inspirasi
Sejarah Pos Ronda, Dari Zaman Kerajaan sampai Sekarang
Di era sekarang, khususnya bagi bapak-bapak, keberadaan pos ronda pasti sudah tidak asing lagi dan menjadi tempat berkumpul masyarakat, hingga menjadi tempat bersilaturahmi dan bertukar pikiran antar warga sekitar.
Memang sejatinya pos ronda menjadi tempat para warga berkumpul untuk menjaga keamanan suatu daerah, demi menjaga dari sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya perampokan.
Seiring berjalannya waktu, keberadaannya banyak terabaikan oleh para warga. Sebagian orang pun menganggap tempat ini biasa-biasa saja.
Bahkan banyak yang tidak peduli dengan keberadaannya di lingkungan tempat tinggalnya.
Baca juga: Keunikan Kotatsu, Meja Penghangat Khas Jepang untuk Musim Dingin
Sejarah pos ronda dulu berperan sebagai garis pembatas antar daerah
Di Indonesia, bangunan pos ronda disebut juga pos kamling atau pos keamanan lingkungan. Keberadaannya sangatlah penting dan bermanfaat untuk lingkungan agar tetap aman.
Jika kita menilik dari sepanjang berdirinya bangunan untuk ronda, terbentang panjang sejarah Indonesia. Mulai dari masa keraton Jawa, era kolonial Belanda, masa Orde Baru, hingga sekarang.
Pos ronda ketika zaman kolonial Belanda sempat mengalami perubahan fungsi.
Pada zaman VOC saat itu, Sepak terjang VOC atas kerajaan zaman dahulu melemahkan kuasa kerajaan, termasuk pula pada keraton di tanah Jawa.
Pelemahannya dilakukan dengan cara membuat sempit daerah secara administratif.
Garis batas antar kampung dan desa pun semakin jelas. Di sinilah sejarah pos ronda berperan sebagai garis batas antar daerah.
Berfungsi untuk benteng pertahanan teritorial suatu daerah di era kolonial Belanda
Selain di kampung dan desa, sejarahnya juga pada masa kolonial hadir di dekat jalan raya.
Pos ronda pada masa kolonial berlangsung selama masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels memimpin pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan sepanjang 1.000 kilometer.
Pada era kejayaan Keraton di Jawa dulu, sejarah pos kamling tidak berfungsi seperti sekarang, melainkan berfungsi untuk benteng pertahanan teritorial suatu daerah.
Hal ini pernah disampaikan dalam buku karya Abidin Kusno yang berjudul Penjaga Memori: Gardu di Perkotaan Jawa (2007)Â yang di dalam buku tersebut dibahas bahwa pos ronda dibuat untuk menunjukkan kuasa raja pada masa Keraton Jawa sebagai pusat kosmos.
Baca juga: Keunikan Burung Cikalang, Bajak Laut Yang Bisa Terbang
Pada masa pendudukan Jepang, sempat dibentuk barisan pemuda penjaga pos ronda
Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang saat itu membuat Keibodan atau Barisan Pembantu Polisi yang beranggotakan para pemuda untuk menjaga pos ini.
Penjagaan oleh pemuda Keibodan di zaman Jepang sebenarnya dalam rangka memperbaiki berbagai aspek seperti budaya, finansial, dan ekonomi agar tidak menemui kegagalan seperti pemerintah Belanda sebelumnya.
Meskipun pada akhirnya, menurut info dari berbagai sumber, Jepang hanya bisa mengendalikan pos ini selama 3,5 tahun karena para pemuda yang tergabung dalam Keibodan memutus hubungan dengan Jepang.
Lalu seperti ada kedudukan pos ronda pada era Orde Baru sampai sekarang?
Pada tahun 1980-an, saat Soeharto menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, pos keamaan lingkungan ini tidak lagi dirintis di daerah rawan konflik, seperti Papua, Aceh, dan Timor Timur, tapi mulai didirikan di daerah perkotaan.
Pasca kemerdekaan memang pos ini didirikan di wilayah yang dianggap rawan untuk menjadi basis pertahanan.
Tapi pada era sekarang ini, keberadaannya berada di tangan masyarakat setempat, bukan lagi berada di tangan pemerintah.
Masyarakat di era sekarang, bebas menentukan bagaimana nasib keamanan untuk lingkungan mereka sendiri.
Pos Ronda saat ini bukan hanya sebagai tempat menjaga keamanan, tapi saat ini juga berfungsi sebagai tempat untuk berilaturahmi antar warga sekitar, tempat bertukar gagasan, tempat mempererat hubungan antar warga serta tempat untuk saling mengenal.
0 comments