profil
Rocky Gerung
Nama Rocky Gerung menjadi terkenal sejak kerap tampil di sebuah acara debat Indonesia Lawyers Club atau dikenal dengan ILC, yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta dari 2008-2020.
Bapak filsuf dan ahli politik ini pernah berkuliah di jurusan Ilmu Politik dalam Fakultas Ilmu-ilmu Sosial UI tahun 1979, kemudian pindah ke jurusan Ilmu Filsafat, dan lulus sebagai sarjana tahun 1986.
Meskipun hanya bergelar sarjana, ia bisa mengajar di Universitas Indonesia (UI) dan sayangnya harus berhenti karena keluarnya peraturan bahwa seorang dosen wajib bergelar minimal magister.
Ia sempat menjadi dosen tidak tetap semenjak lulus kuliah hingga tahun 2015 di departemen Ilmu Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya di UI.
Mata kuliah yang diajarkannya adalah filsafat politik, seminar teori keadilan dan metode penelitian filsafat. Lelaki ini bahkan sempat mengajar untuk program Pascasarjana.
Selain mengajar, ia juga merupakan salah seorang pendiri Setara Institute dan fellow pada Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).
Baca juga: Biodata, Profil, dan Fakta Bima Samudra
Biodata & Profil
- Nama Lengkap: Rocky Gerung
- Nama Panggung: Rocky Gerung
- Nama Panggilan: Rocky
- Tempat Tanggal Lahir: Manado, Sulawesi Utara, 20 Januari 1959
- Kewarganegaraan: Indonesia
- Pendidikan: Sarjana Ilmu Filsafat Universitas Indonesia
- Agama: –
- Tinggi: –
- Orang Tua: –
- Saudara: Grevo Gerung
- Istri: –
- Profesi: Akademisi, Filsuf
- Hobi: Olahraga, Mendaki gunung, Membaca
- Facebook: –
- Twitter: @rockygerung
- Instagram: @rockygerungofficial
- TikTok: –
- YouTube: Rocky Gerung Official
Fakta Menarik
- Pria asal Manado ini adalah seorang pengamat politik serta akademisi dengan sepak terjang yang luar biasa.
- Ia termasuk aktivis sosial yang sangat aktif. Sekarang pun dirinya mengkampanyekan akal sehat dalam setiap kuliah umumnya.
- Saat masih berkuliah di UI, ia bahkan pernah kuliah di berbagai jurusan di UI sebelum akhirnya kembali ke ilmu filsafat. Di antaranya adalah Teknik, Psikologi, Hukum, serta Hubungan Internasional.
- Di ilmu-ilmu tersebut, semuanya tak ada yang bertahan. Menurut tempat kuliahnya, ia di DO. Namun, ternyata ia berpendapat berbeda. Ia berujar bahwa ketika itu, ia men-DO-kan fakultas tersebut. Selain itu, lelaki ini berujar bahwa ia pindah-pindah fakultas bukan karena lelah belajar, melainkan sudah memahami ilmunya.
- Sebagai seorang ahli filsafat, lelaki yang suka mendaki gunung ini merupakan pakar filsafat feminisme. Tercatat bahwa dirinya termasuk kontributor dalam Jurnal Perempuan, di bawah Yayasan Jurnal Perempuan.
- Walau hanya seorang lulusan S1, ia selalu dipanggil Profesor oleh rekan-rekannya. Pemikirannya yang tajam dan kritis menjadikannya mendapat panggilan terhormat itu.
- Ia adalah seorang sarjana yang bahkan tak mengetahui nilai IPK nya sendiri. Menurutnya, IPK adalah nilai akumulasi dan banyaknya paper yang dibuat, sedangkan seminar tak terhitung.
Baca juga: Biodata, Profil, dan Fakta Gesya Shandy
Buku
- Demokrasi dan Kekecewaan, Centre for the Study of Islam and Democracy (2009)
- Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus – bersama L.G. Saraswati (2006)
- Teori Sosial dan Praktik Politik – bersama Brian Fay dan Budi Murdono (1991)
Jurnal
- Pancasila: Ide Penuntun, Bukan Pengatur – Jurnal Prisma 2 (2018)
- Feminist Pedagogy: A Political Position – Jurnal Perempuan 21 (3): 265-271 (2016)
- Jalan Ideologi dalam Negara Demokrasi – Konfrontasi: Jurnal Kultural, Ekonomi Dan Perubahan Sosial, 2(2), 53-56 (2015)
- Feminist Ethics against Stigma of Theocracy-Patriarchy: a Reflection of 2014 Presidential Election – Jurnal Perempuan 19 (3): 175-182 (2014)
- Komunitarianisme versus – Hak Asasi Manusia – Jurnal Prisma 1 (2011)
- Feminisme versus Kearifan Lokal – Jurnal Perempuan 57 (2008)
- Representasi, Kedaulatan, dan Etika Publik – Jentera Jurnal Hukum 20 (5) (2010)
- Pluralisme dan Konsekwensinya: Catatan Kaki untuk Filsafat Politik ‘Nurcholish Madjid’ – Paper PSIK Universitas Paramadina (2007)
Artikel Majalah
- Charlie Hebdo dan Kita – Majalah Tempo Edisi 19 Januari (2015)
- Politik dan Akronim – Majalah Tempo Edisi 29 September (2014)
- Demagogi – Majalah Tempo Edisi 7 Juli (2014)
- Consumo Ergo Sum – Majalah Tempo Edisi 20 Februari (2012)
- Demokrasi Kurva Lonceng – Majalah Tempo Edisi 14 November (2011)
- Rahim Laki-Laki – Majalah Tempo Edisi 7 Maret (2011)
- Tersesat di Jalan Yang Benar – Majalah Tempo Edisi 13 Agustus (2007)
- Cendekiawan, Kultur, dan Politik – Majalah Tempo Edisi 12 Agustus (2001)
Quotes
- Loyalitas guru bukan terhadap pemerintah, melainkan terhadap pengetahuan. Itu dalilnya.
- Hanya dalam rindu, engkau mendengarkan sunyiku.
- Cinta itu humor yang paling cerdas.
- Masa depan tidak datang dengan menyalah-nyalahkan masa lalu.
- Dungu itu bukan tentang orangnya, tapi otaknya. Bukan persona, melainkan rasio.
- Terlalu banyak cerita diri. Reformasi itu tempat belajar, bukan tempat selfie.
- Filsafat itu tentang cara berpikir. Bukan cara menghamba.
- Angin lembah membawa harum hutan. Menghidupkan kisah yang pernah singgah di akar cemara.
- Senja menghantarkan rindu pada pilihan: menempuh malam atau menyesali perjalanan.
- “Pernah”. Kata yang paling sempurna. Ia melampaui “sudah” dan menjadikannya “masih”.
- Batas hari bukanlah gelap. Rindu tiba kepada mereka yang hatinya bercahaya.
- Rindu tak pernah menetap. Tapi ia selalu kembali.
- Tak tiba, tak berarti tak ada. Seperti rindu.
Foto – foto Rocky Gerung
1. Dengan segala pemikiran kritisnya
2. Mengisi acara kamisan untuk perjuangan HAM di Indonesia
3. Saat waktu luangnya diisi dengan olahraga santai
4. Foto di balik layar bersama penyanyi Tulus
5. Hobinya mendaki gunung, menghilangkan penat
Sosok filsuf yang sering dipanggil sebagai profesor dan bernama Rocky Gerung ini selalu menohok lawan politiknya dengan berbagai pemikirannya.
Ade Ahmad Yani
21 Desember 2022 at 18:00
Makna demokrasi yg sejati adalah diharapkan dan dimenangkan oleh rakyat mayoritas secara murni tanpa rekayasa dari dari pihak manapun