inspirasi
Terkenal Sebagai Putri Disney, Pocahontas di Dunia Nyata Bernasib Malang
Kalau kamu sering menonton film-film Disney sejak dulu, pasti tidak asing lagi dengan nama Pocahontas.
Dia adalah sosok perempuan Suku Indian yang berambut panjang, tatapannya tajam, dan kulitnya coklat kemerahan.
Di dalam cerita dongeng, Pocahaontas yang baik hati ditakdirkan jatuh cinta pada seorang laki-laki dari Inggris bernama John Smith.
Konon cintanya yang kuat juga menguntungkan orang kulit putih untuk menguasai potensi alam di Desa Tsenacomoco. Pocahontas adalah sosok nyata, tapi kisah aslinya berbeda dari yang ditampilkan film Disney.
Seperti pada umumnya cerita Disney yang dibuat dengan menyesuaikan imajinasi anak-anak, begitu juga Pocahontas.
Baca juga: William Kemmler, Narapidana Pertama di Dunia yang Dieksekusi dengan Kursi Listrik
Terlahir sebagai anak kepala suku yang pembawaannya lincah dan suka bermain
Pocahontas sebenarnya bukan nama asli. Ia terlahir tahun 1596 dengan nama Amonute sebagai bagian dari suku suku Powhatan.
Nama Pocahontas diberikan padanya sebagai julukan karena pembawaannya yang lincah dan suka bermain. Ayahnya adalah seorang kepala suku dan ibunya sudah meninggal ketika melahirkannya.
Ada juga yang menyebut ibunya sudah menikah lagi. Dilahirkan sebagai seorang anak bungsu di dalam keluarga, ia kemudian tumbuh dengan kasih sayang penuh.
Di lingkungannya, ia dianggap punya kedudukan tinggi karena ayahnya. Yang jelas ia mendapat keistimewaan dalam hal kesempatan belajar dan diberi banyak kebebasan.
Ada orang-orang Inggris yang datang untuk menguasai tanah kelahirannya
Saat usianya 11 tahun, penjajah Inggris datang untuk menduduki tanah kelahirannya. Waktu itu, Amerika masih berupa konfederasi dan belum bersatu. Dalam hal ini, cerita film dan kenyataan hampir mirip.
Inggris yang dipimpin John Smith tiba di wilayah yang sekarang masuk ke negara bagian Virginia. Inggris menganggap wilayah jajahannya belum tersentuh modernitas dan bahkan masih primitif.
Seolah tanpa permisi, orang-orang Inggris langsung membangun pemukiman tidak jauh dari sungai Powhatan.
Penduduk setempat tidak mudah menerima kedatangan orang asing. Apalagi orang Inggris terlihat membawa senapan dan mengambil kekayaan alam.
Berusaha menyelamatkan ketika ada orang Inggris yang akan dieksekusi
Tidak lama setelah kedatangan, John Smith ditangkap dan dibawa keliling kampung. Masyarakat yang geram kepada penjajah mengancam untuk memenggal kepala John Smith.
Tapi seorang anak perempuan pemberani segera menyelamatkan dan melindungi dengan memasang badan. Tentu saja anak itu adalah Pocahontas. Ia menahan kakaknya yang sudah siap memenggal kepala John Smith.
Alhasil, eksekusi pemenggalan kepala pun tidak jadi dilakukan karena kepala suku yang juga menyaksikan tidak akan mungkin tega menyakiti anak sendiri.
Meski di dalam film diceritakan bahwa John Smith mencintainya, kenyataannya tidak demikian.
Yang perlu diperhatikan adalah usia yang terpaut cukup jauh. Ia masih 11 tahun dan John Smith 27 tahun. Di mata banyak orang, ia seorang anak gadis yang polos, ceria, dan cinta perdamaian.
Baca juga: Mengenal Nina Kulagina, Perempuan Rusia yang Bisa Pindahkan Benda dengan Pikirannya
Pernah menikah dan mengalami penculikan saat usianya baru 14 tahun
Lalu bagaimana soal asmaranya? Tentang asmaranya cukup menyedihkan. Di dalam film, ia mencitai John Smith seorang. Tapi kenyataannya, ia diculik secara licik saat usianya 14 tahun.
Di lingkungannya saat itu, 14 tahun dianggap sudah siap menikah bagi perempuan. Sebelum insiden penculikan, ia pernah dinikahkan. Bukan dengan John Smith, tapi seseorang yang bertugas menjaga ayahnya.
Tapi saat kabar penculikan menyebar, pernikahan dianggap batal. Orang yang menculiknya adalah Kapten Samuel Argall, lantaran mengetahui bahwa ia anak dari kepala suku Powhatan.
Kapten Samuel Argall juga membujuk orang yang punya kekerabatan dengan suku Powhatan untuk membawanya kabur dengan kapal layar.
Menjalani hidup baru setelah diculik kemudian meninggal di usia muda
Meskipun ia sempat menyadari bahwa ada yang aneh saat ia berlayar, akhirnya ia terjebak. Penculikan dirinya memberi jalan penjajah Inggris untuk merampas segala hal dari tanah kelahirannya.
Malang nasibnya, ketika sebelumnya ia pernah menyelamatkan orang Inggris, justru ia diperlakukan tidak baik.
Ia dibawa ke kota Henrico, dilatih berbahasa Inggris, diajarkan budaya Eropa, dan dibaptis. Setelah dibaptis, namanya diganti Rebecca. Di tempat baru, ia jatuh cinta dengan laki-laki asal Inggris bernama John Rolfe.
Keduanya bisa menikah dan dikaruniai satu orang putra yang diberi nama Thomas. Ternyata ia yang saat itu dikenal dengan nama Rebecca Rolfe tetap mendapat perlakuan buruk walau sudah menikah.
Orang Inggris banyak yang bersikap rasis, bahwa ia tetaplah perempuan Indian yang dimodernkan.
Beberapa tahun, ia menjalani kehidupan rumah tangga yang kurang bahagia, apalagi saat terkena sakit. Pada bulan Maret 1617, ia sedang dalam perjalanan ke Virginia, tapi meninggal di perjalanan di saat usianya baru 21 tahun.
0 comments