inspirasi
10 Kebiasaan Orang Jawa, Terkenal dengan Keramahannya
Indonesia adalah negara yang penuh keragaman. Mulai dari keragaman kekayaan alam, flora-fauna, hingga etnik atau suku bangsa. Menurut sensus BPS tahun 2010, terdapat sebanyak 1.340 suku bangsa yang terdata di tanah air.
Nah, dari 1340 suku bangsa ini suku Jawa menjadi juara dalam kategori jumlah. Ya, suku Jawa menjadi kelompok suku terbesar dengan jumlah 41% dari total populasi.
Seperti suku-suku lain, suku Jawa juga punya keunikannya sendiri seperti dibahas dalam kebiasaan orang Jawa berikut ini.
Baca juga: Kisah Heroik Yang Chil Sung, Orang Korea yang Berani Mati Demi Indonesia
1. Suka menyapa orang lain, walaupun tidak kenalÂ
Kamu tidak perlu terkejut kalau ketika sedang asyik berjalan di lobi kantor tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang menganggukkan kepala dan melempar senyum malu-malu kepadamu. Hampir pasti pelakunya adalah orang Jawa.
Mereka memang diajarkan untuk bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja. Jadi, bukan berarti mereka naksir, tapi memang seperti itulah salah satu kebiasaan orang Jawa yang identik dengan kesantunan.
2. Sangat memperhatikan yang namanya unggah-ungguh
Unggah-ungguh artinya tata krama atau manner dalam bahasa Inggris. Kebiasaan orang Jawa punya banyak aturan soal tata krama.
Menyapa seseorang sambil menundukkan kepala yang disebutkan pada poin nomor 1 di atas adalah salah satu contohnya.
Percakapan dengan orang yang lebih tua pun ada aturannya lho. Wajib menggunakan bahasa Jawa yang tingkat kesopanannya paling tinggi, yakni krama inggil. Kalau bicara dengan teman sebaya cukup pakai bahasa ngoko saja.
3. Punya falsafah hidup nerimo ing pandumÂ
Nerimo ing pandum kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia adalah menerima setiap pemberian. Pemberian yang dimaksud adalah pemberian Tuhan.
Bahwa kunci hidup bahagia adalah menerima semua pemberian Tuhan dengan apa adanya dan tanpa menuntut.
Orang Jawa percaya sekali dengan falsafah yang satu ini. Mereka yakin bahwa rasa syukur akan membuat nikmat yang mereka dapat menjadi bertambah. Kamu setuju, tidak?
4. Mudah berbaur dengan bermacam-macam suku dan budaya lain
Umumnya orang Jawa terkenal luwes, sesuai dengan filosofi hidupnya yang berbunyi ‘wong jowo kui gampang ditekak-tekuk’Â yang berarti mudah beradaptasi dan berbaur dengan banyak kalangan.
Mudah berbaur yang disebut di atas bukan berarti bahwa orang Jawa itu luar biasa ekstrovert semua, ya. Hal ini seringkali memang wujud sikap ramah tamah yang berusaha membuat orang lain senang.
Mereka hanya mudah beradaptasi di lingkungan budaya apa pun. Bahkan tidak jarang orang Jawa dapat dengan mudah mempelajari budaya lain dan mempraktikannya seolah mereka adalah pemilik budaya itu sendiri.
5. Sangat percaya dengan yang namanya mitos
Apa saja mitos yang dipercaya orang Jawa? Contohnya adalah kalau malamnya ada ayam berkokok, berarti besok paginya akan ada sekelompok ibu-ibu yang berdebat soal anak gadis dari keluarga mana yang sedang hamil tanpa suami.
Begitu percayanya mereka dengan yang namanya mitos, tapi tentunya ini tidak berlaku untuk semua orang.
Tidak semua mitos seabsurd contoh di atas. Ada juga mitos yang patut didengarkan, misalnya soal anak gadis yang dilarang duduk di depan pintu.
Semua orang tahu bahwa pintu adalah tempat orang berlalu lalang. Kalau ada yang duduk di situ, orang yang akan melintas pasti akan kerepotan. Meskipun mitos, tapi hal ini jelas masih masuk akal.
Baca juga: Perairan Masalembo, Segitiga Bermuda Indonesia yang Banyak Menelan Korban
6. Sangat menjaga tradisi dan budaya leluhur
Selain punya segudang mitos, orang Jawa memiliki banyak tradisi mulai dari lahir sampai mati. Pernah mendengar yang namanya tingkeban? Itu adalah upacara yang diadakan dengan tujuan selamatan (nyelameti) bayi di dalam kandungan.
Upacara ini diadakan pada saat usia kandungan seorang wanita mencapai tujuh bulan. Ada pula tradisi mudun lemah yang merupakan rangkaian prosesi bagi bayi berusia 7 sampai 8 bulan.
7. Nada bicaranya lemah lembut
Yang satu ini mungkin tidak berlaku bagi orang Jawa yang tinggal di bagian timur dan pesisir. Tapi tidak berlaku untuk bahasa Jawa timuran yang cenderung keras dan lantang.
Umumnya orang Jawa yang tinggal di wilayah Solo dan Yogyakarta terkenal dengan aksen dan logat Jawa yang lemah lembut.
Benarkan kebiasaan yang satu ini? Kamu bisa buktikan misalnya punya teman dari Solo, Yogyakarta dan sekitarnya.
8. Cenderung tidak enakan dengan orang lain
Ada kalanya orang Jawa susah berkata tidak ketika diajak atau dimintai sesuatu oleh orang lain. Walau sebenarnya diri sendiri sedang repot, tapi agak sungkan untuk menolak.
Sikap yang cenderung sungkan atau tidak enakan ini bisa berdampak positif atau negatif. Ada kalanya ini bisa menjaga pertemanan, tapi juga bisa merugikan diri sendiri ketika justru mengganggu aktivitas pribadi.
9. Mengenal sistem hierarki di masyarakat
Hierarki dalam masyarakat Jawa masih kental sampai hari ini, misalnya di antara anggota keluarga. Yang lebih muda wajib menghormati yang lebih tua.
Contohnya adalah panggilan untuk kakak, paman, bibi, dan semua orang yang lebih tua ada sebutan khusus. Tidak diperkenankan untuk memanggil yang lebih tua hanya dengan nama.
10. Enggan mendahului saat berjalan
Entah karena sungkan atau memang sedang santai, tapi umumnya orang Jawa dipandang tidak suka mendahului. Contohnya adalah saat di jalan raya.
Ada semacam stereotip orang-orang dengan plat kendaraan wilayah Jawa Tengah tidak suka menyalip. Tentu hal ini relatif dan tidak sama untuk semua individu. Begitu juga semua karakter dan kebiasaan di atas.
Apapun itu, semoga penjelasan di atas menambah wawasanmu.
0 comments