inspirasi
Cerita di Balik Anak Gimbal, Tradisi Unik Masyarakat Dieng
Wilayah dataran tinggi Dieng adalah salah satu tempat di Jawa Tengah yang kaya dengan warisan sejarahnya. Daerahnya berupa pegunungan dan terdapat puluhan situs candi peninggalan peradaban kuno.
Kehidupan masyarakat di sana masih diselimuti legenda dan mitos tentang kekuatan gaib. Contohnya adalah fenomena anak-anak dengan rambut gimbal yang juga sering disebut dengan bocah gembel.
Anak-anak gimbal pada umumnya bertempat tinggal di Dieng dan setiap tahun ada ritual khusus yang harus dilakukan. Beginilah cerita di balik anak-anak gimbal Dieng.
Baca juga: Sejarah Piala Oscar, Penghargaan Bergengsi di Dunia Perfilman
Masyarakat percaya bahwa mereka adalah anak yang terpilih di lingkungannya
Dipercaya bahwa sejarah munculnya rambut gimbal di Dieng adalah peninggalan dari kerajaan Mataram atau bahkan lebih tua dari itu.
Kehidupan warga masyarakat di Dieng yang merawat peninggalan masa lalu masih berlanjut sampai di zaman sekarang, khususnya saat memandang anak kecil berambut gimbal, walau rambutnya tidak diapa-apakan sebelumnya.
Mereka dianggap istimewa dan ‘terpilih’ karena tidak sembarang anak kecil diberi rambut dengan wujud gimbal.
Bahkan ketika masyarakat merantau beserta anaknya ke kota lain, ada anak yang tetap gimbal meskipun tidak tinggal di Dieng jika memang takdirnya menjadi gimbal.
Sesuai tradisinya, masyarakat percaya bahwa anak-anak istimewa ini harus menjalani upacara tradisional pemotongan rambut gimbal yang biasa dilakukan dalam rangkaian acara Dieng Culture Festival.
Menurut kepercayaan turun temurun, rambut gimbal adalah pertanda dari Laut Selatan
Jika seorang anak yang masih kecil dan rambutnya tumbuh gimbal walau berada jauh dari kampung halaman, dapat dipastikan kalau ada aliran darah leluhur Dieng. Jadi dari manakah asal-usul rambul gimbal mereka?
Menurut kepercayaan turun temurun, ada dua nama sosok yang dianggap melegenda yaitu; Kyai Kolo Dete dan sang istri yang bernama Nini Roro Rence.
Keduanya pernah membawa semacam pesan diplomatik tentang perluasan wilayah Kerajaan Mataram.
Sebagai seorang utusan, Kyai Kolo Dete mampu memaksakan dengan kesaktian supaya orang-orang di sebuah wilayah takluk.
Tapi ada sesuatu yang membuatnya melegenda, yaitu karena kesaktian dan pembelaannya kepada rakyat kecil.
Dalam menjalankan misi, Kyai Kolo Dete konon mendapatkan bisikan penguasa Laut Selatan demi menjaga kesejahteraan masyarakat.
Wangsit yang disampaikan penguasa Laut Selatan kemudian ditandai dengan munculnya rambut gimbal pada anak-anak Dieng.
Baca juga: Renang: Sejarah, Teknik Dasar, Aturan Pertandingan, dan Istilah Penting
Rambut gimbal di Dieng disakralkan dan tidak boleh dipotong sembarangan
Sejak saat itulah anak-anak berambut gimbal di daerah Dieng bagian barat dianggap istimewa. Kegimbalan rambut anak-anak bukan kemauan orang tua masing-masing.
Rambut gimbal juga tidak selalu tampak sejak lahir, karena ada yang terjadi begitu saja melalui pertanda demam berhari-hari kemudian rambutnya berubah menjadi gimbal.
Anak yang menjadi gimbal rambutnya kemudian diistimewakan oleh penduduk.
Semua permintaannya dipenuhi dan diperlakukan berbeda karena dianggap menjadi titisan dari Kyai Kolo Dete dan juga Nini Roro Rence. Rambut gimbal pun jadi semacam ukuran kesejahteraan penduduk Dieng.
Semakin banyak anak yang gimbal, maka kesejahteraan warga dianggap meningkat. Jumlahnya bisa pasang surut setiap tahunnya.
Rambut-rambut gimbal mereka juga disakralkan dan tidak boleh dipotong secara sembarangan karena perlu adanya upacara adat.
Setelah upacara ruwat gimbal, rambut anak-anak kembali normal
Konon kabarnya pernah ada penduduk yang mencoba memotong rambut anaknya kemudian tidak lama setelah itu anaknya sakit dan rambutnya bisa tumbuh kembali jadi gimbal.
Ritual memotong rambut ini dikenal sebagai upacara ruwat gimbal. Sebelum adanya prosesi ritual upacara ruwat gimbal, anak-anak diberi kesempatan untuk meminta sesuatu yang merupakan keinginan mereka.
Permintaannya bisa saja hal-hal sederhana seperti mainan atau hal unik yang kadang terlalu mahal bagi ukuran anak-anak. Setelah dipotong, rambut gimbal dilarung ke Telaga Warna yang alirannya bisa sampai ke Laut Selatan.
Hal itu adalah wujud pengembalian rambut yang dititipkan oleh Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Rence ke pemiliknya sang Ratu Kidul.
Setelah anak-anak menjalani upacara ruwat gimbal, setelah itu kembali menjadi anak-anak normal.
0 comments