inspirasi
Niat Kurangi Polusi, Apartemen Berkonsep Hutan Vertikal di China Dihuni Banyak Nyamuk
Perumahan di perkotaan menjadi salah satu kebutuhan penting masyarakat. Tidak hanya faktor keamanan yang dicari, tapi juga kenyamanan dan kesehatan.
Setiap tempat tinggal juga dirasa lebih menyenangkan apabila suasananya menyejukkan karena banyak tanaman di sekitarnya.
Bagaimana bisa merawat tanaman di lahan perkotaan yang sempit? Di Chengdu, China ada sebuah apartemen unik dan terlihat lain dari bangunan yang lain.
Dengan konsep hutan vertikal (vertical forest), apartemen dirancang menjadi sebuah taman dan hutan kota yang mengurangi polusi.
Baca juga: Yasuke, Samurai Kulit Hitam Pertama yang Dikagumi Masyarakat Jepang
Menjadi perumahan ramah lingkungan berkonsep hutan pertama di Asia
Apartemen yang berkonsep ‘hutan vertikal’ pertama di Asia menjanjikan calon penghuninya kehidupan yang unik dan lebih sehat.
Kompleks hunian hijau dibangun di kota besar China dan direncanakan untuk habis terjual pada bulan April 2020.
Menjanjikan suasana yang teduh bagai di hutan, arsiteknya sangat optimis bahwa calon penghuni akan lebih senang.
Selain kualitas udaranya lebih baik, hutan vertikal juga didesain untuk memiliki pemandangan yang menarik. Deretan tanaman pada masing-masing balkon menjadi sebuah nilai jual tersendiri yang berdaya tarik besar.
Banyak media internasional yang kemudian memberitakan, sehingga apartemen hutan pun dengan cepat menjadi viral.
Tanaman dipilih karena sifat peredam kebisingan dan penyerap polusi
Proyek apartemen sudah dikerjakan sejak tahun 2018 dengan balkon pribadi yang luas, jadi cukup ruang untuk tanaman.
Tanaman yang terdiri dari lebih dari 20 spesies berbeda, secara khusus dipilih karena sifat peredam kebisingan dan penyerap polusi.
Kompleks dengan delapan menara tempat tinggal 30 lantai di Chengdu dipuji sebagai masa depan kehidupan perkotaan. Chengdu adalah salah satu kota besar di China dengan masalah polusi yang parah.
Meskipun tim pengembangnya sangat optimis karena gagasan konsep pembangunan yang futuristik dan ramah lingkungan, ternyata ada beberapa hal yang di luar perkiraan.
Sejumlah pakar mengatakan bahwa pembangunan apartemen hutan vertikal di Chengdu kurang memperhatikan aspek lingkungan selain udara.
Memang tanaman di balkon bisa membantu mengurangi polusi, tapi ternyata apartemen jadi banyak nyamuk dan serangga.
Awalnya dirancang untuk hunian yang sehat, tapi ternyata serangga pembawa penyakit lebih menikmati lingkungan yang penuh dedaunan.
Baca juga: Uniknya Sand Dollar, Hewan Laut Berbentuk Koin yang Dapat Mengkloning Diri Sendiri
Penghuninya mengeluhkan banyak nyamuk dan tanaman yang berkembang
Selain soal nyamuk, penduduk yang sudah pindah mengeluhkan tentang begitu cepatnya tanaman berkembang. Rata-rata memang penghuninya pekerja yang sibuk dan tidak sempat merawat tanaman.
Semua orang menginginkan taman pribadi tetapi tidak semua mau memeliharanya. Tanaman hampir seluruhnya menelan beberapa balkon yang terabaikan, dengan cabang-cabang menggantung di pagar.
Bisa dibilang kalau penghuninya adalah nyamuk dan tanaman itu sendiri. Sampai awal 2020, hanya segelintir keluarga yang pindah. Masih terlihat kertas yang ditempel di beberapa jendela di balik tanaman yang tumbuh subur.
Beberapa balkon memangkas tanaman karena alasan keamanan
Netizen China menyuarakan masalah keamanan atas cabang-cabang yang jatuh dari gedung bertingkat tinggi, sementara yang lain merasa bahwa tinggal dekat dengan alam adalah ide yang baik.
Beberapa balkon telah memangkas tanaman dan membiarkan lampu tetap menyala untuk mengurangi nyamuk.
Laura Gatti, seorang ahli agronomi dan ahli botani Italia yang sering berkolaborasi dengan Arsitek Stefano Boeri menilai situasi di Chengdu tidak ada strategi berkebun dan visi jangka panjang.
“Pembuatan hutan vertikal adalah proyek kompleks yang membutuhkan keterampilan di bidang fitopatologi, entomologi, dan fitoiatrik. Tantangannya jelas jauh lebih rumit di lingkungan dengan keanekaragaman hayati yang berkurang dan tidak seimbang. Situasi seperti yang terjadi di China seharusnya dapat diprediksi dan dihindari juga melalui dialog terus menerus dengan penduduk.”
0 comments