inspirasi
Leonardo da Vinci, Ilmuwan dan Pelukis Monalisa yang Tidak Berpendidikan Tinggi
Di dunia ini ada banyak lukisan terkenal yang diciptakan oleh seniman terbaik pada masanya.
Salah satu lukisan paling terkenal di dunia adalah Monalisa yang merupakan karya dari Leonardo da Vinci.
Leonardo da Vinci terkenal sebagai seorang polymath yang berpengetahuan dalam banyak bidang.
Ia merupakan ahli dalam hal anatomi, botani, geologi, sejarah, seni, kartografi, arsitektur, dan lain-lain.
Karyanya di bidang sains sangat banyak, tapi yang paling terkenal justru lukisan Monalisa. Karyanya masih dikenang dan berdampak besar bahkan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
Terlepas dari karya besarnya, ada beberapa hal tentangnya yang jarang diungkap.
Baca juga: Paling Berliku di Dunia, Jalan Stelvio Pass Hanya Dapat Dilalui pada Musim Panas
Leonardo da Vinci sejak kecil dibebaskan oleh orangtuanya untuk menjadi apa saja
Sebagai keturunan dari seorang notaris kaya, tidak ada tuntutan baginya tentang karier di masa depan. Hal ini terkait dengan status kedua orangtuanya yang tidak menikah.
Ayahnya, Piero Fruosino di Antonio da Vinci mengenal Caterina, wanita yang berprofesi sebagai petani di Anchiano, Italia. Kemudian keduanya menjalin hubungan dan melahirkan bayi Leonardo da Vinci pada tanggal 15 April 1452.
Keadaannya sejak lahir seperti menempatkannya ke dalam posisi kurang menguntungkan soal pendidikan dan juga warisan.
Akan tetapi ia justru mendapat keberuntungan luar biasa di kemudian hari. Karena dianggap bukan anak yang sah, ia tidak dituntut menjadi seperti ayahnya.
Tidak juga diwarisi lahan pertanian seperti ibunya. Ia bisa mengembangkan bakat jeniusnya sekaligus menemukan jati dirinya sendiri.
Beruntung karena hidup pada zaman Renaissance yang jadi titik balik di Eropa
Saat usianya 14 tahun, ia merantau ke kota Florence yang menjadi pusat artistik di zaman Renaissance.
Saat itu, seniman banyak belajar tentang ilmu humaniora untuk memahami kehidupan manusia tidak sekadar fokus untuk belajar atau menggambar.
Yang menjadi keberuntungan bagi hidupnya saat itu adalah ia hidup di zaman Renaissance yang merupakan titik balik bagi Eropa.
Saat itu para seniman sudah tidak lagi diposisikan sebagai ‘tukang’. Para seniman setara dengan profesi penting lain.
Itulah yang membuatnya, dan seniman lain yang seangkatan dengannya juga harus belajar tentang pengetahuan umum.
Hanya saja, tidak semua orang punya minat besar. Hanya segelintir yang jadi tokoh seniman sekaligus ilmuwan besar.
Baca juga: Kota Modern Rawabi di Palestina, Jadi Pesaing Pemukiman Tepi Barat Israel
Banyak mencurahkan pemikirannya dalam lembar-lembar kertas berbagai ukuran
Merasa menjadi orang yang tidak berpendidikan tinggi, ia lebih banyak mengandalkan pengalaman sendiri dalam mengembangkan dirinya.
Tidak banyak didikan ibunya yang membentuk pribadinya. Juga tidak banyak pendapat atau teori dalam buku yang memengaruhi pikirannya.
Alhasil, ia jadi seorang yang senang mengamati dan bereksperimen langsung. Sebagaimana kebiasaan seorang yang cerdas dan kreatif, ia juga punya semacam buku catatan yang isinya adalah tentang pemikirannya.
Tentu saja susunannya tidak rapi, karena berisi lembar-lembar kertas lepas dalam berbagai ukuran.
Kontennya ada gambar terkenal seperti Manusia Vitruvian, gagasan-gagasan acak, diagram teknis, sampai daftar belanjaan.
Baru setelah kematiannya, ribuan lembar catatannya dikumpulkan oleh orang-orang terdekatnya.
Ada banyak spekulasi tentang kehidupan pribadi Leonardo da Vinci yang misterius
Seperti sudah menjadi pola yang umum bahwa di balik sosok yang punya karya besar, pasti ada sisi lain dirinya yang eksentrik.
Beberapa penulis biografi menyebut dirinya sosok yang senang mengucilkan diri, misterius, dan tidak pernah menikah selama hidupnya.
Meski tidak menikah, diketahui ia pernah menjalin beberapa hubungan dengan muridnya yang juga seniman.
Menurut para ahli, lukisan Monalisa yang senyumnya misterius adalah terinspirasi dari dua wajah kekasihnya.
Yang mengejutkan bahwa salah satu dari kekasihnya adalah laki-laki yang juga pernah menjadi model lukisannya yang lain. Di balik karya besarnya, konon ia adalah seorang penunda yang produktif.
“Saya terkesan dengan kecepatan dalam melakukan sesuatu. Mengetahui saja tidaklah cukup; kita harus mengaplikasikan. Bersedia tidaklah cukup, kita harus melakukan,” itulah salah satu kutipannya yang terkenal.
Bagaimanapun, banyak pemikiran dan nilai-nilai dalam hidupnya yang menginspirasi dan dikenang sampai sekarang.
0 comments