inspirasi
Mitos Daun Basil, untuk Keberuntungan Hidup dan Umur Panjang
Daun basil adalah salah satu tanaman yang banyak dipakai untuk masakan Italia sebagai hiasan pasta, salad, pizza, dan beberapa olahan ayam.
Daun yang di Eropa juga disebut Saint Joseph’s wort ini punya khasiat penting bagi kesehatan. Aromanya juga relatif khas seperti mint, ada yang seperti lada, dan sedikit manis seperti adas.
Banyak yang suka sensasi segarnya saat dicampur makanan. Tanaman ini termasuk disukai banyak kalangan karena bermanfaat untuk kesehatan.
Bentuknya menarik, warna hijau cerah dan keharumannya membuat banyak orang menyukainya.
Uniknya lagi, tanaman ini juga dikaitkan dengan mitos pembawa keberuntungan dan umur panjang.
Baca juga: Sejarah Air Minum Kemasan, Dulu Dianggap Aneh di Indonesia
Keberadaannya terkait dengan mitos keberuntungan dan ketenangan sampai akhir hayat
Daun basil memang bukan asli Indonesia, tapi tanaman ini tidak asing lagi bagi penyuka lalapan karena basil (Ocimum basilicum) masih satu spesies dengan kemangi, tapi teksturnya lebih tebal.
Sampai sekarang setidaknya ada 60-an spesis Ocimum di seluruh dunia. Keberadaan tanamannya terkait dengan berbagai mitos tentang manusia yang hidup maupun yang meninggal.
Di beberapa negara Eropa zaman dulu, daunnya diletakkan di tangan orang meninggal dengan tujuan memastikan bahwa perjalanannya setelah kematian bisa aman.
Beda lagi kalau di India yang ditempatkan dalam mulut seseorang yang sedang sekarat agar bisa pergi dengan tenang.
Mitosnya juga berlaku di daerah tertentu di Meksiko bahwa tanaman ini bisa menarik keberuntungan dan rezeki dengan cara digantung di pintu rumah atau depan toko.
Pemiliknya pun selalu memperhatikan dan merawatnya.
Dianggap sakral karena dihubungkan dengan tradisi spiritual di gereja orthodok
Ternyata beribu tahun yang lalu, legenda Yunani kuno sudah mencatatnya sebagai tanaman yang suci (holy bacil).
Menurut penulis Yunani, Theophrastus dan Dioscorides tanaman basil awalnya tumbuh dan berkembang di India, lalu dibawa ke Yunani melalui beberapa ekspedisi untuk dibudidayakan.
Pada tahun 330 M, ada salib suci yang ditemukan di Palestina oleh Saint Helen di atas bukit yang ditutupi semak-semak daun basil.
Itulah mengapa beberapa orang di Yunani tidak menggunakan basil untuk masakan karena disakralkan.
Tidak sedikit orang-orang Yunani yang membawa tanaman basil ke gereja sebagai hadiah. Hal tersebut dianggap jadi pembawa keberuntungan dan juga kemakmuran.
Selain di Yunani, dalam tradisi spiritual Gereja Orthodok Bulgaria, Serbia, Macedonia, dan Romawi, tanaman ini juga dipakai saat memercikkan air suci.
Baca juga: Asal-usul Dialek Ngapak, Bahasa Jawa Tertua yang Blak-blakan
Naskah kuno dari Mesopotamia juga menyebutkan manfaatnya untuk hidup kekal
Beda lagi kalau di Mesopotamia, seperti yang dicatat dalam sebuah teks kuno yaitu Epik Gilgames. Disebutkan bahwa Utnapishtim mengatakan sesuatu pada Gilgames.
“Gilgames, datanglah ke sini. Kamu tampak tegang, kau bekerja keras. Apa yang bisa kuberikan saat kamu kembali? Biar aku mengungkap satu hal kepadamu, Gilgames. Sebuah rahasia. Rahasia para Dewa yang aku biarkan kamu mengetahuinya.
Terdapat tanaman yang akarnya menembus ke dalam layaknya tanaman Boxthorn dan Lycium. Reaksinya menusuk tanganmu seperti semak-semak belukar. Jika kau bisa mendapatkan tanaman itu, maka kau akan memiliki kehidupan yang kekal…”
Manfaatnya yang bisa memberi umur panjang memang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, tapi kandungan anti mikroba di dalamnya memang banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.
Banyak kandungan nutrisi di dalamnya sangat penting untuk kesehatan
Sejauh ini, tanamannya paling cocok tumbuh di daerah tropis di Asia bagian selatan dan beberapa negara Afrika.
Kandungan beta-karotennya cukup tinggi, jadi banyak direkomendasikan buat menjaga kesehatan jantung.
Kandungan antioksidannya juga kuat untuk menangkal radikal bebas akibat kerusakan sel atau oksidasi kolesterol di dalam aliran darah, mendukung fungsi hati, mencegah sindrom metabolik, dan mengurangi stres.
Berbagai zat fitokimia dan beberapa bahan aktif lain juga bisa mencegah risiko kanker. Nutrisi di dalamnya juga mengandung anti inflamasi dan anti kanker.
Seluruh kandungannya menjadikan daun basil banyak dipakai untuk tambahan masakan atau untuk pengobatan.
Kalau kamu pernah mengonsumsi daun basil sebagai penyedap atau obat herbal, apakah kamu juga merasakan banyak manfaatnya?
0 comments