inspirasi
Keunikan Tari Serimpi, Kesenian Klasik Yogyakarta Bernuansa Mistis
Di Indonesia, Yogyakarta jadi satu dari sekian banyak daerah yang memiliki beragam budaya dan kesenian daerah. Salah satu di antaranya adalah Tari Serimpi. Keunikan tari ini sudah dikenal sejak era Kerajaan Mataram.
Usianya sekitar 400 tahun lebih dan dianggap tarian unik, sakral, sekaligus mistis. Serimpi atau Srimpi dikembangkan oleh Keraton Surakarta dan Yogyakarta yang merupakan keturunan Kesultanan Mataram.
Masyarakat Jawa Tengah menganggap tarian ini memiliki tingkat kesakralan yang setara dengan benda-benda pusaka peninggalan raja-raja di zaman Jawa-Hindu.
Baca juga: King Fahd Complex, Percetakan Alquran Terbesar di Dunia
Berawal sejak Kesultanan Mataram dipimpin oleh pemerintahan Sultan Agung
Kemunculan Tari Serimpi berawal sejak Kesultanan Mataram dipimpin oleh pemerintahan Sultan Agung sekitar tahun 1613-1646 M.
Dulu tarian ini hanya dipentaskan di dalam lingkungan keraton dan menjadi bagian ritual kenegaraan.
Oleh karena itu tariannya dianggap sakral dan mistis. Kemudian saat Kerajaan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta di tahun 1775 M, keunikan Tari Serimpi mengalami perubahan gerakan dan karakteristik.
Namun esensi dari tariannya masih dipertahankan. Pada tahun 1778-1820 M tarian ini muncul di lingkungan Keraton Surakarta.
Sejak tahun 1920 M, Taman Siswa Yogyakarta memasukan tarian ini dalam kurikulum pelajaran di sekolah-sekolahnya, perkumpulan tari dan karawitan Krida Beksa Wirama.
Selanjutnya sejak Indonesia merdeka, pemerintah mulai mengembangkan dan melestarikan Tari Serimpi melalui akademi seni tari dan karawitan yang ada di wilayah Yogyakarta juga Surakarta.
Ada beberapa makna filosofis di dalamnya seperti dibawa mimpi
Nama Serimpi mengandung makna perempuan dan juga memiliki akar kata impi atau mimpi.
Hal ini berarti saat penonton menyaksikan pertunjukan tari serimpi, mereka seakan-akan dibawa menuju ke alam mimpi oleh karakteristik dan gerakan para penari.
Tariannya biasa dimainkan oleh empat orang yang membentuk formasi segi empat.
Jumlah penari tersebut melambangkan empat arah mata angin atau empat elemen yang ada di dunia, yaitu angin (udara), bumi (tanah), toya (air), dan grama (api).
Lalu formasi segi empat melambangkan tiang pendopo. Gerakan yang disajikan di dalamnya biasanya terlihat seperti peperangan antara dua kubu.
Bahkan, tarian ini menggunakan senata sebagai propertinya. Pada masa penjajahan, penarinya pernah menggunakan properti pistol untuk berjaga-jaga jika Belanda menyerang.
Baca juga: Sejarah Celana Jeans, Dulu Hanya Dipakai Pekerja Tambang
Ada beberapa jenis Tari Serimpi sejak terpecahnya Kerajaan Mataram
Dalam perkembangannya, Tari Serimpi berubah menjadi beberapa jenis. Hal ini dikarenakan adanya perubahan dalam bermacam-macam aspek, di antaranya; kostum, properti, gerakan, dan juga waktu pertunjukannya.
Selain itu, perpecahan Kerajaan Mataram menjadi dua yaitu di Yogyakarta dan Surakarta juga ikut mempengaruhi perbedaan karakteristik tarian ini.
Berikut ini merupakan jenis-jenis Tari Serimpi:
- Serimpi Renggawati yang berkisah tentang Angling Dharma
- Serimpi Anglirmendhung ciptaan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I
- Serimpi Pandhelori ciptaan Sri Sultan Hamengkubuwono VI
- Serimpi Ludirmadu ciptaan Sri Pakubuwono V
- Serimpi Merak Kasimpir ciptaan Sultan Hamengkubuwono VII
- Serimpi Tiongkok yang biasa ditampilkan di Istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
- Serimpi Pramugari yang menggunakan Gending Pramugari
- Serimpi Lima yang berkembang di luar keraton.
Inilah keunikan Tari Serimpi yang masih diminati masyarakat
Seperti tari tradisional dari daerah lainnya di Indonesia, Tari Serimpi juga memiliki ciri khas yang menjadikannya diminati oleh masyarakat Indonesia sampai saat ini. Berikut ini adalah beberapa ciri khasnya:
- Di Kesultanan Mataram kesakralannya dianggap setara dengan benda-benda pusaka para raja di masa Jawa-Hindu.
- Memiliki filosofinya sendiri dan dipentaskan oleh wanita di keluarga keraton.
- Di masa lalu hanya dipentaskan untuk acara sakral dalam keraton seperti upacara kenaikan tahta raja baru.
- Meski memiliki unsur magis, tidak ada sesajian dalam Tari Serimpi.
- Memiliki properti yang berupa senjata.
- Berkembang di luar lingkungan keraton.
Dan itulah sedikit pembahasan mengenai Tari Serimpi, kesenian klasik dari Yogyakarta yang awalnya bernuansa mistis lalu mengalami cukup banyak perubahan.
0 comments