inspirasi
Kisah Inspiratif Michael Faraday, Ilmuwan Penemu Listrik yang Pernah Putus Sekolah
Kehidupan sehari-hari di zaman sekarang sepertinya tidak pernah lepas dari listrik. Listrik memang begitu banyak memudahkan kehidupan.
Dalam perkembangannya selama ini, ada beberapa tokoh ilmuwan yang berjasa dalam menemukan sesuatu yang terkait dengan energi listrik.
Tahukah kamu bahwa perkembangan listrik tidak terlepas dari jasa seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu Michael Faraday.
Penemuan Faraday antara lain prinsip induksi elektromagnetik, elektrolisis, dan diamagnetik. Yang menjadi unik dari sosoknya adalah bahwa ia belajar secara otodidak.
Bahkan di masa kecilnya sempat putus sekolah dan sudah bekerja untuk membantu keluarga pada usia 14 tahun.
Meski akhirnya sukses menjadi ilmuwan besar, tapi sampai akhir hayatnya ia masih menjalani hidup dengan sederhana.
Baca juga: Tembok Hadrian, Benteng Besar Romawi di Inggris untuk Menghalau Serangan Kaum Barbar
Tidak bisa lanjut sekolah, Michael Faraday sudah bekerja di usianya ke-14 tahun
Michael Faraday memang dikenal dengan penemuan besar yang bermanfaat bagi dunia. Namanya kemudian sangat berpengaruh dan disejajarkan dengan Isaac Newton dan Ratu Inggris.
Tapi, siapa sangka kalau masa lalunya penuh perjuangan. Ia adalah anak yang terlahir miskin.
Saat lahir di Newington Butts Inggris, 22 September 1791, ayahnya masih bekerja sebagai tukang besi yang menghidupi sepuluh anak.
Tidak ada lagi biaya untuk sekolah, ia putus sekolah di usia ke-13. Bahkan demi membantu perekonomian keluarga, di usianya ke-14 tahun, ia sudah bekerja di tempat penjilidan dan toko buku.
Di situlah ia berkesempatan membaca banyak buku, khususnya buku sains di sela-sela waktu bekerjanya.
Karena banyak membaca, maka minatnya pada ilmu, khususnya tentang listrik meningkat pesat.
Mulai menjadi asisten ilmuwan di Royal Institution Inggris
Saat berumur 20 tahun, ia pernah hadir di kuliah umum Sir Humphry Davy, ahli kimia yang terkenal saat itu dari Royal Institution yang juga dikenal sebagai penemu gas tawa.
Ia yang memang antusias belajar meski sudah tidak sekolah, mengirimi Davy catatan harian tebalnya 300 halaman dan berisi tentang pemikiran dan cita-cita besarnya dalam sains.
Davy melihat kesungguhannya, sehingga momen itu jadi titik balik kehidupannya. Pada tahun 1813, Davy mengalami gangguan penglihatan karena paparan nitrogen triklorida.
Faraday kemudian diangkat menjadi asisten Sir Humphry Davy di Royal Institution. Meski menunjukkan komitmen dan kemampuan yang bisa diandalkan, proses perjuangannya tidak selalu mulus.
Sempat mendapat perlakuan yang kurang baik
Sejak Faraday menjadi asisten dari ilmuwan yang konon adalah idolanya, ia bisa bergabung bersama Davy di dalam kunjungan ke negara-negara Eropa antara tahun 1813-1815.
Waktu itu, tidak mudah baginya membagi tugas sebagai asisten di laboratorion dan sekaligus di perjalanan antar negara.
Satu lagi yang jadi tantangan adalah tentang perlakuan istri Sir Humphry Davy yang tidak memperlakukannya dengan baik.
Ia tidak diizinkan untuk naik satu gerbong kereta dengan mereka dan tidak boleh makan bersama, kecuali dengan sesama asisten atau pelayan.
Kondisi-kondisi yang membuat psikisnya tertekan sempat menjadikannya ingin kembali ke Inggris dan fokus di laboratorium.
Baca juga: Black Death, Wabah ‘Maut Hitam’ yang Nyaris Musnahkan Penduduk Eropa
Membuat berbagai terobosan yang sangat berarti di dalam kelistrikan
Meskipun banyak tantangan, ada banyak pelajaran baginya. Perjalanan itulah yang menuntunnya untuk berkenalan dengan para ilmuwan besar di Eropa, seperti Alessandro Volta dan Andre-Marie Ampere.
Melihat Faraday yang berprogres secara signifikan, Royal Institution pun memperpanjang kontrak dengannya.
Saat itu makalah akademis pertama yang dipublikasikan atas namanya terbit di Quarterly Journal of Science. Saat memasuki usia ke-29, ia diangkat menjadi Inspektur Laboratorium Royal Institution.
Sejak bekerja dan berguru pada Sir Humphry Davy, ia banyak menciptakan berbagai terobosan yang dinilai sangat berarti untuk membuka jalan penemuan-penemuan lain tentang kelistrikan.
Salah satu percobaannya dengan medan magnet pada tahun 1831 diabadikan menjadi ‘Hukum Faraday’.
Michael Faraday menolak jadi bangsawan dan memilih untuk tetap hidup sederhana
Terlahir di keluarga sederhana, sosok Michael Faraday masih tetap bersikap bersahaja sampai usia senja.
Meski penemuannya sangat besar jasanya bagi dunia, tapi ia tidak menerima pemberian gelar bangsawan dari kerajaan Inggris.
Saat kesehatannya menurun, sempat ada rencana nanti jika ia meninggal akan dimakamkan di Westminster Abbey, berada di tempat yang sama dengan Ratu Inggris dan Isaac Newton.
Sampai mati pun ia memilih sederhana. Tidak ingin di Westminster Abbey, ia memilih untuk dimakamkan di Highgate di samping istrinya.
0 comments