5 Ilmuwan Muslim dan Penemuannya yang Mengubah Dunia

Sepanjang sejarah, ada banyak penemuan para ilmuwan yang mengubah dunia. Beberapa di antaranya adalah ilmuwan Muslim yang pemikiran dan karyanya masih berlaku untuk saat ini.

Kiprahnya jelas sangat besar pada masanya, meskipun sering kali namanya tidak sepopuler nama-nama ilmuwan barat.

Berbagai bidang pernah ditekuni mulai dari matematika, sains, penerbangan, kedokteran, sampai konsep pendidikan tinggi di universitas tertua di dunia.

Berikut ini adalah para ilmuwan muslim yang karya dan temuan-temuan pentingnya mampu memberikan perubahan pada dunia dan dinikmati oleh seluruh penduduk bumi.

Baca juga: Mengenal Handschar, Tentara Muslim yang Angkat Senjata di Barisan Hitler

1. Ibnu Firnas

(foto: kumparan)

Abbas Ibnu Firnas adalah seorang astronom, fisikawan, matematikawan, dan ahli penerbangan Muslim dari abad ke-9 dan sebagai pelopor pertama atas pengembangan alat penerbangan yang berhasil terbang.

Tapi, istilah ‘berhasil terbang’ dalam hal ini adalah menggunakan alat apa pun dan bukan harus berupa pesawat terbang dengan teknologi seperti yang ada sekarang.

Ibnu Firnas merancang alat bersayap menyerupai kostum burung pada abad ke-9. Percobaannya yang terkenal di dekat Cordoba, Spanyol.

Ia mampu terbang ke atas untuk beberapa saat, yaitu selama 10 menit sebelum jatuh ke tanah dan sebagian mematahkan punggungnya.

Walaupun alat terbang yang dibuatnya memang masih sederhana, keberhasilan Ibnu Firnas memberikan inspirasi bagi seniman dan ilmuwan-ilmuwan barat untuk mengembangkan pesawat.

2. Al-Khawarizmi

(foto: republika)

Dalam dunia matematika tentunya tidak asing dengan pelajaran aljabar yang hingga kini masih dipelajari.

Aljabar dikembangkan oleh ilmuwan Muslim serta ahli matematika, Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi yang hidup dari 780-850 di Persia dan Irak.

Kata aljabar berasal dari judul risalah atau buku monumentalnya terkenal matematika abad ke-9 yang terkenal Kitab al-Jabr Wa l-Mugabala yang diterjemahkan secara kasar sebagai Kitab Penalaran dan Penyeimbangan.

Judul buku itu mengandung kata ‘al-jabr‘ yang bermakna penyeselesaian dan menjadi asal kata aljabar.

Al-Khawarizmi dalam buku itu menjelaskan bagaimana menggunakan persamaan aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk menyelesaikan masalah dunia nyata seperti perhitungan zakat dan pembagian warisan.

Dibangun di atas akar sistem Yunani dan Hindu, tatanan aljabar baru adalah sistem pemersatu untuk bilangan rasional, bilangan irasional, dan besaran geometris.

Ilmuan Muslim Al-Khwarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep menaikkan angka menjadi berpengaruh.

Tanpa karyanya dalam mengembangkan dan memanfaatkan aljabar, aplikasi praktis matematika modern seperti teknik, fisika, matematika, statistika tidak akan mungkin berkembang.

Baca juga: Sejarah Ragunan, Tanah Bangsawan yang Menjadi Kebun Binatang

3. Fatima Al Fihri 

(foto: dw)

Pendirian universitas pada tahun 859 tidak lepas dari seorang wanita muda bernama Fatima al-Fihri sebagai pendirinya dan pemberi gelar pertama di Frez, Maroko.

Awalnya, Fatimah al-Fihri hanya ingin mendirikan pusat pembelajaran bagi komunitasnya.

Adiknya Miriam mendirikan masjid yang berdekatan dan bersama-sama kompleks itu menjadi Masjid dan Universitas al-Qarawiyyin.

Hassani pun mengatakan, ia berharap pusat itu akan mengingatkan orang bahwa belajar adalah inti dari tradisi Islam dan bahwa kisah saudara perempuan al-Firhi akan menginspirasi wanita muda Muslim di seluruh dunia saat ini.

4. Ibnu Al-Haytam

(foto: detik)

Ibnu Al-Haytam adalah ilmuwan Muslim pertama yang mengembangkan kemampuan optik menjadi kamera. Dunia modern saat ini sudah tidak asing dengan kamera.

Sekitar pada awal tahun 100 M, Ibnu Al-Haytam hidup di tengah kota besar Kairo dan merupakan seorang ilmuwan yang paling terkemuka. Beliau mengembangkan bermacam-macam teori sains.

Al-Haytam mulai mempelajari kerja cahaya saat menjadi tahanan rumah pada saat Bani Fatimiah berkuasa. Penelitiannya sebagian terfokus pada bagaimana lensa pada kamera berfungsi.

Al-Haytam menjadi ilmuwan pertama juga menyadari bahwa ketika pin hole (lubang kecil kamera) di masukkan ke dalam lightproof (kotak hitam), maka akan memproyeksikan sebuah gambar.

Jika semakin kecil lubangnya, maka kualitas gambar yang dihasilkan pun semakin tajam. Tanpa adanya penelitian terkait penemuan kamera ini, maka zaman modern ini tidak akan pernah mengenal adanya kamera.

5. Ibnu Sina

(foto: rmol)

Salah satu ilmuwan besar Islam yang terkenal di dunia dalam bidang kedokteran adalah Ibnu Sina. Beliau adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter pada tahun 980-1037 M.

Ibnu Sina mampu menguasai beberapa cabang ilmu seperti kedokteran, fisika, astronomi hingga filsafat.

Beliau dinobatkan sebagai Bapak Kedokteran Modern karena karyanya dalam dunia medis yang sangat berpengaruh dalam dunia kedokteran modern.

Karyanya yang cukup terkenal adalah al-Qanun fi at-Tibb yang menjadi rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

The Book of Healing merupakan buku berisi kumpulan karya beliau dan menjadi ensiklopedia filosofis dan ilmiah serta The Canon of Medicine yang merupakan ensiklopedia medis.

Itulah para ilmuwan Muslim yang tercatat dalam sejarah dan penemuannya sangat penting bagi dunia sampai sekarang.