inspirasi
Yasuke, Samurai Kulit Hitam Pertama yang Dikagumi Masyarakat Jepang
Bicara tentang samurai, maka yang paling mudah terbayangkan adalah orang Jepang berpakaian zirah perang serta membawa pedang katana.
Posisi prajurit samurai sangat dihormati, jadi mereka mendapat pelatihan khusus sejak kecil.
Tidak banyak yang tahu bahwa ternyata ada samurai yang berasal dari bangsa selain Jepang, yakni dari Afrika.
Satu nama prajurit samurai dari luar Jepang yang cukup dikagumi dan dikenang orang Jepang di kemudian hari adalah Yasuke.
Kedatangannya di Jepang awalnya membawa misi agama bersama Pastor Jesuit, Alessandro Valignano dari Portugis. Kemudian oleh penguasa setempat, ia diangkat jadi samurai.
Baca juga: Uniknya Sand Dollar, Hewan Laut Berbentuk Koin yang Dapat Mengkloning Diri Sendiri
Masyarakat Jepang sangat antusias menyambutnya
Saat itu masyarakat Jepang belum banyak berinteraksi dengan warga dunia. Portugis menjadi bangsa Eropa yang pertama datang ke Jepang.
Kedatangan Alessandro Valignano pada tahun 1579 yang membawa Yasuke membuat masyarakat antusias.
Konon Yasuke adalah orang Afrika berkulit hitam pertama yang dilihat masyarakat Jepang Karena ciri fisik yang berbeda, lebih tinggi dan besar, masyarakat menyebutnya titisan dewa.
Karena terlalu banyaknya kerumunan masyarakat yang berlomba-lomba ingin menemui, ia sampai harus menunggang kuda demi menyelamatkan diri dari kerumunan.
Yasuke mampu berbahasa Jepang dan mudah akrab dengan penguasa
Kabar kedatangannya yang heboh itu didengar oleh seorang Daimyo atau penguasa lokal yang bernama Oda Nobunaga (1534-1582).
Atas izin pastor, Nobunaga menemui Yasuke. Dengan kemampuan bahasa Jepang dan kepandaian bergaul,i a cepat akrab dengan penguasa. Bahkan nama Yasuke diberikan oleh Nobunaga.
Meski dikenal masyarakat dan mudah akrab dengan penguasa, nama aslinya tidak dipublikasikan. Menurut Thomas Lockley, associate professor dari Nihon University College of Law Tokyo yang dilansir historyextra, Yasuke kemungkinan nama Jepang dari Isaac.
Informasi soal umurnya atau asalnya dari negara Afrika bagian mana, sejarawan tidak mendapat catatan yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Baca juga: Rahmat Shigeru Ono, Tentara Jepang yang Bergerilya Membela Indonesia
Menjadi samurai kulit hitam pertama dalam sejarah Jepang
Secara fisik, tingginya lebih dari 180 cm. Padahal rata-rata orang Jepang saat itu hanya sekitar 152 cm.
Selain karena fisiknya yang mengesankan dan terlihat kuat, Nobunaga pun terkesan dengan pembawaan sikapnya.
Ia suka olah raga bela diri, menari, dan menceritakan Nobunaga dengan kisah-kisah dari Afrika. Nobunaga pun memperlakukannya layaknya keluarga. Nobunaga menjadikannya sebagai pengawalnya.
Itulah yang kemudian menjadi sejarah baru tentang samurai kulit hitam pertama yang diangkat oleh Daimyo Oda Nobunaga dan ditempatkan di Kastil Azuchi.
Meskipun demikian, Nobunaga awalnya masih ragu apakah benar kulit hitamnya itu bukan tinta atau sejenis pewarna. Alhasil ia pernah dipaksa melepas baju dan menggosok kulit hitamnya sebagai bukti bahwa memang kulitnya asli.
Meskipun bukan asli orang Jepang, langkahnya menjadi prajurit tidak terlalu sulit. Ia bahkan tampak sudah terlatih, sebagaimana samurai Jepang yang sudah dibentuk sedari kecil.
Jadi ketika ada yang menyebut bahwa Yasuke sebenarnya seorang budak Afrika, banyak yang tidak percaya.
Yasuke dipercaya ikut bertempur bersama Daimyo Nobunaga
Dengan menjadi samurai, ia  termasuk ke dalam kelompok terpilih yang diberi izin untuk makan bersama Nobunaga.
Tidak hanya berkutat di urusan internal, ia juga ikut ke dalam pertempuran bersama Nobunaga.
Salah satu yang terbesar adalah ketika Daimyo Nobunaga diserang dan dikudeta oleh Mitsuhide, jenderalnya sendiri yang berkhianat. Mitsuhide ingin menggulingkan Nobunaga pada tahun 1582.
Yasuke masih bersiaga melindungi dengan zirah dan katananya. Tapi ternyata pertahanan Nobunaga lemah.
Sebelum benar-benar dikalahkan, Nobunaga melakukan ritual bunuh diri Seppuku. Saat itu seppuku dianggap lebih mulia daripada digulingkan kekuasaannya.
Yasuke sebagai samurai juga diintimidasi agar ia juga ikut melakukan ritual seppuku. Tapi ia justru menawarkan pedang pada Mitsuhide seperti kebiasaan di Barat.
Mitsuhide tidak terkesan dengan sikapnya yang dianggap liar dan tidak mencerminkan samurai sejati.
Setelah kematian Nobunaga, Yasuke kembali menemui pastor Valignano untuk melanjutkan misi.
Sampai puluhan tahun kemudian, sosoknya masih hidup dalam imajinasi orang Jepang dalam bentuk cerita-cerita dalam buku dan film.
0 comments