Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: “Bu, ibu guru tanya, Bu!”
Ibu Guru: “Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan, Pul?”
Murid: “Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukannya?”
Ibu Guru: “Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Pul.”
Murid: “Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR.”
Ibu Guru: “Ooohhh…. dasar bocah gendheng!”
2. Tentang politik
Di suatu siang, ada dua bocah yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.
Bagus: “Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?”
Anton: “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orang kan lupa.”
Bagus: (Tertawa) “Meski lucu, tapi jawabanmu salah.”
Anton: “Hmm… kursi apa, ya?”
Bagus: “Jawabannya adalah kursi DPR!”
Anton: “Lho, kok begitu?”
Bagus: “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janjinya.”
Anton: “Oh, iya, betul juga.”
3. Memberi Kepada Orang Lain
Alkisah, terdapat seorang pengemis tua yang sedang meminta-minta kepada anak muda.
“Nak, minta sedekahnya, Nak,” pinta si pengemis tersebut.
Si anak muda lantas mengambil uang sepuluh ribuan di sakunya. Diberikannya uang tersebut kepada sang pengemis tua sambil berkata,
“Kembali lima ribu ya, Pak!” pinta pemuda tersebut.
Bapak pengemis tua tersebut kemudian menyodorkan mangkuk yang berisi uang kembalian,
“Ini, Nak, kembaliannya silahkan diambil.”
“Tunggu Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, ini kelebihan Pak,” ucap pemuda tersebut keheranan.
“Oh, tidak apa-apa, Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah.”
4. Terkena Setrika
Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.
Dokter: “Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?”
Pasien: “Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok.”
Dokter: “Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?”
Pasien: “Nah, inilah masalahnya, Dok, si bego itu kembali menelepon saya…”
5. Tentang Kebersihan
Di suatu hari, ada seorang petugas kebersihan yang sedang menyapu jalanan kota. Tiba-tiba dari arah barat ada pengendara mobil yang melemparkan sampah ke luar kaca jendela mobil. Karena kesal akhirnya petugas kebersihan pun menghentikan kegiatan menyapunya dan berteriak kencang.
”Woyyyyy.. kalo buang sampah liat-liat dong. Jangan buang sampah seenaknya. Hargai saya kalo lagi kerja!”
Lalu mobil itu pun berhenti, dan dari dalam keluarlah seorang pria yang rapi berkemeja dan berdasi. Akhirnya petugas kebersihan memilih untuk menghampiri orang itu.
“Pak, bisa nggak sih kalo buang sampah nggak di jalan?? Ini saya susah bersihinnya!” Kata petugas kebersihan dengan perasaan kesal.”
“Sebelumnya maaf pak, saya tadi tidak bermaksud gitu,” jawab pria itu.
“Masih aja ngeles alesan padahal udah ketahuan,” sahut petugas kebersihan.
“Jadi gini pak, saya ini hobi main basket, dan saya tadi sedang mencoba latihan dengan melempar sampai ke tong sampah di sana.” Pria berdasi menjawab sambil menunjuk tong sampah di dekatnya.
Akhirnya petugas kebersihan meninggalkan pembicaraan sambil bergumam berbicara dalam hati, “Ada-ada saja, dasar orang-orang zaman sekarang tambah aneh aja”.
6. Sama-sama Pencuri
Ridwan dan Yusuf menonton televisi di pos ronda. Mereka melihat kasus pencurian satu tandan pisang, pelakunya dipenjara 5 tahun.
“Para koruptor negeri ini cuma dipenjara 1 tahun dan masih bisa jalan-jalan,” kata Yusuf bingung.
“Pemerintah lebih mementingkan satu tandan pisang. Jadi hukumannya lebih lama dari maling berdasi itu,” jawaban Ridwan membuat Iman mengangguk paham.
7. Penjual Roti
Pada suatu hari Senin tepatnya pukul 09.30, ada seorang penjual roti yang lewat di depan rumahku. Tidak lama kemusian ada satu di antara teman sekelasku yang bernama Dani, memanggil si penjual roti itu. Tidak menunggu lama, sang penjual roti datang untuk menghampiri Dani yang sedang duduk-duduk santai di depan rumahku.
Dani: “Jual roti apa aja, Bang? Gimana rasanya, enak semua nggak?”
Penjual roti: “Banyak, Dek, ada macam-macam, ya tentunya rasanya enak dong, Dek.”
Dani: “Wah mantap deh kalau enak, Bang, yang ini rotinya rasa apa ya, Bang?”
Penjual roti: “Iya, Dek, yang roti yang ini rasanya cokelat, Dek.”
Dani: “Oh cokelat ya, kalo roti yang ini dalamnya rasa apa ya, Bang?”
Penjual roti: “Kalau yang ini rotinya di dalamnya ada selai stroberi, Dek, jadi rasanya ya storberi.”
Dani: “Kalau yang roti ini rasanya apa ya, Bang?”
Penjual roti: “Kalau yang roti ini rasanya nanas, Dek.”
Dani: “Lah terus roti yang beneran mana ya, Bang? Dari tadi Abang kok ngomong buah-buahan terus, sama sekali rotinya gak diomongin? Sebenarnya, abang ini jualan buah apa jualan roti bang? Kok saya jadi bingung ya, Bang, kalau gini caranya aku nggak jadi beli deh, Bang, habisnya Abang ngebingungin sih.”
Penjual roti: (Hening seketika)
Tidak lama kemudian, si penjual roti langsung pingsan.
8. Tentang Sosial
Pada suatu hari terdapat dua bersaudara kakak dan juga adiknya yang tengah asyik melakukan sebuah perbincangan pada saat tengah menyaksikan acara televisi sebuah acara berita di suatu chanel. Sambil menyaksikan acara tersebut mereka saling berargumen dan bertukar pendapat mengenai apa yang sedang mereka tonton, yakni berita acara para organisasi dan sejumlah istri para pejabat yang tengah asyik berwisata ke suatu tempat yang berada di luar negeri.
“Coba kamu perhatikan ibu itu dek terlihat dari atas sampai bawah memakai barang mewah, Semua yang dipakai merupakan barang bermerek impor, dan semuanya kompak.”
“Apa itu suatu masalah kak? Itu kan hak mereka menggunakan barang dan pakaian merek apa pun bukan urusan kita.”
“Mungkin semua itu tampak terlihat begitu elit tapi coba kamu perhatikan pada penampilan rambut mereka yang berwarna cokelat muda disemir layaknya orang bule, selain itu beju yang mereka gunakan semuanya berwarna baby pink serta sepatu yang mereka gunakan sudah terlalu tinggi. Apakah pantas jika seorang pejabat berpenampilan seperti layaknya seorang turis?”
“Apa kakak tidak tahu bahwa mereka hendak pergi ke luar negeri untuk menyelenggarakan sebuah konser,” ucap sang adik sambil tersenyum.
9. Berangkat Salat Jemaah
Azan Magrib berkumandang, Maulana dan Ridwan belum berangkat karena menunggu Yusuf.
Ridwan bertanya. “Menurutmu Yusuf bakal datang, tidak?”
“Dia pasti datang, sebab dia yang mengajak kita jemaah Magrib di masjid.” Jawab Maulana.
Sekitar 10 menit mereka melihat Yusuf datang dengan cara berjalan yang aneh.
Ridwan bertanya,”Kamu kemana saja dan kenapa jalanmu aneh?”
Yusuf menjawab, “Aku mau berjemaah. Kan kata Pak Ustadz setiap langkah kaki ke masjid menjadi pahala. Jadi aku berjalan sedikit-sedikit biar pahalaku banyak, begitu!”
“Terserah kamu, kami berdua mau pulang lagi ke rumah.” Ridwan dan Maulana pergi meninggalkan Yusuf.
10. Kuli dan Kyai
Romongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jedah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang mereka yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serus dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka sambil berucap Amin, Amiin, Amiin.
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka dan berkata, “Lho kenapa Anda berkerumun disini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai”, ucap jamaah haji.
11. Kesehatan
Suatu hari di bulan puasa, seseorang kakek tinggal bersama cucunya yang sedang asyik menonton televisi. Seperti biasa sang kakek sedang menonton acara favoritnya, yaitu “Gundul Gundul Kudanil”. Pada setiap dua puluh menit sekali muncul iklan, salah satu iklan yang muncul adalah iklan obat sakit kepala. Iklan tersebut menjelaskan bahwa obat tersebut dapat diminum kapan saja.
Sedang asyik-asiknya menonton televisi, tiba-tiba kepala kakek itu merasa sakit. Sang kakek langsung memanggil cucunya yang sedang bermain di dalam kamar untuk membeli obat sakit kepala. Setelah cucunya sampai di rumah, dengan segera kakek meminum obat tersebut.
Sang cucu yang melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat?”
Tanpa ragu-ragu dan dengan tampak tidak berdosa, si kakek pun menjawab, “Itulah okenya obat bonex cu, bisa diminum kapan saja!!!”
12. Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada menteri pertahanan Mahfud MD tentang orang madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya, ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarah masuk”. Tukang becak tersebut masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? itu kan gambar tak boleh masuk jalan ini”, bentak Pak Polisi.
“oh, Saya melihat pak tapi itu kan gambar becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk”, jawab tukang becak.
“Bodong, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk.”, bentak Pak Polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampean, bukan tukang becak begini,” jawab tukang becak sambil cengengesan.
13. Hasil Ulangan
Ichsan pulang dari sekolah siang hari itu dengan wajah lesu, kemudian Ibu bertanya tentang ulangannya.
“Bagaimana ulangannya, Ichsan?” tanya Ibu.
“Ichsan dapat 10 soal tapi cuma 1 soal yang jawabannya betul, Bu,” jawab Ichsan.
“Gak apa-apa yang penting Ichsan sudah isi semua soalnya,” ibu menghibur Ichsan.
“Maksudnya, Ichsan cuma mengerjakan satu soal dan yang sembilan lagi enggak,” tutur Ichsan takut dan wajah Ibu jadi memerah.
14. Peduli lingkungan
Di hari Minggu pagi yang cerah, di Balai Desa sedang ada penyuluhan terkait dengan kebersihan sampah yang ada di lingkungan desa tersebut. Dalam penyuluhan tersebut, kepala desa memberikan sebuah arahan mengenai sampah plastik yang berdampak sangat buruk terhadap lingkungan.
“Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, dalam membuang sampah jenis plastik alangkah baiknya dibuang pada tempat yang tepat.” Ujar Kepala Desa.
“Karena sifat dari sampah plastik ini tidak dapat terurai dengan mudah, maka saya sarankan Bapak dan Ibu sekalian perlu mendaur ulang dan memanfaatkannya secara langsung.” Tambahnya.
Setelah acara usai, semua peserta diberikan hidangan berupa makanan dan minuman dengan wadah berbahan dasar plastik. Para warga pun kemudian berbondong-bondong mengumpulkan bekas sampah plastik tersebut dan dikemas ke tas milik kepala desa.
Kepala Desa pun kebingungan dengan aksi para warganya, dan bertanya, “Kenapa bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian memasukkan sampah tersebut ke dalam tas saya?”
Warga pun berujar, “Tadi kan bapak sendiri yang menyampaikan kalau sampah plastik sangat berbahaya dan tidak mudah terurai. Jadi, kami semua mengumpulkan semua sampah tersebut supaya bisa di daur ulang.”
Mendengar hal itu, Kepala Desa langsung pamit dan pulang.
15. Menjawab Benar
Yusuf dipanggil Ibu Yeti ketika jam istirahat sekolah.
“Yusuf, Ibu tidak melihat jawaban kamu di esai. Hanya ada tulisan benar,” kata Ibu Yeti sambil menunjukkan kertas ulangan Yusuf.
“Oh, kan perintahnya begitu, Bu. Disana bilangnya harus mengisi setiap jawaban dengan ‘Benar’. Jadi, saya tulis jawaban benar di esai. Yusuf pintar kan, Bu?”
16. Berbagi Buku
Pagi ini Ibu Yeti memberikan satu buah buku untuk dua orang siswa.
“Anak-anak, sekarang kalian berbagi buku. Jadi masing-masing bisa belajar bersama,” kata Ibu Yeti.
“Bu, saya sudah membagi bukunya!” Seru Ridwan dengan memperlihatkan buku paket disobek jadi dua. “Buat saya satu, buat Maulana satu.”
“Ridwan!!!”
0 comments