inspirasi
Asal Usul Celengan, Dari Negara Eropa sampai Kerajaan Majapahit
Apakah kamu di waktu kecil punya kebiasaan menabung di celengan? Terlepas dari jumlahnya, banyak anak-anak kecil suka menabung karena bentuk celengannya yang unik dan lucu.
Mulai dari bentuk kotak, kaleng warna-warni, sampai hewan, bentuk celengan memang bisa menjadi daya tarik sendiri untuk menabung.
Di antara banyak celengan berbentuk hewan, yang paling sering dijumpai adalah bentuk babi.
Baca juga: Bola tangan: Sejarah, Ukuran Lapangan, Aturan Permainan, dan Istilah Penting
Sejak pertama kali manusia mengenal mata uang, sudah ada gagasan untuk menabung
Berbicara tentang asal usul celengan, sebaiknya kita pahami juga bahwa menabung adalah kebiasaan yang dilakukan manusia sejak pertama kali mengenal mata uang.
Pada zaman kuno, mata uang hanya didominasi oleh bentuk koin, jadi saat itu masyarakat butuh tempat yang bisa menyimpan banyak koin yang berharga.
Demi menghemat uang, maka masyarakat zaman dulu menciptakan wadah yang dilengkapi lubang kecil di atas untuk memasukkan koin.
Lubang di atasnya memang sangat kecil, sehingga koin yang sudah masuk tidak dapat diambil lagi kecuali celengannya dipecah. Kebanyakan memang bahannya dari tanah liat.
Karena memang wadah koinnya hanya sementara, maka bahannya pun bukan yang mahal-mahal karena ketika sudah penuh harus dihancurkan. Meskipun bahannya murah, tapi yang penting aman.
Orang Eropa membuat wadah koin dengan bahan tanah liat pygg yang dianggap murah
Celengan yang tertua di seluruh dunia pernah ditemukan di Priene, Yunani pada abad ke-2 SM dengan bentuk seperti miniatur kuil Yunani kuno.
Celah kecil untuk memasukkan koin terletak di pedimen atau bagian segitiga di bawah atap kuil.
Ratusan tahun kemudian, orang Eropa abad pertengahan membuatnya dari tanah liat dengan warna orange yang disebut dengan pygg.
Tanah pygg memang jumlahnya melimpah dan harganya pun sangat murah, jadi dirasa tepat untuk jadi pilihan untuk jadi kotak penyimpanan uang.
Dilansir situs Grow Acorns, perkembangan bahasa Inggris kemudian mengubah ejaannya dari pygg menjadi pig yang berarti babi.
Berdasarkan bahannya, masyarakat kemudian menyebutnya piggy bank dan dibentuk babi yang perutnya besar.
Baca juga: Lagu Manuk Dadali, Penuh Makna untuk Generasi Muda
Wadah koin berbentuk babi dianggap sebagai simbol keberuntungan oleh beberapa negara
Pada abad ke-19, masyarakat pembuat tembikar dari Inggris makin banyak membuat celengan babi dengan jumlah yang besar. Sampai sekarang pun, bentuk babi masih tetap dipertahankan.
Meskipun bahannya murah dan mudah didapatkan, bentuk babi juga punya makna penting di beberapa negara. Di Jerman, babi menjadi simbol keberuntungan.
Contohnya ketika orang-orang mendapatkan keuntungan, mereka disebut dengan schwein gehabt yang berarti mendapat babi.
Bukan hanya di Eropa, bahkan babi di China kuno juga sering dipandang menjadi simbol kekayaan, kemakmuran, dan keberuntungan.
Selama era Dinasti Qing, ide untuk menyimpan uang di wadah bentuk babi sudah muncul dengan keyakinan adanya kelimpahan di masa Dinasti Qing.
Juga pernah ditemukan celengan babi hutan di tanah peninggalan Kerajaan Majapahit
Meskipun ide menyimpan uang di dalam wadah sudah dikenal dan dikembangkan orang-orang Eropa dan China, tapi ternyata di negeri kita sendiri pun juga ada,
Di daerah Trowulan, Jawa Timur yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit, ada celengan babi yang ditemukan berbahan terakota.
Ada lubang kecil pada bagian punggung tengah. Kira-kira celengannya sudah dibuat sejak abad ke-14.
Asal usul celengan di Indonesia berasal dari bahasa Jawa, yaitu kata celeng yang artinya babi hutan. Istilah tersebut juga sama dengan penamaan di negara Eropa yang menyabutnya piggy bank.
Sementara itu, wadah penyimpan uang koin di Indonesia juga banyak yang memakai bahan kaleng yang berbentuk tabung atau silinder. Setelah memahami asal usul celengan, kita juga mengerti istilah tabungan.
Meskipun menyimpan uangnya di bank, masyarakat Indonesia di zaman modern tetap menyebutnya dengan istilah tabungan atau menabung.
0 comments