya ke dalam. Tubuhnya benar-benar dalam kondisi kering dan seperti mati suri bertahun-tahun.

Keberlangsungannya baru terancam karena pemanasan global berkepanjangan

Mengenal Tardigrada, Beruang Air yang Pernah Pergi Sampai ke Bulan

(foto: smithsonian)

Apakah tardigrada tidak punya kelemahan kecuali sudah saatnya mati? Tenyata ada kelemahan untuk beberapa spesiesnya terhadap suhu panas.

Ada penelitian yang mencatat tentang zat bioprotectant dalam tubuhnya yang bekerja untuk menstabilkan asam, protein, dan juga lipid.

Zat itulah yang membuatnya terlindungi dari panas serta agar dapat hidup kembali setelah kering bertahun-tahun.

Studi lain juga menunjukkan bahwa saat hewan ini terkena paparan suhu tinggi, maka beberapa protein jadi tidak stabil dan keberlangsungannya akan terancam perlahan-lahan.

Jadi meski tardigrada termasuk sangat kuat, kekuatannya akan diuji jika terjadi perubahan iklim global berkepanjangan.

Mempelajari kehidupannya juga membantu para peneliti dalam memahami perubahan iklim.