inspirasi
Pulau Hashima, Pulau Hantu di Jepang yang Punya Sejarah Kelam
Lokasi yang terlihat mirip kota hantu ini bernama Pulau Hashima. Terletak di lepas pantai 20 km dari Nagasaki, populasi penduduk di sini mencapai lebih dari 5.000 jiwa.
Tapi itu dahulu kala, kini Pulau Hashima kosong tanpa penghuni. Ukuran pulau ini juga kecil. Garis pantainya tidak lebih dari 1,2 km.
Suasana di antara puing-puing bangunan menjadikan kota ini angker dan cenderung mencekam. Padahal pulau yang memiliki luas sekitar 6,3 hektar ini dulunya lebih padat daripada Tokyo.
Namun setelah tahun 1974 tempat ini ditinggal seluruh penduduknya, jadi sering disebut pulau hantu.
Baca juga: Jesse Owens, Atlet Kulit Hitam yang Mempermalukan Hitler di Negeri Sendiri
Dahulu pulau ini dihuni oleh para pekerja tambang
Pulau yang tak berpenghuni ini dulunya adalah tempat tinggal penambang batu bara bawah laut, yakni tahun 1887-1974. Kejayaannya dimulai pada saat penguasa Fukuoka dan Saga menemukan cadangan batu bara berskala besar.
Tercatat pada tahun 1890 Pulau Hashima dibeli perusahaan Mitsubishi, saat itu di sana dihuni para pekerja tambang beserta keluarganya.
Bukan hanya dari dalam negeri Jepang sendiri, para pekerja itu banyak yang berasal dari Korea dan China.
Memiliki sejarah kelam tentang para pekerja paksa
Meskipun industrinya menguntungkan pada masanya, sejarah tentang nasib pekerja di pulau ini juga mengenaskan. Memang difasilitasi dengan mewah, tapi orang-orang bekerja dalam kondisi yang ekstrim.
Kurangnya pengamanan kerja juga banyak merenggut nyawa pekerjanya. Saat itu bertepatan Perang Dunia II. Beberapa orang dari China dan Korea cenderung dibuat kerja paksa sebagai buruh tambang batu bara.
Tahun 2015, UNESCO sempat menobatkan pulau bersejarah ini sebagai warisan dunia. Tapi, karena menyimpan cerita kelam para pekerja, penobatan ini menimbulkan kontroversi.
Saat cadangan batu bara sudah habis, para penduduknya pergi meninggalkan pulau
Setelah puluhan tahun dihuni para pekerja, 1974 akhirnya Pulau Hashima ditutup. Proyek tambang batu bara pun dihentikan karena sudah tidak ada lagi batu bara tersisa di wilayah itu.
Saat penduduk meninggalkan tempat itu, akhirnya Pulau Hashima benar-benar kosong tanpa penghuni.
Bahkan sebagian besar bangunannya rusak karena ada badai besar yang menerjang pulau ini dan menimbulkan kerusakan fasilitas yang pernah dibangun.
Penduduknya meninggalkan pulau dan sebagian besar kembali ke negara masing-masing. Sejak saat itu, Pulau Hashima dibiarkan kosong sampai 35 tahun kemudian.
Baca juga: Mengenal Alex Kawilarang, Perintis Kopassus yang Pernah Menemukan Harta Karun Jepang
Mendapat julukan pulau kapal perang berhantu
Sebenarnya Pulau Hashima punya nama lain yaitu Gunkajima, yang berarti pulau kapal perang. Gunkan artinya kapal perang dan jima artinya pulau. Dilihat dari jauh memang pulau ini berbentuk mirip siluet sebuah kapal perang.
Tapi ketika wilayah ini tidak lagi memiliki kehidupan, kecuali reruntuhan gedung, jalan rusak, dan tumpukan batu, pulau kapal perang ini dipercaya oleh masyarakat sekitarnya sebagai tempat berhantu.
Bahkan ada cerita yang berkembang, ketika nelayan setempat mendekati pulau dan seolah melihat orang-orang berkumpul di sana.
Pulau yang biasanya sepi terlihat ramai orang berpesta. Walau beberapa menit kemudian setelah diperiksa penjaga pantai, penampakan itu hilang. Gunkanjima tetap kosong dan sepi.
April 2009 mulai terbuka untuk wisatawan
Sepanjang 35 tahun terbengkalai, gedung-gedung tinggi di pulau itu dibiarkan saja sampai rusak dan nyaris runtuh. Otomatis pulau ini semakin menyeramkan dan misterius.
Baru kemudian bulan April 2009, timbul ketertarikan para wisatawan untuk melihat bekas penambangan ini.
Pemerintahan Nagasaki pun membangun sebuah dermaga kecil di sebelah selatan pulau. Akses transportasi ke pulau ini bisa ditempuh dengan kapal selama tiga jam perjalanan dari Nagasaki.
Selain dibuka untuk wisata, pulau Hashima atau Gunkanjima juga menjadi tempat syuting film. Salah satu yang terkenal adalah film Korea The Battleship Island yang diangkat dari kisah nyata zaman Perang Dunia II.
Buat yang suka sejarah dan petualangan, Pulau Hashima patut dikunjungi suatu saat nanti.
0 comments