inspirasi
10 Kebiasaan Orang Betawi, Layak untuk Dilestarikan
Suku Betawi merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Seperti suku-suku yang lain, Betawi juga memiliki budaya dan adat kebiasaan yang khas.
Orang Betawi banyak tinggal dan hidup di Provinsi DKI Jakarta yang merupakan keturunan penduduk yang telah lama berada di Batavia sejak abad ke-17.
Dengan mengetahui adat kebiasaan dan tradisi dari suku ini tentu akan membuat kita lebih mengetahui dan menghargai budaya daerah di Indonesia. Berikut ini beberapa kebiasaan orang Betawi yang perlu kita kenali.
Baca juga: 10 Kebiasaan Orang Maluku, Menarik untuk Diketahui
1. Tertarik pada beladiri pencak silat
Salah satu seni beladiri asli dari Indonesia yang terkenal hingga ke luar negeri adalah pencak silat. Sudah menjadi kebiasaan orang Betawi untuk menguasai pencak silat. Bagi yang menguasai, dikenal dengan jawara.
Seni bela diri ini digunakan sebagai sarana upaya membela diri. Gerakan pencak silat ini juga sedikit berbeda dari seni bela diri yang lain, yakni dari segi gerakan tangan yang dilakukan pada jarak dekat.
2. Punya gaya bicara yang ceplas-ceplos
Orang dari suku lain mungkin akan terkejut ketika pertama kali datang ke daerah yang penduduknya banyak orang Betawi. Apalagi mendengar gaya bicaranya yang ceplas-ceplos. Namun lama-kelamaan menjadi hal biasa.
Orang Betawi memang cenderung tanpa basa-basi. Meskipun kadang dianggap kasar, tapi hal itu hanya pengucapan saja dan bukan merupakan suatu sifat yang negatif.
3. Memiliki tradisi nyambat
Tradisi nyambat sudah mengakar secara turun temurun dalam masyarakat Betawi. Nyambat sendiri berarti mengajak orang lain untuk bergotong-royong melakukan suatu pekerjaan.
Ini dilakukan saat ingin mengerjakan suatu yang berat secara bersama-sama, misalnya ketika seseorang ingin membangun rumah.
Semua pekerjaan dalam nyambat ini dilakukan secara suka rela, meskipun demikian pihak yang mengajak untuk nyambat biasanya memberikan makanan dan minuman untuk menghilangkan lelah untuk orang yang nyambat.
4. Cenderung tidak suka merantau
Jika orang Minang terkenal dengan kebiasaan merantau, maka orang Betawi justru kebalikannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan ini, antara lain faktor kemapanan ekonomi dan rasa kekeluargaan yang erat.
Masyarakatnya lebih memilih bekerja dan menjalankan segala aktivitas di wilayah sendiri, terlebih Jakarta merupakan ibukota negara yang menjadi pusat ekonomi dan pemerintahan Indonesia.
5. Pandai mengaji dan menjalani kehidupan sosial yang religius
Setiap anak-anak dari suku Betawi sudah diajarkan membaca Al-Qur’an sejak kecil. Tidak heran jika banyak dari masyarakatnya yang pandai mengaji.
Mereka akan bangga jika anak-anaknya pandai mengaji dan menerapkan nilai-nilai yang ada di dalam Al-Qur’an.
Kehidupan sosial orang Betawi ternyata memang dikenal dengan kehidupan sosial yang cukup religius karena itu banyak masyarat Betawi yang mengadopsi nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: 10 Kebiasaan Orang Jawa, Terkenal dengan Keramahannya
6. Memiliki tradisi nganter
Dalam Bahasa Indonesia, nganter bermakna mengantarkan baik itu mengantarkan makanan atau barang lainnya. Tradisi nganter di dalam masyarakat Betawi biasa dilakukan pada bulan puasa.
Seseorang yang membuat makanan tertentu akan nganter makanan ke tetangganya dan tetangganya juga akan mengirimkan balasan berupa makanan yang telah dia masak juga.
Pada hari raya Idul Fitri seringkali tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Betawi. Tradisi nganter juga dilakukan oleh menantu perempuan kepada mertuanya.
7. Rajin menabungÂ
Kebiasaan masyarakat Betawi lainnya adalah nyelengin atau menabung. Kebiasaan ini telah dilakukan sejak dulu. Alasan kenapa adanya kebiasaan nyelengin ini adalah untuk bisa berangkat haji.
Uang disimpan di dalam sebuah benda yang dikenal celengan, terbuat dari bambu yang diberi lubang untuk jalan masuk uang atau celengan itu bisa terbuat dari tanah liat yang berbentuk ayam atau semar.
Cara menabung di dalam bambu ini terbilang cukup menarik yang biasa dilakukan masyarakat Betawi selama bertahun-tahun hingga bisa cukup untuk berangkat haji.
8. Ngored sebelum bulan puasa
Kebiasaan orang Betawi berikutnya disebut ngored, yaitu semacam nyekar dalam masyarakat Jawa. Ngored dilakukan oleh hampir semua keluarga di suku Betawi.
Kegiatan ngored dilakukan dengan membersihkan makam keluarga yang sudah meninggal. Momen pelaksanaannya adalah sebelum bulan puasa.
9. Menyediakan roti buaya saat pernikahan
Di setiap pernikahan adat Betawi, di sana ada roti buaya yang disiapkan. Roti buaya melambangkan kesetiaan dan tidak untuk dimakan atau dihidangkan kepada tamu.
Orang Betawi zaman dahulu membuat roti buaya dengan tekstur keras dan awet sampai berbulan-bulan. Tapi orang zaman sekarang membuat roti buaya bertekstur lembut seperti roti tawar umumnya.
10. Memakai Ondel-ondel sebagai ikonÂ
Ondel-ondel memang budaya yang tidak terpisahkan dari masyarakat Betawi, dan juga menjadi ikon Jakarta. Orang Indonesia umumnya mengenal Ondel-ondel setelah dinyanyikan oleh almarhum Benyamin Sueb.
Saat perayaan tertentu, boneka raksasa ini banyak dijumpai di tempat umum, gedung, hotel, atau tepi jalan yang sering dilihat orang.
Kebiasaan-kebiasaan orang Betawi di atas telah berlangsung lama dan layak dilestarikan untuk generasi berikutnya di masa yang akan datang.
0 comments