inspirasi
Asal Usul Primbon Jawa, Kitab Ramalan yang Melegenda
Sejak zaman dahulu memang manusia selalu penasaran dengan masa depannya. Beragam metode ramalan pun banyak dipakai di dunia untuk menjawab keingintahuan manusia.
Mulai dari ramalan berdasarkan rasi bintang, ramalan kartu, membaca garus tangan, dan sebagainya, semua dibuat untuk mengantisipasi nasib sial yang dialami manusia.
Di Indonesia juga ada metode ramalan yang terkenal yaitu primbon Jawa yang melegenda.
Primbon disusun berdasarkan pedoman kalender Jawa sejak zaman kekuasaan Sultan Agung di Kerajaan Mataram. Bisa dibilang kalau primbon adalah kisi-kisi kehidupan.
Baca juga: Sejarah Obat Nyamuk Bakar, Berbentuk Spiral dan Berwarna Hijau
Merupakan warisan pemikiran leluhur tentang kehidupan yang diwariskan turun-temurun
Orang Jawa pada zaman kuno memakai Kitab Primbon untuk membaca karakter seseorang, hari baik, hoki, urusan jodoh, dan seluk beluk tentang hidup yang membuat manusia penasaran.
Hitungan kalender Jawa kemudian menjadi sebuah dasar untuk menghitung ramalan primbon.
Primbon Jawa yang merupakan suatu kitab rumusan atau perhitungan hidup, kemudian menjadi semacam ketentuan perbuatan manusia.
Nenek moyang orang Jawa zaman dulu percaya bahwa barang siapa tidak sesuai ketentuan, maka ada kemungkinan baginya tertimpa kesialan.
Pada dasarnya primbon Jawa adalah salah satu jenis karya sastra, spiritual, seni, dan pemikiran leluhur.
Isinya tentang kehidupan yang kemudian diwariskan turun-temurun. Penulisannya dahulu dilakukan dengan pedoman pengalaman dan wangsit yang didapat penulisnya untuk menjadi kisi-kisi untuk kehidupan generasi penerus.
Orang Jawa zaman dahulu mencatat fenomena kehidupan di atas daun siwalan
Asal usul kata primbon adalah bon, mbon, atau mpon yang berarti induk kemudian ditambah awalan kata peri atau pri untuk memperluas kata dasar. Bagaimana asal usulnya?
Orang Jawa zaman dahulu mencatat kejadian di atas daun tal atau daun siwalan. Kejadian yang dicatat termasuk fenomena yang baru terjadi atau belum pernah dirasakan atau dialami sebelumnya.
Bukan hanya mencatat, tapi orang-orang zaman dahulu juga menghayati, mencermati, mendalami, dan memahami keadaan dengan detail semua kejadian atau gejala alam yang dirasakan.
Hal tersebut bertujuan biar mereka memperoleh hasil yang baik dan bisa terhindar dari musibah atau kesialan.
Karena dahulu belum ada kertas dan pena, maka untuk mendokumentasikan apa yang mereka lihat atau rasakan menggunakan daun tal dan ranting pohon.
Baca juga: Tradisi Karapan Sapi, Pesta Kebanggaan Masyarakat Madura
Bisa menjadi semacam ‘bocoran’ tentang nasib hidup seseorang yang meyakininya
Dalam primbon juga ada keterangan bahwa tanggal tertentu maka akan disangkutpautkan dengan suatu keadaan.
Misalnya kalau ingin membuka usaha, melakukan perjalanan, atau melaksanakan hajatan penting harus mencari hari yang baik sesuai hitungan primbon seseorang yang bersangkutan.
Ada yang menilai primbon adalah semacam ‘bocoran’ saat akan mengikuti ujian di sekolah. Tapi bocoran dalam primbon adalah tentang nasib hidup yang akan ditempuh seseorang. Ada yang baik ada yang kurang baik.
Kecenderungan manusia jika mendapatkan nasib kurang baik akan cenderung berpikir negatif dan mudah menyerah.
Padahal bisa saja bersikap sebaliknya yaitu lebih bersemangat untuk tetap melakukan hal baik dan bekerja keras dan tetap minta tolong kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ada yang percaya primbon, tapi juga ada yang tidak karena alasan tertentu
Masing-masing catatan tentang fenomena-fenomena alam dan kehidupan yang pernah terjadi, konon sudah terbukti kebenarannya. Itulah mengapa catatan di daun tal kemudian menjadi rumusan awal primbon.
Sebagian catatan juga menjelaskan tentang tanda alam, gejala pada tubuh manusia, seperti kedutan, posisi tahi lalat, mimpi, obat-obatan tradisional, kesaktian, doa, karangan kuno, dan masih banyak lagi.
Bagaimana pun, masa depan adalah suatu hal yang bisa dibilang gaib karena tidak seorang pun yang dapat melihat dengan tepat apa yang terjadi pada masa depan.
Ramalan dengan primbon adalah salah satu upaya manusia untuk mengantisipasi keadaan di hari esok.
Memang ada sebagian orang yang percaya karena sering menemukan kecocokan antara ramalan primbon dengan kehidupannya, tapi ada juga yang tidak percaya karena alasan tertentu seperti soal keyakinan agama. Jadi, apakah kamu percaya dengan primbon?
0 comments