inspirasi
Kisah Nabi Saleh yang Diberikan Mukjizat Seekor Unta Betina
Nabi Shaleh adalah salah satu utusan Allah yang ditugaskan untuk berdakwah di tengah-tengah kaum Tsamud.
Selama mengemban amanah dakwah di Al Hijr, ada beragam peristiwa yang sangat menguji kesabaran.
Kaumnya yang terkenal andal dalam memahat batu dan mendirikan bangunan ternyata tidak seimbang dalam hal keimanan yang dimiliki.
Selain menjadi penyembah berhala, kaum Nabi Saleh juga zalim dan kufur. Mukjizat Nabi Saleh berupa unta betina justru disia-siakan.
Baca juga: Asal Usul Istilah Wkwkwk, Ekspresi Tawa Khas Indonesia
Nabi Saleh pada awalnya termasuk disegani di tengah-tengah kaumnya
Nabi Saleh adalah putra Ubaid bin Tsamud yang juga merupakan keturunan dari Nabi Nuh.
Keluarganya memang termasuk disegani di antara kaum Tsamud. Di dalam Alquran namanya diposisikan sebagai saudara kaum Tsamud.
Kaumnya ternyata tidak terlihat seperti saudara karena ingkar, bersifat sombong, dan jauh dari ketaatan untuk menyembah Allah.
Pada masa awal ia diutus jadi nabi, kaumnya banyak yang menyembah berhala berbentuk batu besar, banyak maksiat, berbuat kerusakan, dan justru meragukan agama yang benar.
Kaumnya terbelah menjadi dua, yaitu golongan beriman dan yang masih ingkar
Saat kaumnya mulai terketuk hatinya untuk beriman, ternyata kaumnya terbelah menjadi dua kubu, yakni antara kubu yang sudah beriman dan yang masih terus menentang.
Kaum yang beriman dipimpin oleh Junda bin Amru, sedangkan kaum penentang dipimpin oleh Dzu’ab dan Rabbab.
Penentangnya sangat gigih untuk menghalangi jika ada penduduk kaum Tsamud yang mulai beriman.
Hingga terjadilah sebuah momen yang penting dan ‘sangat menentukan’ kondisi umat.
Kaumnya yang sombong menantang untuk diperlihatkan sebuah mukjizat seperti dijelaskan dalam surat Asy Syu’ara.
“Engkau hanyalah manusia seperti kami, maka datangkanlah sesuatu mukjizat jika engkau termasuk orang yang benar.” (QS Asy Syuara: 154)
Ternyata kaumnya meminta seekor unta betina hamil yang dikeluarkan dari bukit berbatu.
Diberikan mukjizat berupa unta betina ajaib yang keluar dari batu besar
Atas kehendak Allah, batu pun terbelah dan muncullah unta betina seperti permintaan kaumnya.
Sebagian kaumnya terperanjat setelah melihat peristiwa tersebut, kemudian menyatakan keimanan.
Tapi, kebanyakan masih menganggapnya sebagai sihir yang mengelabuhi. Kepada kaumnya, ia meminta supaya unta tersebut tidak disentuh atau diganggu dan membiarkan unta makan dengan bebas.
Peringatan tersebut penting karena unta betina yang merupakan mukjizat bisa memenuhi kebutuhan susu seluruh kaum Tsamud.
Kemungkaran kaumnya belum berhenti, meskipun mukjizat unta sudah diberikan.
Baca juga: Kisah Nabi Yusuf, Pernah Dibuang ke Sumur dan Bisa Menafsirkan Mimpi
Kaumnya tega membunuh unta betina karena dianggap mengganggu ternak lainnya
Mukjizat unta betina ajaib juga membuat kaumnya terbagi jadi dua. Ada yang meyakininya sebagai tanda kebesaran Allah, ada juga yang tetap ingkar dan acuh tak acuh.
Sudah diperingatkan untuk menyentuh, tapi justru makin bertambah zalim dan mengganggu unta betina.
Unta betina yang sudah Allah berikan dianggap sebagai pengganggu untuk hewan ternak lainnya.
Lebih keji lagi, para pemimpin kaumnya berencana membunuh unta betina. Rencana pembunuhan unta bahkan dibuat sayembara yang menawarkan hadiah besar.
Ketika malam hari tiba, ada beberapa pemuda dari kaumnya yang yang melancarkan aksi untuk membunuh unta betina ajaib.
Unta diawasi ketika akan minum, dipanah betisnya, dan ditikam dengan pedang di bagian perut.
Allah memerintahnya untuk pergi meninggalkan kaumnya sebelum terkena azab
Kaumnya semakin melampaui batas karena setelah berhasil membunuh unta, juga menantang datangnya azab.
Ia memperingatkan kaumnya sekali lagi untuk tobat agar tidak kena azab. Allah memerintahnya untuk meninggalkan Al Hijr dan kaumnya yang telah sesat dan terus menerus memberi ancaman.
Dari kisah Nabi Saleh, banyak teladan yang bisa dipetik untuk menambah keimanan dan rasa syukur atas apa yang sudah Allah berikan.
Setelah meninggalkan kaumnya yang diazab, disebutkan bahwa Nabi Saleh wafat di Yaman dalam usia ke-280 tahun.
Al Hijr yang menjadi tempat berdakwah Nabi Saleh sekarang dikenal dengan Hegra atau Madain Shalih yang berarti kota Nabi Saleh yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia.
0 comments