inspirasi
8 Alat Musik Tradisional Betawi, serta Upaya untuk Melestarikan
Alat Musik Tradisional Betawi – Jika membahas tentang keberagaman budaya Indonesia, maka tak akan selesai hanya dalam satu malam.
Pasalnya, ada banyak jenis ragam budaya seperti bahasa daerah, tari adat, pakaian adat, alat musik tradisional, rumah adat, dan senjata tradisional.
Masing-masing jenis keragaman budaya tersebut dimiliki oleh setiap suku yang tinggal berpencar di seluruh pelosok Indonesia, salah satunya adalah suku Betawi.
merupakan suku yang tinggal di provinsi DKI Jakarta. Suku ini juga memiliki ragam budaya unik dan menarik,
Suku Betawi contohnya alat musik tradisional.
Alat musik tradisional Betawi tidak hanya satu saja, melainkan ada beberapa jenis yang semuanya memiliki fungsi dan keunikan yang berbeda. Lantas, apa sajakah alat musik tersebut?
Baca juga: 7 Nama Rumah Adat Sumatera Utara yang Masih Lestari
1. Tanjidor
Alat musik tradisional Betawi yang satu ini cukup populer di kalangan masyarakat sejak dahulu hingga sekarang. Konon, alat musik tanjidor pertama kali dimainkan oleh anak-anak Belanda.
Kemudian, pada abad ke-19 para kaum perkumpulan Betawi lahir sehingga menjadikan alat musik ini semakin berkembang dan dimainkan oleh kalangan masyarakat luas.
Tanjidor terdiri dari beberapa jenis alat musik lainnya, yakni tambur yang dimainkan dengan cara dipukul, serta alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup seperti tombon, klarinet, tenor, dan piston.
Dengan demikian, alat musik tradisional Betawi ini tidak bisa dimainkan secara perseorangan, melainkan berkelompok.
Umumnya, tanjidor dimainkan di beberapa acara seperti khitanan, perkawinan, tahun baru, hari ulang tahun Indonesia, dan banyak acara meriah lainnya.
Alat musik ini sering kali dimainkan untuk mengiringi lagu khas Betawi, yakni jali-jali. Cara memainkannya pun harus sambil berjalan dan berkeliling di sekitaran rumah si empunya hajat.
2. Topeng Betawi
Sama seperti tanjidor, alat musik topeng Betawi terdiri dari beberapa jenis lainnya seperti bonang, gambang, kromong, krecek, gendang besar, gendang kecil, totok, gong, dan saron.
Dinamakan alat musik topeng betawi, sebab sekumpulan alat musik di dalamnya kerap dimainkan untuk mengiringi tari tradisional betawi yang memiliki nama sama, yakni tari topeng betawi.
Berdasarkan pernyataan dari sebuah buku yang mengatakan bahwa alat musik ini dimainkan secara berkelompok yang berisi delapan orang.
Sementara, untuk formasi dalam memainkannya adalah satu orang wanita sebagai penyanyi, sedangkan yang lainnya adalah pria yang bertugas untuk memainkan alat musik.
3. Gambang kromong
Lagi dan lagi, alat musik Betawi ini dimainkan secara berkelompok sebab terdapat berbagai jenis alat musik di dalamnya, seperti tehyan, sukong, suling, gendang, ningnong, kromong, gambang, kongahyan, krecek, kempul, gong, dan jutao.
Gambang kromong merupakan alat musik tradisional yang lahir dari perpaduan dua budaya yakni, Betawi dan Tionghoa.
Pasalnya, jika tanjidor awal mulanya dimainkan oleh anak-anak Belanda, berbeda dengan gambang kromong yang pada awal kemunculannya dimainkan oleh komunitas Tionghoa.
Komunitas tersebut dipimpin oleh kapitan Cina yang diangkat oleh Belanda yang bernama Nie Hoe Kong.
Gambang kromong biasanya dimainkan untuk mengeringi teater Lenong, pesta, acara pernikahan khas Betawi, dan upacara adat Betawi, serta upacara sakral seperti ritual adat.
4. Marawis
Budaya Betawi kerap dipadukan dengan budaya negara lain, khususnya dalam alat musik tradisional.
Sebelumnya, terdapat alat musik yang diciptakan dari perpaduan budaya Betawi-Belanda dan Betawi-Tionghoa, kali ini juga ada alat musik yang dihasilkan dari dua budaya, yakni Betawi dan Timur Tengah bernama marawis.
Sama dengan Tanjidor, alat ini cukup populer sehingga diadaptasi oleh daerah lain di Indonesia yakni Bengkulu.
Bentuk marawis hampir sama seperti rebana. Akan tetapi, marawis lebih gempal sementara rebana lebih pipih.
Berdasarkan pukulan atau nada yang dihasilkan, marawis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu zapin, sarah, dan zahefah.
Zapin memiliki nada cenderung lebih lambat sehingga sangat cocok jika digunakan untuk mengiringi lagu berbalas pantun saat acara pernikahan khas Betawi.
Sarah justru kebalikannya. Ia memiliki nada yang menghentak sehingga jika dimainkan akan membangkitkan rasa semangat.
Sementara itu, Zahefah memiliki nada dan irama hampir sama seperti Sarah. ia kerap digunakan sebagai pengiring lagu di majelis.
Alat musik ini kerap dimainkan dalam acara yang kental dengan unsur agama, seperti acara keagamaan.
Lirik lagu yang diiringi oleh alat musik ini mengandung pujian dan kecintaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Untuk memainkan marawis, harus berbentuk kelompok yang isisnya sekitar sembilan atau sepuluh orang.
Alat musik ini juga bisa dimainkan oleh pria maupun wanita dengan menggunakan busana tertutup seperti gamis.
Baca juga: 11 Contoh Alat Musik Melodis, Ada yang Modern & Tradisional
5. Gendang
Banyak orang yang mengira bahwa gendang merupakan alat musik yang hanya berasal dari pulau Jawa, sebab ia merupakan salah satu instrumen musik gamelan.
Akan tetapi, rupanya alat musik gendang juga berasal dari Betawi dan menjadi alat musik tradisional daerah tersebut.
Bahan untuk membuat gendang adalah kayu berbentuk bulat dan terdapat lubang di bagian tengah di kedua sisinya.
Di setiap sisi dilapisi oleh selaput membran yang terbuat dari kulit binatang, khususnya lembu. Tujuannya adalah untuk menghasilkan bunyi yang khas.
Selain itu, ukuran pada kedua sisi gendang tidaklah sama. Satu sisi berukuran besar, sementara sisi lainnya berukuran kecil.
Bukan tanpa alasan, tujuannya adalah supaya ketika ditepuk menggunakan tangan, bunyi yang dihasilkan berbeda.
6. Gong
Gong merupakan alat musik yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia.
Alat musik ini bisa dijumpai di beberapa daerah di pulau Jawa, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Selain pulau Jawa, gong juga bisa kita jumpai di Betawi sebab alat musik ini sudah menjadi alat musik tradisional Betawi.
Bentuk gong adalah lingkaran dengan lubang di bagian belakang yang terbuat dari logam seperti kuningan dan perunggu.
Sementara, untuk bagian depannya terdapat benjolan yang digunakan sebagai tempat untuk memukul alat tersebut agar menghasilkan bunyi.
Untuk memukul gong, diperlukan alat pemukul yang biasanya dililitkan kain atau karet pada bagian ujungnya. Tujuannya supaya bunyi yang dihasilkan halus dan tidak kasar.
Selain untuk mengiringi orkes, gong juga kerap dimainkan pada acara sakral seperti upacara kematian.
7. Kemong
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat beberapa jenis alat musik di dalam gambang kromong, salah satunya adalah kemong.
Kemong memiliki bentuk hampir sama seperti gong, namun bedanya adalah ukuran alat musik ini lebih kecil dan jumlah barisnya lebih banyak.
Terdapat rangkaian kayu pada setiap barisnya yang memiliki lima hingga enam buah kemong yang terbuat dari bahan kuningan.
Cara memainkan kemong adalah dipukul menggunakan tongkat yang bentuknya sama seperti pemukul gong, yakni dilapisi kain dan karet pada ujungnya.
8. Sukong
Alat musik tradisional Betawi satu ini bentuknya menyerupai alat musik Arab, yakni rebab.
Namun, bedanya adalah sukong memiliki bentuk lebih kecil, serta dawai pada alat musik ini berjumlah dua buah sementara pada rebab hanya berjumlah satu buah saja.
Sukong terbuat dari dua bahan, yakni kayu dan batok kelapa. Kayu berfungsi sebagai tempat membentangkan dawai, sementara batok kelapa dijadikan sebagai tempat resonansi suara.
Cara melestarikan alat music daerah Betawi
Saat menyaksikan pertunjukan musik Betawi, kita pasti akan melihat mayoritas dari para pemain alat musik tersebut adalah orang yang sudah berusia lanjut.
Jika hal tersebut terus dibiarkan, maka kemungkinan besar alat musik daerah akan punah. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi muda harus bisa melestarikannya.
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melestarikan music daerah, di antaranya:
1. Mengenal terlebih dahulu
Pernah mendengar istilah tak kenal maka tak sayang? Istilah tersebut berlaku bagi ragam budaya, khususnya alat musik yang belum kita kenal sebelumnya.
Saat kita tidak mengenal beragam alat musik tradisional. Maka kita tidak akan tahu seperti apa bentuk, karakteristik, kegunaan, dan informasi penting yang terdapat di dalamnya,
Begitu pula dengan alat musik Betawi yang memiliki banyak jenis. Untuk melestarikannya, kita harus mencari tahu terlebih dahulu informasi lengkap tentang berbagai alat musik tersebut.
Setelah kamu mengenalnya, maka selanjutnya adalah mengingat kembali mengenai informasi terkait budaya daerah yang telah kamu pelajari sebelumnya.
Untuk mengenal berbagai macam alat musik daerah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan membaca buku yang membahas tentang musik tradisional yang ada di Indonesia, khususnya alat music Betawi.
Dengan membaca buku tersebut, kamu akan mengetahui informasi lengkap mengenai berbagai jenis alat musik Betawi, seperti tanjidor, gambang kromong, gambang rancag, rebana, dan masih banyak lainnya.
Tidak hanya membaca, mengenal musik tradisional juga bisa dilakukan dengan cara mengunjungi museum Betawi.
2. Belajar dan praktik
Setelah mencoba mengenal alat musik tradisional melalui buku dan kunjungan museum, sekarang saatnya untuk mempelajari bagaimana cara memainkannya.
Caranya, kamu bisa mencari tahu terlebih dahulu dengan menonton tutorial atau bisa bertanya langsung kepada ahlinya.
Jika sudah mengetahui langkah-langkah dasar dalam memainkan alat musik tradisional tersebut, langkah selanjutnya adalah mempraktikkannya secara langsung.
Kamu bisa memainkan alat musik tersebut dengan dibantu oleh seseorang yang sudah ahli. Sebab, cara memainkan alat musik daerah lebih sulit dibandingkan dengan alat musik modern.
Seperti yang kamu tahu, bahwa alat musik Betawi memiliki banyak jenis, yang mana masing-masing dari mereka memiliki perbedaan dalam cara memainkannya.
Sebut saja gamelan. Alat musik tersebut dimainkan dengan cara dipukul. Sementara, contoh lainnya adalah angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan.
Masih banyak alat musik daerah lainnya yang dimainkan dengan cara berbeda, seperti dipetik, digesek, dan masih banyak lainnya.
Oleh sebab itu, untuk mempelajari dan mempraktikkan alat musik daerah, haruslah dengan tekad yang teguh dan sungguh-sungguh.
3. Mendalami kandungan nilai filosofisnya
Setiap daerah memiliki budaya dengan nilai filosofi yang berbeda, termasuk alat musik daerah. Dalam upaya melestarikan musik tradisional, khususnya alat musik Betawi, maka kita harus mengetahui dan mengenal lebih dalam mengenai nilai filosofi yang terkandung di dalamnya.
Biasanya, nilai filosofis tersebut unik dan penuh dengan makna, bahkan, ada pula yang memiliki nilai magis.
Beragam jenis alat musik Betawi juga memiliki kandungan nilai filosofis yang berbeda. Salah satu contohnya adalah kembang kromong yang dikenal sebagai orkes Betawi.
Musik tradisional ini merupakan budaya yang dilahirkan sebagai wujud akulturasi antara budaya masyarakat Indonesia dengan etnis Tionghoa, yang bisa dilihat dari penggunaan alat musik tersebut, seperti sukong, kongahyan, suling, kempul, kromong, bangsing, dan lain sebagainya.
Selain dapat dilihat dari cara penggunaan, nilai filosofis gambang kromong juga bisa dilihat dari harmoni dari setiap unsurnya, yakni liuh yang berarti sol, u berarti la, siang berarti do, che yang berarti re, serta kong berarti mi.
Kelima nada tersebut biasanya dimainkan secara harmonis membentuk salendro mandalungan, yakni salendro khas Tionghoa.
Oleh sebab itu, bisa dilihat bahwa nilai filosofi dari kesenian gambang kromong adalah keharmonisan nada yang dihasilkan.
4. Memperkenalkan secara luas
Melestarikan musik tradisional bisa dilakukan dengan memperkenalkannya secara luas. Saat ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan cara tersebut, yakni dengan melakukan ajang pemilihan duta budaya secara rutin.
Bahkan, ajang tersebut dilakukan setiap tahun dengan pemilihan duta budaya yang juga terus berganti.
Ketika para duta tersebut terpilih, maka mereka harus melaksanakan tugas utama yakni mempromosikan budaya tradisional yang dimiliki oleh berbagai macam daerah di Indonesia, salah satunya adalah musik tradisional Betawi.
Akan tetapi, promosi yang dilakukan oleh duta budaya tidaklah cukup. Untuk mendukungnya, kita sebagai generasi muda harus melakukan hal yang sama, yakni mempromosikan budaya secara luas dengan berbagai macam cara.
Kamu bisa melakukannya dengan aktivitas sederhana seperti menulisnya di blog pribadi atau mempostingnya di media sosial yang kamu miliki.
Dalam blog dan media sosial tersebut, kamu bisa menulis berbagai informasi penting mengenai budaya Indonesia, khususnya alat musik tradisional Betawi.
Tautkan informasi menarik mengenai sejarah, nilai filosofis yang terkandung di dalamnya, serta cara memainkannya. Hal tersebut bertujuan untuk menarik perhatian pembaca agar tidak bosan membaca informasi yang kamu cantumkan.
Dengan menulis informasi mengenai sejarah dari masing-masing kesenian, maka dapat memberikan motivasi pada generasi muda Indonesia untuk berpartisipasi dalal melakukan pelestarian budaya tradisional.
5. Mendokumentasi
Dokumentasi atau mengabadikan kesenian tradisional berupa gambar atau potongan video, sangatlah berguna dalam upaya melestarikan budaya tradisional.
Aktivitas tersebut berguna untuk menyimpan informasi dan memastikan bahwa informasi tentang keberadaan budaya tetap terjaga.
Selain dalam bentuk foto dan potongan video, kamu juga bisa mengabadikannya melalui catatan kecil yang ditulis secara lengkap dan mampu memuat informasi secara detail.
Salah satu contohnya adalah ketika kamu menghadiri sebuah pentas kesenian yang menampilkan musik tradisional khas Betawi, kamu bisa mengabadikannya melalui foto atau video.
Sehingga, pada saat nanti kamu lupa seperti apa gerakan dan informasi penting lainnya mengenai kesenian tersebut, kamu bisa menontonnya kembali melalui video yang sudah kamu ambil sebelumnya.
Sebagai informasi tambahan, jangan lupa untuk menyimpan hasil dokumentasi tersebut di tempat yang aman agar tidak mudah rusak maupun hilang.
Pastikan untuk menyimpan informasi tersebut dalam bentuk ganda, sehingga jika ada kemungkinan hal yang tidak diinginkan terjadi, kamu masih mempunyai berkas salinannya.
Akhir kata
Demikianlah beberapa jenis alat musik tradisional Betawi yang mungkin sering kita jumpai dalam pertunjukan kesenian.
Tugas kita sebagai bangsa Indonesia adalah harus selalu melestarikan kesenian daerah agar tidak punah dan masih bisa dinikmati oleh anak cucu nanti.
0 comments