inspirasi
Mengenal Sandelwood Pony, Kuda Pacu Asal Sumba yang Melegenda
Hamparan alam Nusa Tenggara Timur adalah salah satu tempat yang terkenal menakjubkan di Indonesia. Bukan hanya indah, tapi juga menyimpan banyak kekayaan.
Saat menyebut hewan khas Nusa Tenggara Timur, mungkin yang langsung terpikirkan di benak banyak orang adalah hewan komodo.
Padahal NTT juga terkenal dengan kudanya yang berkualitas. Salah satu kuda yang terkenal yaitu Sandelwood Pony. Kuda yang juga disebut sebagai kuda sandel atau kuda Sumba memang memiliki beberapa keistimewaan.
Ada yang unik tentang namanya. Dilansir nationalgeographic, namanya berasal dari nama pohon cendana yaitu Sandalwood tree yang pernah tumbuh subur di tanah Sumba.
Baca juga: Asal Usul Kata Preman, Dulunya Memiliki Makna yang Positif
Meskipun ukurannya relatif kecil, tapi memiliki kekuatan dan daya tahan luar biasa
Sandalwood Pony dari Sumba sudah sejak dulu diakui di Indonesia sebagai jenis kuda yang terbaik. Secara genetis memang bukan sepenuhnya asli Pulau Sumba.
Menurut sejarahnya, kuda yang satu ini termasuk ke dalam jenis kuda pacu persilangan dari kuda poni lokal dengan kuda Arab.
Saat dilihat dari dekat, bentuk kepalanya gagah, telinganya kecil dan matanya tajam. Tampilan warnanya cukup bervariasi, misalnya hitam, putih,  hitam maid (brownish black), krem, abu-abu, dan juga belang (plongko).
Jika dibandingkan dengan kuda ras Amerika dan Australia, maka posturnya relatif lebih kecil. Ukuran punggungnya kira-kira setinggi 122-132 cm.
Walaupun lebih kecil, tapi kecepatan dan daya tahannya luar biasa. Itulah mengapa Sandelwood Pony terkenal di dunia pacuan kuda.
Peternakan kuda masih menjadi unggulan bagi masyarakat Sumba
Ada sebuah berita yang pernah viral pada masanya. Warga Sumba Barat Daya pernah memberikan hadiah berupa kuda Sandelwood Pony untuk Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke parade.
Harga kudanya dalam Rupiah cukup mahal, yakni sekitar Rp 70 juta.
Hal tersebut merupakan kebanggaan tersendiri bagi warga masyarakat. Karena memang di kepemilikan hewan ternak sudah sekian lama jadi tanda status sosial di tengah masyarakat adat Sumba.
Warganya bukan hanya beternak kuda, tapi juga babi dan kerbau. Tapi kuda masih menjadi hewan yang dianggap special, khususnya kuda sandel.
Agar kecepatan dan stamina kudanya meningkat, ada beberapa program persilangan dengan kuda jenis lain misalnya Thoroughbred.
Baca juga: Keunikan Suku Huaulu, Rumah Adatnya Menyatu dengan Alam
Dahulu pernah digunakan untuk alat transportasi sampai persembahan dalam tradisi lokal
Keberadaan Sandelwood Pony juga menjadi salah satu daya tarik orang-orang untuk berkunjung ke Sumba. Habitatnya kini banyak ditemui di wilayah perbukitan dan sabana yang banyak bertebaran di Sumba.
Ternyata di zaman dulu Sandalwood Pony dimanfaatkan untuk alat transportasi. Tapi seiring berjalannya waktu, masyarakat juga menggunakannya untuk mahar (belis) dan cinderamata yang terkait dengan tradisi.
Bahkan pernah digunakan sebagai media perdamaian antar suku dan juga dibawa saat datang ke upacara kematian atau penguburan.
Sandelwood Pony dahulu sudah menjadi salah satu komoditas penting di kalangan bangsawan Sumba ke berbagai daerah Nusantara sejak tahun 1840 melalui kota Waingapu.
Beberapa daerah di Sumba rutin mengadakan parade dan lomba pacuan kuda
Seperti yang telah disebut di atas, pesona kuda yang satu ini memang tidak main-main sampai bisa menjadi magnet wisata Sumba.
Pada bulan Juli 2017 pernah diselenggarakan acara parade 1001 kuda Sandelwood. Selain kekuatan kudanya sendiri, para joki yang andal dan lincah juga sangat berpengaruh.
Pada umumnya parade-parade yang diadakan di Sumba bertepatan pada pertengahan tahun masehi.
Waktunya ditentukan oleh pemimpin adat saat muncul bulan purnama (naalbukolo). Inilah yang menjadikan Sandelwood Pony begitu melegenda.
Agar lebih banyak masyarakat yang mengenalnya sebagai kuda pacu, ada lomba pacuan kuda di beberapa daerah di Sumba dalam konsep upacara Pasola.
Upacara Pasola sendiri merupakan upacara perang tradisional yang diselenggarakan setiap tahun.
0 comments