inspirasi
Asal Usul Wisata Baturraden, Berasal dari Kisah Cinta Beda Kasta
Pernahkah kamu berkunjung ke tempat wisata Baturraden di Banyumas? Saat berkunjung ke Kabupaten Banyumas, sepertinya kurang lengkap jika belum mampir ke wisata Baturraden.
Bukan hanya dikenal dengan alamnya yang sejuk dan pemandangan indah, wisata Baturraden juga menyimpan kisah legenda yang menarik untuk diketahui.
Kisah legenda di balik wisata Baturraden adalah berawal dari kisah cinta beda kasta yang tidak direstui. Bukan kisah yang romantis, tapi lebih layak disebut tragis. Beginilah kisah legenda Baturraden.
Baca juga: Fenomena Halo Matahari, Cincin Cahaya di Langit yang Menakjubkan
Kisah legenda tentang seorang putri raja yang mencintai pembantunya
Baturraden merupakan nama sebuah kecamatan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Lokasinya hanya sekitar 7,5 km dari Purwokerto yang merupakan ibukota kabupaten.
Di Baturraden, masyarakat bisa menemukan objek wisata yang menarik untuk mengisi waktu libur. Tempatnya juga berada di lereng Gunung Slamet, jadi wisatawan dimanjakan oleh suasana pegunungan yang sejuk.
Mungkin belum banyak yang tahu tentang cerita asal mula wisata Baturraden. Ceritanya adalah tentang sosok putri raja (raden) yang yang mencintai pembantu (batur) di istana.
Dikisahkan bahwa raja yang disebut Adipati Kutaliman memiliki seorang pembantu atau batur yang bernama Suta. Sebagai seorang pembantu, Suta bertugas mengurus kuda-kuda kerajaan.
Seiring waktu, sang putri dan pembantunya di kerajaan semakin dekat
Suatu hari, sesudah membersihkan bagian kandang kuda sekaligus memberi makan semua kuda, Suta sempat jalan-jalan di wilayah sekitar kerajaan. Ia melewati salah satu pemandian yang dulu dikenal dengan nama Tamansari.
Tapi, baru beberapa langkah berjalan, ia mendengar sebuah suara jeritan minta tolong. Maka ia pun segera lari ke sumber suara. Di sana ada seorang wanita terlihat ketakutan lantaran melihat seekor ular besar tergantung di pohon.
Melihat situasi tersebut, ia cepat-cepat mengusir ular di pohon. Meskipun merasa takut, ia tetap coba memukul seekor ular dengan kayu yang ditemukan di dekat pohon.
Ularnya memang sangat besar dan seperti ingin menyantap manusia di sekitarnya.
Sesudah peristiwa itu, barulah ia sadar kalau wanita yang ditolongnya adalah putri dari Adipati Kutaliman. Seiring waktu berjalan, keduanya menjadi semakin dekat.
Baca juga: Sejarah Suku Asmat, Dianggap Titisan Dewa di Tanah Papua
Pembantu (batur) yang bernama Suta kemudian dijebloskan ke penjara
Setiap kali ada kesempatan, keduanya selalu menghabiskan waktu bersama. Sang putri terlihat menyukainya. Lama-lama, benih-benih perasaan pun muncul antara keduanya. Ia pun mencoba untuk melamar sang putri.
Walau statusnya adalah seorang batur, ia tetap memberanikan diri. Adipati Kutaliman kaget dan marah karena putrinya dilamar oleh pembantu yang dianggap beda kasta.
Menurut kultur istana, batur memang tidak sederajat dengan raden.
Karena merasa ternodai, Adipati Kutaliman menghukum Suta. Pengawal diminta untuk menjebloskan Suta ke penjara di bawah tanah. Keadaan Suta di penjara memprihatinkan dan tidak manusiawi.
Di sana tidak ada cahaya sama sekali. Bahkan sel yang ditempati Suta tergenang oleh air setinggi pinggang orang dewasa. Suta juga kelaparan dan sakit-sakitan karena tidak diberi makanan.
Mendengar kabar itu, sang putri merasa sangat kasihan dan segera menyuruh salah seorang kepercayaan untuk membebaskan Suta dari dalam penjara.
Sang putri berjanji untuk tidak melaporkan apa-apa kalau rencananya tidak berhasil.
Suta dan Adipati Kutaliman meninggal tragis di lokasi yang kini menjadi wisata Baturraden
Ketika malam mulai menjelang, maka rencana pembebasan pun dilaksanakan. Di pintu belakang istana dengan salah satu kuda, ia menunggu Suta dengan cemas. Tidak lama kemudian, Suta bisa dibawa keluar.
Karena merasa takut ketahuan, sang putri pun langsung mengajak Suta untuk pergi jauh. Keduanya kabur lalu menyamar jadi orang biasa supaya bisa tinggal di desa.
Keduanya menikah diam-diam dan hidup bahagia, tapi ceritanya tidak berakhir di situ. Begitu anak pertama lahir, Adipati Kutaliman menemukan keberadaan keduanya setelah dicari para prajurit.
Keduanya dipaksa kembali ke kerajaan, tapi tidak mau. Lantaran kesabarannya habis, maka Adipati Kutaliman menusuk Suta dengan keris.
Hal tersebut membuat sang putri marah dan terluka menyaksikan orang yang dicintainya pergi untuk selamanya.
Tiba-tiba kerisnya direbut dan ditusukkan ke tubuh Adipati Kutaliman yang merupakan ayahnya sendiri. Tempat Suta dan Adipati Kutaliman meninggal itulah yang kemudian dikenal dengan Baturraden.
0 comments