inspirasi
Mengenal Belangkas, Hewan Berdarah Biru yang Menyelamatkan Jutaan Manusia
Belangkas menjadi salah satu hewan yang berjasa besar bagi umat manusia. Darahnya yang berwarna biru menjadi keunikan tersendiri.
Tapi, bukan karena faktor darah birunya yang menjadikan hewan ini banyak dicari, baik untuk diteliti atau dikonsumsi.
Selama ini darah belangkas dimanfaatkan untuk mengetes keamanan sebuah vaksin.
Bahkan belum lama ini dikabarkan bahwa para peneliti yang tengah mengupayakan vaksin Covid-19 juga bergantung pada darah belangkas.
Baca: Cleopatra, Ratu Mesir Terakhir yang Terkenal dengan Kecantikannya
Bentuk belangkas terlihat seperti gabungan kepiting dan ikan pari
Hewan ini memiliki cangkang keras di bagian punggungnya. Ada juga yang menyebut horseshoe crab karena memang bentuk hewan ini seperti tapal kuda.
Sekilas mirip kepiting, tapi tak memiliki antena. Hanya ada dua pasang kaki. Sepasang kaki yang pertama berguna untuk mengambil makan, sedangkan yang kedua untuk dapat berjalan dan bergerak.
Ekornya yang lancip juga memiliki fungsi penting, yakni sebagai pengendali gerakan di tubuhnya.
Darahnya mengandung zat yang mampu mendeteksi bakteri
Darahnya adalah satu cairan yang termahal di seluruh dunia. Harganya bisa mencapai 60.000 US$/gallon. Darahnya tidak sama dengan darah manusia.
Warnanya yang biru adalah karena kandungan hemosianin. Jika hemosianin terkena udara, maka memancarlah warna biru sampai kehijauan.
Pada tahun 1956 sudah ditemukan bahwa dalam darahnya terdapat sel amebosit khusus yang mampu mendeteksi bakteri.
Saat terpapar dengan bakteri, amebosit akan keluar lendir yang menahan bakteri agar tidak sampai menyebar.
Darahnya sudah digunakan dalam bidang medis untuk pengujian obat dan vaksin.
Lembaga Food and Drug Administration di Amerika Serikat sejak 1970, mewajibkan agar semua jenis vaksin dan obat yang diberikan untuk manusia harus melewati pengetesan dengan darah belangkas. Setelah Amerika, negara-negara lain juga menerapkan hal yang sama.
Baca juga: Keunikan Suku Maya, Bangsa Amerika Kuno dengan Peradaban Paling Maju di Zamannya
Populasinya bisa menurun jika terlalu banyak diambil darahnya
Sebagai salah satu makhluk hidup paling tua di bumi, hewan ini disebut lebih tua dari dinosaurus.
Selama ini hidupnya di pinggir pantai, tempat berlumpur, lautan yang dangkal, dan hutan mangrove.
hewan ini memang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik untuk keperluan medis maupun diambil telurnya untuk dimasak.
Tapi bukan berarti bebas dieksploitasi yang kemudian menyebabkan populasinya menurun.
Apalagi hewan ini pertumbuhannya bisa dibilang lambat. Sampai sekarang tinggal empat spesies yang masih bertahan di dunia.
Ada yang perlu diketahui tentang belangkas yang sudah diambil darahnya. Setelah cangkangnya ditusuk di dekat hati lalu sekitar 30% darah birunya disedot. Selanjutnya belangkas bisa dilepas lagi.
Setelah dilepas lagi, sekitar 10%-30% populasinya mati karena tindakan penyuntikan.
Bahkan pada belangkas betina, juga diketahui bahwa mereka kesulitan untuk bertelur kembali. Jika tidak ada perlindungan, jelas ini akan mengkhawatirkan.
Nenek moyang orang Jawa menyebut belangkas jadi lambang kesetiaan
Hewan ini juga masih memiliki sisi lain yang unik. Di Jawa, belangkas jantan disebut dengan mimi, sedangkan yang betina disebut dengan mintuna.
Menurut cerita turun temurun dari nenek moyang Jawa, mimi dan mintuna adalah lambang kesetiaan pasangan.
Sampai ada peribahasa Jawa ‘rukune kaya mimi lan mintuna’ yang berarti bahwa pasangan setia itu ibarat mimi dan mintuna.
Mitosnya, agar tidak keracunan ketika mau mengonsumsinya, disarankan untuk memasaknya sekaligus yang berjenis kelamin jantan dan betina.
Ada pula cerita lain ketika jantan ditangkap sendiri, maka betinanya akan mati.
0 comments