inspirasi
Dianggap Sakral, Gunung Kailash Jadi Tempat Ritual Penghapus Dosa
Bagi para pendaki, beberapa nama gunung tertinggi barangkali menjadi destinasi impian untuk ditaklukkan.
Saat menyebut gunung tertinggi, maka nama Everest mungkin langsung muncul di benakmu.
Tapi tahukah kamu bahwa tidak jauh dari Everest terdapat Gunung Kailash, sebuah gunung di dataran tinggi Tibet yang dipercaya sebagai tempat suci.
Seperti Gunung Olympus Yunani yang dianggap sebagai rumah para dewa, begitu juga Gunung Kailash. Konon puncak Gunung Kailash tak boleh terjamah manusia.
Tapi setiap tahunnya selalu ramai orang-orang dari berbagai penjuru dunia yang ingin mendaki Gunung Kailash dengan tujuan spiritual.
Baca juga: Kisah Inspiratif Michael Faraday, Ilmuwan Penemu Listrik yang Pernah Putus Sekolah
Ada larangan bagi masyarakat untuk mendaki puncak Gunung Kailash
Memiliki tinggi 6.638 mdpl dan itu artinya tidak lebih tinggi daripada Gunung Everest yang mencapai 8.848 mdpl.
Selama ini sudah banyak yang berhasil mencapai puncak Everest. Lalu mengapa tidak ada yang bisa sampai ke puncak Kailash? Padahal ketinggiannya tidak setinggi Everest.
Hal ini karena puncaknya yang dianggap sakral dan tidak boleh didaki oleh masyarakat umum.
Karena menantang, tentu tidak sedikit pendaki berpengalaman yang berniat menaklukkan puncak gunung tersebut.
Anehnya, para pendaki selalu menemukan halangan di tengah perjalanan. Tidak sedikit yang mendadak sakit dan tewas di perjalanan karena tubuhnya tidak kuat dengan medan yang ekstrem.
Terlepas dari mitos yang ada, para ilmuwan masih mencari faktanya.
Jadi tempat untuk ritual menghapus dosa bagi orang yang sanggup mengelilinginya
Bagi pemeluk agama Buddha, Hindu, Bon, Jainisme, dan keyakinan suku Tibet, Kailash memang bukan hanya gunung pada umumnya.
Identitas yang diberikan pada Gunung Kailash tidak terlepas dari keyakinan bahwa di sanalah rumah Dewa Siwa. Karena itulah Gunung Kailash disebut paling suci di dunia.
Meski ada larangan mendaki puncaknya, tapi justru ada ritual yang sering dilakukan. Bahwa orang yang mampu berjalan untuk mengelilingi gunung ini 13 putaran, maka hidupnya akan mendapat pencerahan.
Setelah seseorang melakukan ritual mengelilingi gunung suci, dipercaya bahwa dosanya terhapus.
Sampai sekarang destinasi wisata ke gunung ini masih menarik bagi orang-orang yang ingin mendapatkan pengalaman perjalanan suci.
Baca juga: Tembok Hadrian, Benteng Besar Romawi di Inggris untuk Menghalau Serangan Kaum Barbar
Alam yang mengelilinginya juga terkait mitos dari zaman kuno
Dikenal dengan sebutan stairway to heaven, pemandangan alam di sekitar termasuk yang paling indah di pegunungan Himalaya.
Kekayaan alam di sekitarnya juga lekat dengan mitos, misalnya tentang danau di sekitarnya. Ada dua danau yang terdapat di kaki gunung, yaitu Manasarovar dan Rakshastal. Kedua danau tersebut seperti ying dan yang.
Manasarovar berbentuk seperti matahari sementara Rakshastal berbentuk seperti bulan sabit.
Manasarovar adalah salah satu danau air tawar paling jernih di negeri China, sedangkan Rakshastal adalah salah satu danau air asin yang dikaitkan dengan hal mistis.
Manasarovar selalu tenang dan tentram terlepas dari kondisi cuaca. Namun Rakshastal selalu berbadai dan memiliki perairan yang deras.
Karena bentuknya simetris Gunung Kailash diduga merupakan piramida
Empat ‘wajah’ Gunung Kailash dianggap menghadapi empat penjuru mata angina secara simetris dan menjadi ‘penghubung’ antara bumi dan langit.
Dr. Ernst Muldashev, seorang ilmuwan Rusia berteori bahwa Gunung Kailash yang simetris bukan suatu struktur geografis alami, melainkan sebuah Piramida yang dibuat oleh beberapa makhluk gaib.
Tidak hanya itu, teori ini juga mengklaim bahwa gunung ini diduga merupakan piramida utama dalam kompleks pegunungan dengan struktur tertentu.
Teori ini juga lebih jauh mengatakan bahwa kompleks pegunungan adalah ‘markas besar’ bagi struktur semacam itu di seluruh dunia, di mana fenomena kekuatan supernatural serupa terjadi.
0 comments