inspirasi
Sejarah Terbentuknya Taliban, Kini Kembali Menguasai Afghanistan
Beberapa hari terakhir, Taliban banyak disorot oleh media di dunia karena kembali berkuasa di Afghnistan. Banyak kalangan pun ingin tahu lebih jauh sejarah terbentuknya Taliban, siapa mereka dan bagaimana sepak terjangnya.
Bukan hanya menduduki Kabul, tapi Taliban pun menguasai beberapa kota lain dengan waktu yang singkat. Mereka bukan kelompok orang-orang baru di Afghanistan.
Sejarah mencatat bahwa Taliban sudah memiliki kekuasaan di Afghanistan sejak 1994 hingga 2001 yang lalu. Pergerakannya sangat masif dan kuat, walau ternyata semua berubah sejak terjadi peristiwa 11 September 2001.
Baca juga: Mengenal Barbarossa, Pelaut Muslim yang Dicitrakan Negatif oleh Dunia Barat
Awalnya adalah kelompok politik yang bermaksud melawan pasukan Uni Soviet
Sejarah terbentuknya Taliban bermula sejak sebelum tahun 1980-an ketika Uni Soviet menduduki Afghanistan. Kata taliban sendiri berasal dari bahasa Pashtun yang artinya mahasiswa.
Kemunculannya pertama kali adalah di lembaga pendidikan agama yang mayoritas mendapat sokongan dana dari Arab Saudi. Taliban berdiri pada tahun 1994 di Kota Kandahar.
Anggotanya kebanyakan adalah orang Pashtun, yaitu etnis yang mendiami daerah Afghanistan Selatan.
Awal mulanya Taliban hanyalah salah satu bagian kelompok politik yang ingin merebut kekuasaan negara sesudah pasukan Uni Soviet angkat kaki dari Afghanistan pada tahun 1980-an.
Anggota organisasi Taliban di awal pembentukannya adalah para mujahidin, yakni pejuang yang sengaja terjun ke medan perang demi mengusir Uni Soviet.
Bisa berkembang dengan cepat dengan pergerakan yang masif
Mujahidin di Afghanistan memperoleh dukungan besar dari Amerika Serikat saat melawan para tentara merah Soviet.
Taliban yang diperkuat mujahidin bisa mengendalikan sebagian besar wilayah negara, meski baru dua tahun terbentuk.
Pada tahun 1996 diproklamirkan Emirat Islam yang menerapkan prinsip syariat. Tapi sejak saat itu terjadi gesekan politik dengan golongan mujahidin yang memaksa mereka keluar.
Tapi, keadaan berubah drastis setelah peristiwa serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat oleh Al Qaeda.
Koalisi yang mendapat dukungan Amerika Serikat menyerang kota Kabul pada bulan November 2001 sampai terjadi sebuah pertempuran yang dahsyat.
Sejarah Taliban kemudian menemui masa sulit, karena kekuasaannya digulingkan. Anggotanya pun banyak melarikan diri ke tempat terpencil kemudian memulai lagi pemberontakan sepanjang 20 tahun.
Baca juga: Kekejaman Khmer Merah, Rezim Diktator yang Menghabisi Nyawa Rakyatnya
Sempat ditentang dunia karena dianggap mengekang kaum perempuan
Selama berkuasa sepanjang sejarah, Taliban memang menerapkan aturan syariat Islam secara ketat. Dahulu, para perempuan tidak boleh bekerja ataupun berpendidikan tinggi.
Para perempuan juga tidak diperbolehkan untuk keluar rumah jika tidak didampingi saudara yang laki-laki.
Dengan rekam jejak seperti itu, oposisi dan negara-negara Barat mengarahkan tuduhan bahwa Taliban bermaksud mengembalikan tatanan Afghanistan seperti pada masa lalu.
Tapi melalui beberapa pernyataan ke media internasional, Taliban membantah.
Sejak awal 2021, kelompok ini menyatakan bahwa mereka ingin menerapkan sistem syariat Islam di Afghanistan, tapi dengan beberapa penyesuaian, misalnya tentang aturan untuk perempuan terkait pendidikan dan pekerjaan agar tidak mengekang tapi tetap sejalan dengan agama.
Sudah memberikan klarifikasi untuk tidak menerapkan rezim seperti di masa lalu
Seperti apa pengakuan dunia internasional terhadap Taliban? Ternyata hanya ada empat negara yang mengakui kekuasaannya, yaitu Pakistan, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Republik Chechnya Ichkeria.
Dalam hal ini Republik Chechnya Ichkeria pun tidak diakui oleh dunia.
Mayoritas negara lain dan United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan pengakuan pada kelompok lain sebagai pemegang kendali di provinsi utara Kabul untuk memegang pemerintahan berikutnya.
PBB dan Amerika Serikat pernah memberikan sanksi untuk Taliban.
Bukan hanya itu, sebagian besar bangsa di dunia memberi sinyal penolakan untuk mengakui kekuatan diplomatik pemerintahan Taliban sebagai suatu rezim yang sah.
Bagaimanapun sejarah terbentuknya, kini pemimpinnya sudah klarifikasi tidak akan melakukan aksi balas dendam pada lawan-lawannya, khususnya di Afghanistan sendiri.
Pihaknya pun berjanji untuk membangun sebuah rezim baru yang tidak seperti pada masa lalu.
0 comments