inspirasi
Keunikan Batik Megamendung, Motif Khas Cirebon yang Terinspirasi dari Awan
Batik Megamendung adalah salah satu motif batik terkenal asli Indonesia, khususnya di daerah Cirebon. Sebenarnya ada beberapa jenis batik dari Cirebon.
Ternyata batik Megamendung lebih terkenal daripada batik Cirebon lainnya. Ada beberapa versi tentang inspirasi dari motifnya, mulai dari kisah seorang penyebar agama, pengaruh para saudagar China yang singgah di Cirebon, sampai pernikahan Sunan Giri.
Yang jelas, batik khas Cirebon ini menjadi salah satu warisan budaya yang sangat berharga di Indonesia.
Baca juga: Banyak Diburu, Kayu Gaharu Punya Harga Fantastis dan Bisa Jadi Obat
Motifnya dipercaya berasal dari pantulan awan mendung yang terlihat di sungai
Menurut kepercayaan tradisional yang diwariskan nenek moyang masyarakat Cirebon, desain batik Megamendung awalnya diciptakan oleh pendiri Cirebon yaitu Pangeran Walangsungsang atau juga dikenal sebagai Mbah Kuwu Cirebon.
Dikisahkan bahwa pada suatu hari Mbah Kuwu Cirebon sedang jalan-jalan di sekitar kampung halamannya.
Sepanjang perjalanan, cuacanya mendung. Mbah Kuwu Cirebon berdiri sejenak di tepi sungai dan memandang aliran sungai yang tenang.
Melalui permukaan sungai yang tenang, terlihatlah pantulan awan yang mendung tapi tampak indah dilihat di air.
Karena perasaan kagum pada keindahan yang dilihat di sungai yang tenang, Mbah Kuwu Cirebon kemudian melukisnya ke dalam selembar kain dengan alat yang disebut dengan catuk berisi malam atau lilin.
Pencipta motifnya dipandang sebagai pemuka agama yang saleh dan terhormat
Dengan dasar warna biru kehitaman, gambar awan mendung yang dihasilkan terlihat unik.
Jadilah sebuah motif batik yang sampai sekarang terkenal sebagai Megamendung. Mega adalah awan, sedangkan mendung adalah awan yang mengandung hujan.
Orang-orang di Cirebon zaman dahulu percaya bahwa popularitas batik Megamendung yang mudah dikenal secara luas adalah karena penciptanya seorang yang saleh dan dihormati.
Mbah Kuwu Cirebon adalah seorang tokoh yang menyebarkan agama Islam di Cirebon dan sekitar tanah Pasundan pada abad ke-15.
Karena itulah, tidak sedikit yang menganggap batik Megamendung adalah semacam karomah untuk tokoh ulama yang dipilih-Nya.
Ada juga beberapa situs arkeologi di daerah Cirebon yang menampilkan motif Megamendung. Walau sebenarnya belum ada bukti tertulis yang menyatakan batik ini diciptakan oleh tokoh penyebar agama.
Baca juga: Mengenal Zubir Said, Orang Minang yang Menciptakan Lagu Kebangsaan Singapura
Dihubungkan dengan tradisi China yang masuk ke lingkungan keraton Cirebon
Sejumlah literatur menyebutkan bahwa sejarah motif batik Megamendung justru terkait dengan datangnya bangsa China ke Cirebon.
Mengingat Pelabuhan Muara Jati Cirebon adalah lokasi transit orang-orang yang datang dari berbagai penjuru kota, termasuk dari negara lain.
Sejarah pun mencatat bahwa dahulu Sunan Gunung Jati yang pernah menyebarkan agama Islam di Cirebon pada abad ke-16 menikah dengan Ratu Ong Tien yang berasal dari China.
Pernikahan itulah yang menjadi sebuah pintu gerbang tradisi China yang masuk ke lingkungan keraton Cirebon. Pembatik di keraton juga menorehkan nilai-nilai tradisi China di dalam motif batik yang dibuat.
Tentu saja ciri khas Cirebon tetap dipertahankan, sehingga masih ada pembeda antara motif Megamendung Cirebon asli dan yang sudah bercampur tradisi China.
Di Cirebon atau di China, motif awan yang ditampilkan memiliki makna spiritual
Proses akulturasi budaya pun terlihat pada benda-benda seni seperti piring, keramik, aksesoris, dan kain yang bermotif awan. Kain motif awan itulah yang sejak awal dipercaya sebagai cikal bakal batik Megamendung.
Baik motif China maupun Cirebon, keduanya bisa menyatu karena sama-sama terinspirasi dari awan yang memiliki makna spiritual.
Dalam keyakinan Taoisme, awan menjadi lambang dari dunia atas, dunia luas, dan dekat dengan Tuhan.
Konsep awan pun berpengaruh ke dunia seni rupa Islami abad ke-16 yang dipakai para Sufi untuk mengungkapkan alam semesta yang luas.
Satu hal yang membedakan adalah motif Megamendung China garis awannya berupa lingkaran atau bulatan, sedangkan Cirebon garis awannya lonjong, lancip atau segitiga.
Motif batik Megamendung memang khas dan tidak ditemukan di daerah lain selain Cirebon, bahkan sudah diakui dunia. Sehingga kita perlu untuk menghargai dan melestarikannya.
0 comments