inspirasi
7 Publisher Game Asal Indonesia, Bisa Tembus Pasar Internasional
Sudah sejak lama Indonesia dianggap sebagai pasar dengan potensi yang besar untuk industri game. Tahun 2020 jumlah gamers di Indonesia mencapai angka 100 juta orang.
Jumlah ini membuat Indonesia menjadi negara dengan gamers terbanyak nomor satu di Asia Tenggara dan nomor enam di Asia.
Tapi anggapan itu perlahan-lahan memudar dengan banyaknya publisher game asal Indonesia yang muncul sejak kurang lebih sepuluh tahun terakhir.
Mereka melahirkan produk game buatan anak bangsa yang menarik dan seru untuk dimainkan.
Beberapa produk game dalam negeri pun ada yang berhasil mendunia dan dimainkan jutaan orang setiap hari. Setidaknya ada 7 publisher game asal Indonesia yang berhasil menembus dunia internasional.
Baca juga: Keunikan Meganeura, Serangga Paling Besar yang Hidup di Dunia
1. Digital Happiness
Digital Happiness adalah perintis game Dread Out, game horor yang sempat naik namanya di pasar Internasional setelah dimainkan oleh PewDiePie.
Diketahui, perusahaan ini mampu meraup keuntungan sebanyak US$ 14,99 juta dari hasil penjualan game horor tersebut di Steam.
Sebelum sukses seperti sekarang, Rachmad Imron selaku pendiri Digital Happiness mengatakan bahawa dia dan kawan-kawannya sempat mengalami kendala dalam pendanaan.
Saaat ini, mereka telah mengeluarkan sequel Dread Out 2 yang tak kalah seru dan menantang.
2. Touchten Games
Touchten Games didirikan oleh tiga orang bersaudara, yaitu Roki Soeharyo, Anton Soeharyo, dan sepupu mereka Dede Indrapurna.
Kerja sama mereka berhasil membuat Touchten menjadi publisher game yang disegani di Indonesia. Terutama setelah Sushi Chain dan Infinite Sky besutan mereka mendunia.
Sushi Chain, di tahun 2009 silam berhasil masuk di peringkat ke-25 dalam Top Overall Free App di App Store Amerika Serikat.
Lalu tiga tahun kemudian giliran Infinite Sky yang sukses masuk ke dalam Top 10 Free App di Itunes App Store.
3. Night Spade
Publisher game asal Bandung ini dimulai oleh sekelompok alumni jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung tahun 2010.
Mereka berhasil menciptakan dua game yang mendapatkan rating tinggi di Play Store dan Apple Store, yaitu Stack the Stuff serta Animal Pirates.
Sayangnya, sejak enam tahun yang lalu, Night Spade seperti hilang begitu saja.
Mereka tidak lagi menciptakan produk game sendiri, namun bertransformasi menjadi perusahaan yang fokus mengembangkan game buatan perusahaan lain.
4. Toge Productions
Publisher yang dirintis oleh Kris Antoni, Toge Productions, mulai mendapatkan tempat di industri game lokal setelah Infectonator ciptaannya sukses menyabet gelar Best Game of The Year dan Best Browser Strategy and Simulator tahun 2012 yang lalu.
Hal unik dari Toge Productions adalah mereka tidak menerima suntikan dana dari investor lokal dan asing. Perbedaan visi dan misi biasanya menjadi alasan utama kerja sama di antara Toge dan investor tidak terjalin.
Tapi, publisher ini berhasil bertahan dengan game online gratis yang populer di Facebook. Selain itu, mereka juga ikut menjadi investor bagi publisher game indie lain seperti Game Changer dan Mojiken.
Baca juga: Kerbau Tana Toraja, Berharga Ratusan Juta dan Dianggap Sakral
5. Kidalang
Mobile The Tizen App Challenge tahun 2014 yang digelar di Barcelona, Spanyol, menjadi saksi sejarah perjalanan publisher game Kidalang.
Kidalang, yang didirikan oleh Yohan Alexander dan Yusdi Salimen, berhasil menjadi juara dalam kategori Role Playing Game and Strategy.
Atas keberhasilannya, Kidalang mendapatkan hadiah sebesar USD 250.000 atau Rp3,2 miliar.
Nama Kidalang diambil dengan tujuan mengenalkan juga membawa unsur Indonesia ke Kancah dunia.
Hal ini bisa dilihat dari setiap game yang mereka ciptakan, di dalamnya sering terdapat unsur lokal mulai dari setting tempat, karakter, sampai nama masakan.
6. Solite Studio
Universitas Trunojoyo tentu merasa bangga kepada empat mahasiswanya, yaitu Asadullohil Ghalib, Tony Wijaya, Muhammad Bagus Muslim, dan Miftah Alfian Syah.
Mereka berhasil mendirikan publisher game mendunia bernama Solite Studio.
Melalui game andalan mereka Save the Hamster, publisher game asal Madura ini sukses menyabet penghargaan di ajang Microsoft Imagine Cup tahun 2013 yang lalu dan mendapatkan hadiah US$ 10 ribu.
Prestasi lain dari game ini adalah berhasil menembus angka 1 juta kali download di Windows Phone dalam kurun waktu dua tahun.
7. Agate Studio
Agate Studio adalah publisher game yang didirikan oleh 18 anak muda asal kota Bandung dan telah dikenal oleh dunia.
Agate, bisa dibilang merupakan salah satu publisher game raksasa yang rajin menciptakan game baru setiap tahunnya.
Didirikan sejak April 2009 yang lalu, Agate Studio pernah berhasil mendulang keuntungan sebanyak Rp14 miliar rupiah dari salah satu game mereka yang laku keras di pasaran.
Hingga saat ini setidaknya ada empat game besutan Agate Studio yang go international yaitu, Upin Ipin Demi Metromillenium, Up in Flames, eSports Saga, dan Earl Grey and this Rupert Guy.
Itulah tujuh publisher game asal Indonesia yang sempat dikenal dunia. Kira-kira kamu sudah pernah memainkan yang mana?
0 comments