inspirasi
Ini Pakaian Adat Papua, Unik dan Penuh Filosofi
Papua memiliki beragam kebudayaan, salah satunya adalah pakaian adat. Ada beberapa jenis pakaian adat Papua yang mungkin masih belum diketahui banyak orang. Semua jenisnya memiliki ciri khas unik dan belum tersentuh oleh budaya luar.
Papua adalah salah satu provinsi yang terletak di paling ujung timur Indonesia. Provinsi ini terkenal akan keindahan wisata alamnya. Salah satu tempat wisata yang paling terkenal akan pesona cantiknya adalah Raja Ampat.
Raja Ampat merupakan sebuah pulau yang keindahannya bagaikan surga. Laut dalamnya begitu indah dipenuhi dengan berbagai macam jenis ikan dan terumbu karang.
Selain tempat wisata yang indah, provinsi yang kerap disebut sebagai “Bumi Cendrawasih” ini rupanya kaya akan sumber daya mineral seperti tembaga, emas, dan perak. Tak heran jika provinsi disebut sebagai provinsi yang memiliki kekayaan paling banyak.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pakaian adat Papua masih belum tersentuh oleh dunia luar atau budaya asing, sehingga pakaian adat ini masih sangat-sangat asli.
Lantas, apa saja sih pakaian adat Papua? berikut adalah 6 jenis pakaian adat Papua yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang.
Baca juga: 9 Cara Meninggikan Badan dengan Cepat dan Mudah
1. Koteka
Jenis pakaian adat Papua yang pertama adalah koteka. Koteka merupakan pakaian adat Papua khusus untuk pria yang memiliki fungsi utama yakni menutupi kemaluan.
Koteka terbuat dari moncong burung taong-taong (riambo) dan kulit labu. Untuk mendapatkan burung tersebut, harus berburu terlebih dahulu.
Sedangkan untuk kulit labu, bisa didapatkan dengan cara ditanam khusus sehingga berbentuk yang dinamakan koteka yang digunakan oleh kaum laki-laki.
Untuk ukuran serta bentuk koteka biasanya disesuaikan dengan aktivitas pengguna, baik hendak bekerja atau upacara.
Koteka yang digunakan untuk bekerja biasanya berukuran pendek. Sedangkan koteka yang digunakan untuk upacara adat berbentuk panjang dengan hiasan-hiasan.
Namun, tidak semua suku memiliki bentuk koteka yang sama. Seperti contoh, orang Tiom menyukai bentuk koteka yang terbuat dari dua labu, sedangkan orang Yali menyukai bentuk koteka panjang yang terbuat dari labu.
Koteka disebut sebagai pakaian adat yang sangat unik sebab hanya menutupi bagian kemaluan saja, bukan semua tubuh.
Karena bentuknya yang demikian, dengan berjalannya waktu, pakaian adat ini dilarang digunakan di tempat-tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, terminal ataupun kendaraan umum.
Sehingga, koteka saat ini kurang populer dan tidak banyak orang yang menggunakannya. Jika ada, hanya dijadikan sebagai cenderamata saja.
Jika kamu ingin melihat pakaian ini, kamu bisa berkunjung ke daerah pegunungan Wamena, Papua. Sebab, masyarakat asli di sana masih memakai pakaian adat ini.
Kamu juga bisa berfoto dengan orang-orang di sana, dan tentu saja harus siap merogoh kocek puluhan ribu rupiah.
2. Pakaian sali
Sali merupakan salah satu dari busana tradisional Papua yang dikhususkan bagi wanita lajang atau belum menikah.
Sali terbuat dari kulit pohon berwarna coklat alami. Awal mula kemunculannya, pakaian adat ini berbentuk panjang seperti rok dan hanya menutupi bagian bawah saja. Sedangkan bagian atas masih terbuka secara jelas.
Namun, seiring berkembangnya zaman dan peradaban, pakaian adat sali disesuaikan dengan peradaban yang ada.
Terbukti dengan adanya tambahan lain rajut yang terbuat dari kulit pohon dengan dilengkapi hiasan-hiasan untuk menutupi tubuh bagian atas.
Pakaian adat ini dilengkapi dengan pemakaian hiasan kepala mirip mahkota, sehingga menambah kesan cantik dan menarik pada gadis-gadis Papua yang memakainya.
Selain sebagai ikon masyarakat Papua, sali juga memiliki keunikan lain yakni menjadi penanda status perkawinan seorang perempuan, apakah dia sudah menikah atau lajang.
3. Pakaian yokal
Jika pakaian Sali merupakan pakaian adat Papua yang dikenakan oleh wanita lajang atau belum menikah, pakaian yokal justru sebaliknya. Yokal diciptakan khusus untuk wanita yang berstatus sudah menikah.
Pakaian yokal terbuat dari kulit pohon yang berwarna coklat tanah atau kemerahan, kemudian dibuat dengan cara dianyam dan dililitkan mengitari tubuh wanita.
Pakaian yokal kerap dikenakan oleh gadis di Papua barat ketika ada festival budaya maupun sehari-hari.
Selain itu pakaian adat ini dianggap sebagai simbol bahwa masyarakat Papua memiliki kedekatan dengan alam.
Baca juga: 8 Cara Memerahkan Bibir Secara Alami, Mudah Dilakukan di Rumah
4. Baju kurung
Pakaian adat baju kurung biasanya digunakan wanita sebagai atasan. Pakaian ini terbuat dari kain beludru.
Umumnya, pakaian ini dikenakan pada saat acara upacara adat oleh wanita Papua dan Papua Barat yang tinggal di Manokwari.
Biasanya, wanita Papua mengenakan baju kurung dengan bawahan rok rumbai. Sebagai pelengkap, mereka mengenakan beberapa aksesoris seperti gelang dan kalung yang terbuat dari biji-bijian, serta hiasan rumbai bulu yang melingkar di pinggang, lengan, dan tepi leher.
Tak lupa juga aksesoris penutup kepala menyerupai mahkota yang terbuat dari bulu burung semakin menambah keunikan baju ini.
5. Rok rumbai
Jika baju kurung dikenakan sebagai atasan, rok rumbai justru dikenakan sebagai bawahan. Umumnya, kedua pakaian ini dikenakan secara bersamaan.
Rok rumbai terbuat dari bahan daun sagu yang telah dikeringkan kemudian dirajut dengan rapi hingga membentuk sebuah rok.
Saat ini, tidak semua orang Papua menggunakan rok rumbai. Rok ini biasanya hanya digunakan oleh penduduk di wilayah dekat pesisir pantai dan pegunungan.
Namun, masih ada beberapa kelompok yang memakai rok dalam kehidupan sehari-hari seperti Sentani, Biak Numfor, Yapen, Enjros, dan Tobati.
Tidak hanya dikenakan oleh wanita Papua, rok rumbai rupanya juga dikenakan oleh sebagian besar pria Papua, khususnya pada saat menghadiri acara adat.
Cara penggunaan pakaian ini cukup unik antara pria dan wanita. Jika seorang pria mengenakan rok rumbai, maka ia tidak akan mengenakan baju kurung.
Sedangkan, wanita mengenakan keduanya yakni rok rumbai dan baju kurung.
Namun, jika seorang pria mengenakan koteka, maka si wanita mengenakan rok rumbai tanpa mengenakan baju kurung.
6. Baju kain rumput
Baju kain rumput adalah salah satu baju adat Papua yang terbuat dari pucuk daun sagu yang dikeringkan.
Uniknya, jika ingin memetik pucuk daun sagu yang nantinya akan dijadikan baju kain rumput, haruslah pada saat air laut sedang pasang.
Daun sagu yang sudah diambil tersebut diproses dengan cara dikeringkan lalu dianyam. Namun, sebelum dianyam jangan lupa untuk merendamnya terlebih dahulu.
Daun tersebut kemudian dianyam dengan menggunakan bantuan alat berupa kayu sepanjang satu meter.
Kayu tersebut berfungsi untuk mengaitkan ujung-ujung tali. Tali tersebut terbuat dari rumput-rumput, yang sebelumnya telah dikeringkan, yang dipilin menjadi satu
Baju kurung merupakan pakaian adat Papua yang sudah mendapat sentuhan budaya luar atau sedikit modern. Baju ini dikenakan oleh pria maupun wanita.
Akhir kata
Nah, itulah beberapa jenis pakaian adat Papua yang mungkin sebagian besar orang belum tahu sebab masih belum tersentuh oleh budaya lain.
Walaupun pakaian adat Papua masih asli dan bentuknya cukup terbuka, sebaiknya kita tetap menghormati dan menghargainya.
Sebab, apa pun bentuk pakaian adat yang ada Indonesia, itu semua tetap menjadi keberagaman budaya Indonesia yang harus selalu dijaga dan dilestarikan.
Perlu diingat bahwa tidak semua masyarakat Papua mengenakannya sehari-hari. Pakaian adat di atas hanya dikenakan oleh masyarakat pendalaman saja, atau hanya dikenakan pada saat upacara adat.
0 comments