inspirasi
Mengenal Caviar, Makanan dari Telur Ikan yang Harganya Semahal Berlian
Beberapa menu makanan tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan, tapi juga simbol dari kekayaan.
Saat membahas tentang kuliner mewah, satu menu yang barangkali langsung terlintas di pikiran adalah caviar. Sebagai makanan yang super mahal, caviar tersedia di restoran mewah di beberapa negara.
Salah satu jenis caviar termahal di dunia adalah Gold Laced Caviar berwarna emas yang dijual 1,5 miliar per kg.
Caviar bukan makanan pokok, tapi biasa dihidangkan sebagai salad atau topping canapé. Selain rasanya yang unik, juga memiliki beberapa manfaat jika dikonsumsi.
Baca juga: Niat Kurangi Polusi, Apartemen Berkonsep Hutan Vertikal di China Dihuni Banyak Nyamuk
Berasal dari telur ikan sturgeon yang hanya bisa hidup di lautan tertentu
Caviar berasal dari telur ikan sturgeon yang tidak hidup di segala jenis perairan. Beberapa laut yang menjadi penghasil caviar adalah laut Kaspia, wilayah Eurasia, dan beberapa titik di Amerika Utara.
Sebelum banyak diambil telurnya, dahulu sturgeon termasuk hewan pra sejarah yang sudah ada di bumi selama jutaan tahun.
Sturgeon yang paling besar adalah Beluga Sturgeon yang masa hidupnya melebihi 100 tahun dan beratnya lebih dari 2 ton. Ada pula Siberia Sturgeon yang dapat menghasilkan caviar baerial.
Ikan sturgeon besar butuh waktu 4-6 tahun untuk dapat menghasilkan telur caviar. Untuk menghasilkan telur yang berkualitas, ikan sturgeon memang butuh waktu lama.
Karena telurnya banyak yang dieksploitasi, ikan sturgeon hampir punah. Untuk mengatasinya, ilmuwan Jerman melakukan inovasi agar ikan stugeon tidak mati ketika diambil telurnya.
Dahulu terkenal sebagai makanan bangsawan yang hanya tersedia di pesta penting
Awal mula orang-orang mengonsumsi caviar sudah sejak abad ke-4 SM. Saat itu filsuf Aristotle menjamu tamu dengan suguhan telur ikan sturgeon. Sejak saat itu caviar dikenal sebagai makanan para bangsawan.
Bangsa Romawi kuno, Yunani, dan Rusia kemudian dikenal dengan kegemarannya berburu ikan sturgeon untuk diambil telurnya. Seperti mutiara hitam, sejak dahulu caviar yang mahal hanya tersedia di saat pesta penting.
Pada abad ke-18, caviar merah dari Rusia makin terkenal dengan kelezatannya. Tapi jumlah yang dikonsumsi lebih rendah dibandingkan caviar berwarna hitam.
Selain perbedaan warna, tekstur, rasa, dan tingkat kematangan caviar menentukan kualitasnya.
Caviar dengan kualitas paling baik memiliki warna hitam pudar, dengan rasa dan aroma yang khas.
Baca juga: Yasuke, Samurai Kulit Hitam Pertama yang Dikagumi Masyarakat Jepang
Tidak dapat langsung dimakan begitu saja setelah diangkat dari perut ikan
Sebagai hidangan mewah untuk para raja, chef yang menyajikan caviar akan memakai sendok alami dari bahan cangkang mutiara agar citarasanya tidak ada perubahan.
Bahannya pun disortir yang terbaik dan tidak langsung dimakan begitu saja setelah diangkat dari perut ikan.
Ada beberapa proses agar caviar bertahan lebih lama. Untuk caviar yang paling berkualitas mampu bertahan sebulan meskipun cukup disimpan di dalam kulkas.
Meskipun budaya memakan caviar di Asia belum terlalu populer, tapi pabrik pengolah caviar terbesar di dunia ada di Asia.
Kaluga Queen yang terletak di Qiandao, China terkenal sebagai eksportir caviar ke banyak restoran mewah di Eropa. Hasil produksinya mencapai 60 ton setiap tahunnya.
Bermanfaat bagi kesehatan jantung sampai jadi produk skin care
Selain di Eropa, caviar zaman dahulu sebenarnya juga dikonsumsi oleh bangsawan Persia karena dianggap dapat memberi ketahanan fisik.
Selain terkenal karena harganya semahal berlian, sebenarnya apa kandungan nutrisi dari caviar yang bermanfaat bagi tubuh?
Salah satu nutrisi yang terkandung adalah asam lemak omega 3 yang dapat mengurangi risiko terkena sakit jantung.
Caviar pun bermanfaat sebagai anti depresan yang menenangkan. Bahkan jika hanya memakan sesuap saja. Tak hanya itu, produk caviar facial cukup populer di kalangan selebriti.
Ternyata tidak hanya untuk dimakan, para wanita juga menyukainya sebagai produk perawatan kulit (skin care) demi mencegah penuaan dini.
0 comments