lifestyle
Apa itu Eccedentesiast? Kenali 7 Tanda-Tandanya
Pernah melihat teman atau orang di sekitarmu begitu ceria? bukan hanya sehari, melainkan setiap hari selalu merasa senang dan bahagia. Bahkan tidak terlihat sedikitpun rasa sedih terlukis di wajahnya.
Tapi, apakah kamu tahu bahwa wajah ceria itu ternyata tidak nyata alias pura-pura? Kebahagiaan yang selalu ditunjukkan rupanya hanya sebagai tameng untuk menutupi kesedihannya saja.
Ya, pasti ada orang di sekitarmu yang kerap melakukannya, atau mungkin kamu sendiri. Jika memang iya, berarti kamu adalah seorang eccedentiast.
Lantas, apa sih eccendetesiast? Mungkin istilah tersebut masih cukup asing di telinga.
Baca juga: 10 Tanda Hubunganmu Couple Goals dengan Pasangan
Apa itu eccedentesiast?
Eccedentesiast merupakan sebutan untuk eseorang yang kerap berpura-pura bahagia untuk menutupi kesedihannya. Biasanya, ia melakukannya karena merasa putus asa dengan apa yang terjadi dalam kehidupannya.
seorang eccedentesiast juga merasa baha kesedihan yang ia rasakan sudah berada di tingkat paling atas. Terlebih lagi jika ia tidak mempunya seorangpun untuk dijadikan tempat menumpahkan segala perasaan gundahnya.
Akhirnya, ia hanya bisa berpura-pura bahagia seperti tidak ada kesedihan di dalam hatinya. Apakah Eccedentesiast termasuk orang munafik? Tentu saja tidak.
Sebab, ia hanya ingin menyembunyikan perasaan sedih dan terpuruknya di balik wajah bahagia palsunya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tanda-tanda eccedentesiast, diantaranya:
Kenali 7 tanda seorang eccedentesiast
1. Selalu merasa baik-baik saja
Tanda-tanda seorang eccedentesiast yang pertama adalah selalu merasa baik-baik saja meskipun banyak masalah yang dihadapi.
Berusaha untuk menjadi orang yang selalu bai-baik saja tidaklah mudah, karena bukan hanya membohongi orang lain melainkan juga diri sendiri.
Namun, seorang eccedentesiast bisa melakukannya dengan mudah. Bukan berarti ia tidak ingin meminta bantuan kepada orang lain, atau tidak percaya kepada orang di sekitarnya untuk meluapkan segala permasalan yang dihadapi.
Akan tetapi, ia hanya tidak ingin membuat orang lain merasa kesusahan karenanya.
Alasan lainnya adalah karena ia tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa dan memulainya darimana? Untuk itu, mereka memilih untuk menyembunyikannya saja dengan cara berpura-pura bahagia.
2. Lebih suka melakukan semua hal sendiri
Seorang eccedentesial selalu menanggung kesedihannya sendiri. Ia tidak mau merepotkan orang lain. Akibatnya, ia menjadi seorang mandiri yang lebih suka melakukan semua hal sendiri.
Setiap masalah yang datang, ia selalu hadapi dan menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Bahkan, ia merasa bahwa hanya dirinyalah yang mampu mengatasinya.
Sekali lagi, bukan berarti ia tidak percaya kepada orang lain, tapi ini sudah menjadi kebiasaan yang membuatnya lebih merasa mampu menghadapi segala masalah yang datang.
Hal positif yang bisa diambil adalah seorang eccedentesiast memiliki tingkat optimisme tinggi. Ia selalu menanamkan rasa baik-baik saja di dalam hati dan perasaannya setiap ada masalah.
3. Selalu terlihat bahagia
Tanda eccedentesiast yang paling mudah dikenali adalah selalu terlihat bahagia, dan menjadi pribadi yang periang. Padahal, itu semua hanyalah kebahagiaan palsu yang ia ciptakan untuk menutupi kesedihan.
Mimik wajah bahagia selalu diperlihatkan setiap hari di depan orang lain. Tapi kenyataannya dibalik senyum dan gelak tawanya, ia menangis karena luka dan sakit di hatinya
Ia berusaha untuk tidak menunjukkannya agar orang lain tidak merasakan hal yang sama. Cukup ia saja yang merasakan.
4. Bebas melakukan apapun yang disukai
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang eccedentesiast lebih suka melakukan hal sendiri sehingga ia terlatih untuk menjadi seorang yang mandiri.
Ia juga merasa bebas melakukan apapun yang ia sukai tanpa harus memikirkan segala kemungkinan buruk yang akan terjdi kedepannya.
Biasanya ia melakukannya berdasarkan kata hati. Hal ini dikarenakan kebiasaannya yang selalu mendengarkan dan mengikuti kata hati setiap menghadapi masalah.
Tidak hanya itu, alasan lain mereka suka melakukan apapun yang disukai ialah untuk mencari kesenangan sehingga luka dan sakit hatinya dapat terobati.
Baca juga: 9 Manfaat Lidah Mertua, Tanaman Anti Kanker & Obat Alergi
5. Terkadang menunjukkan rasa sedihnya
Seorang eccedentesiast tidak hanya selalu berpura-pura bahagia saja untuk menutupi kesedihannya.
Tapi, ada kalanya mereka akan menunjukkan kesedihannya di depan orang lain, namun ia tidak akan menunjukkannya secara frontal melainkan hanya melalui mimik wajah saja.
Biasanya, ia melakukan hal tersebut karena merasa sangat kesepian dan ingin mempunyai teman bersandar.
Ia merasa sudah tidak sanggup lagi menghadapinya sendiri, sehingga ia mencoba untuk sedikit memperlihatkannya kepada orang disekitar.
Jika ia menunjukkan ekspresi sedih kepada orang lain dan orang tersebut peka, maka ia akan merasa sangat senang.
Kemudian, ia akan mencoba untuk menceritakan segala masalah yang ia hadapi dan menunggu tanggapan baik dari orang yang ia percaya.
Namun, jika orang yang ia tunjukkan tidak peka dan tidak memulai untuk bertanya, maka ia akan tetap menyimpannya sendiri dalam hati.
6. Terjadi perubahan nafsu makan
Berpura-pura bahagia memang cukup melelahkan, pasalnya kita menentang perasaan yang sebenarnya kita rasakan, yakni rasa luka dan sakit hati. Begitupula yang dialami oleh seorang eccedentesiast.
Akibatnya, ia akan mengalami perubahan pada nafsu makan. Ada yang menjadi tidak memiliki nafsu makan, ada pula yang justru ingin makan secara terus menerus, sehingga akan menimbulkan perubahan pada berat badan.
Kondisi tersebut tidak akan membuat seoarang eccedentesiast merasa resh. Sebab, ada hal utama yang harus ia lakukan, yakni menutupi kesedihan dan berpura-pura bahagia.
7. Kehilangan minat melakukan aktivitas
Seorang eccedentesiast akan melakukan aktivitas apapun berdasarkan kemauan hati. Ia merasa bebas melakukan apapun selama bisa membuatnya bahagia.
Akan tetapi, ia akan merasa kehilangan minat untuk melakukan hal selain yang ia senangi. Padahal, bisa saja sangat penting untuk dilakukan.
Hal tersebut terjadi karen ia takut akan melakukan kesalahan sehingga akan menyakiti orang lain.
Ia juga tidak mau membebani orang lain ketika ia tidak mampu melakukan aktivitas tersebut. Sehingga, ia memilih untuk tidak melakukannya sama sekali.
Menjadi seorang eccedentesiat tidaklah buruk. Sebab masih ada sisi positif yang bisa kamu dapatkan seperti tingginya rasa simpati dan empati terdahap orang lain.
Hal ini dikarenakan seorang eccedentesiast tidak ingin melihat orang yang ia cintain merasa sedihm sehingga ia akan menghibur bagaimanapun caranya.
Selain itu, kamu juga bisa merasa tegar dan kuat dalam menghadapi segala permasalahan dan menyesesaikannya sendiri tanpa membuat orang lain merasa repot.
Terakhir, menjadi seorang eccedentesiast juga bebas dari gunjingan orang lain. Sebab, mereka tidak tau permasalahan apa yang sedang kamu hadapi, sehingg tidak memiliki bahan untuk digunjingkan.
Akhir kata
Demikianlah penjelasan tentang eccedentesiast beserta tanda-tandanya. Jika kamu mampu untuk menyembunyikan segala permasalahan dan kesedihamnu, maka sah-sah saja kamu memilih untuk menjadi eccedentesiast.
Namun, jika tidak mampu, maka carilah orang yang tepat untuk meluapkannya.
Jangan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan sendiri, dan jangan mencoba untuk memendamnya jika memang kamu tidak mampu.
Sebab, hal tersebut akan membuatmu merasa kesepian dan dapat memicu rasa stress yang akhirnya mengakibatkan depresi.
0 comments