style
5 Pakaian Adat Sunda Jawa Barat, Memiliki Ciri Khas
Pakaian Adat Sunda – Sunda merupakan salah satu suku Indonesia yang berasal dari provinsi Jawa Barat.
Selain memiliki aneka ragam makanan tradisional yang terkenal dengan kelezatannya, Sunda juga memiliki budaya lain yang tak kalah menarik, yakni pakaian adat.
Tak hanya satu, rupanya Sunda memiliki berbagai jenis pakaian adat. Namun, kali ini kita hanya membahas 5 jenis pakaian adat Sunda yang cukup populer di kalangan masyarakat.
Apa saja ke 5 pakaian adat Sunda tersebut? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: 3 Jenis Pakaian Adat Bali, Unik dan Penuh Filosofis
Daftar isi
TogglePakaian Adat Sunda yang Memiliki Ciri Khas
1. Kebaya Sunda
Jika selama ini kita tahu bahwa kebaya merupakan pakaian adat suku Jawa, namun ternyata suku Sunda juga memilikinya.
Bedanya, kebaya Sunda memiliki bentuk kerah U, sedangkan kebaya suku Jawa memilki kerah berbentuk V.
Perbedaan lainnya adalah, panjang kebaya Sunda hingga menutupi pinggul dan paha, sedangkan kebaya Jawa hanya menutupi pinggul saja.
Untuk kalangan bawah dan menengah, kebaya Sunda identik dengan warna cerah seperti merah, ungu, kuning, marun dan putih.
Kebaya Sunda dikenakan bersama kain jarik yang dililitkan sebagai bawahannya. Untuk mempercantiknya, ditambahkan penggunaan aksesoris seperti kalung, anting, gelang, cincin, dan tusuk konde.
2. Baju pangsi
Jika kebaya Sunda hanya diperuntukkan bagi kau wanita, justru baju Pangsi sebaliknya.
Baju pangsi merupakan pakaian adat Sunda yang hanya dikenakan oleh pria. Walaupun di Betawi sendiri juga memiliki baju adat baju pangsi, namun ada perbedaan menarik dari kedua jenis baju Pangsi tersebut.
Baju pangsi Betawi memiliki berbagai macam warna seperti merah, hijau, hitam, dan putih. Sedangkan baju pangsi Sunda hanya memiliki satu warna saja yakni hitam.
Dari segi bentuk, pakaian adat ini memiliki bentuk yang sederhana. Tak heran jika pada jaman dahulu, baju pangsi hanya dikenakan oleh kalangan rakyat biasa seperti petani dan buruh.
Namun, di era modern seperti sekarang, baju pangsi dikenakan oleh kalangan manapun, baik kalangan bawah, menengah, maupun atas. Tentunya dengan bahan yang lebih bagus dan jahitan yang lebih rapi.
Baju pangsi terdiri dari dua bagian yakni atasan dan bawahan yang sama-sama berwarna hitam.
Untuk baju pangsi bagian atasan dikenal dengan nama salontreng. Model potongannya hampir sama dengan kemeja.
Namun, cara mengenakannya seluruh kancing dilepas dan untuk pakaian dalamnya menggunakan pakaian berwarna putih.
Untuk baju pangsi bagian bawah berupa celana berwarna hitam dengan model potongan komprang sehingga terlihat longgar saat dikenakan.
Tak lupa, panjang celana pangsi harus di atas mata kaki dan tidak boleh melebihi.
Sebagai pelengkap, baju pangsi dikenakan bersama ikat pinggang. Tujuan utamanya adalah agar celana dapat terikat kuat.
Ikat pinggang yang digunakan umumnya terbuat dari kulit ataupun kain.
Selain itu, penutup kepala jangan sampai ketinggalan agar penampilan terlihat lebih gagah. Penutup kepala pada baju pangsi disebut dengan logen.
Terakhir, Terumpah yakni alas kaki yang dikenakan pada saat mengenakan baju pangsi.
3. Mojang jajaka
Pakaian adat Sunda terakhir adalah mojang jajaka. Pakaian adat ini biasa dikenakan oleh para pemuda dan pemudi.
Kata mojang berarti perempuan yang belum menikah. Sedangkan jajaka adalah laki-laki yang belum menikah.
Biasanya, mojang jajaka dikenakan pada saat acara resmi sepertiajang pemilihan putra dan putri terbaik atau upacara adat resmi lainnya.
Sesuai namanya, mojanga jajaka dibagi menjadi dua, yakni mojang jajaka untuk pria dan mojang jajaka untuk wanita.
Mojang jajaka untuk pria
Mojang jajaka pada laki-laki terdiri dari atasan dan bawan. Untuk atasan, model potongannya berbentuk jas tertutup berwarna polos.
Warna yang digunakan juga beragam sepeti putih, biru, hitam, dan warna lainnya.
Untuk bawahan, model potongannya berbentuk celana panjang dengan warna yang selaras dengan atasan.
Tidak lupa, celana ditutupi dengan kain jarik bermotif batik yang dililitkan ke bagian pinggang hingga paha.
Dikarenakan pakaian adat ini dikenakan pada saat acara resmi, maka alas kaki yang digunakan berupa sepatu fantofel. Tak sedikit juga jajaka yang menggunakan sandal selop sebagai alas kaki.
Terakhir, penutup kepala jangan sampai terlewatkan untuk menambah kesan resmi saat mengenakan pakaian adat mojang jajaka. Penutup kepala tersebut dikenal dengan nama bendo.
Mojang jajaka untuk wanita
Selanjutnya ialah mojang jajaka untuk wanita. Sama dengan mojang jajaka untuk laki-laki, mojang wanita juga terdiri dari bagian yakni atasan dan bawahan.
Untuk atasan, Model potongannya berbentuk kebaya polos namun ada juga yang bermotif sedikit.
Warna yang digunakan juga beragam seperti putih, biru, hitam, dan warna lainnya.
Untuk bawahan menggunakan kain jarik atau kebat bermotif batik yang dililitkan dari pinggang hingga ke bawah.
Berbeda dengan mojang jajaka laki-laki yang menggunakan warna bawahan selaras dengan atasan, mojang jajaka wanita justru mengenakan bawahan berwarna berbeda dengan atasan.
Ikat pinggang yang dikenal dengan nama beubeur digunakan untuk memastikan apakah kebat atau bawahannya sudah terikat kuat dan benar-benar kencang atau belum. Tidak lupa selendang sebagai hiasan pemanisnya.
Untuk alas kaki menggunakan sepatu selop yang warnanya senada dengan baju kebayanya.
Penampilan akan semakin sempurna jika dibubuhkan beberapa perhiasan seperti cincin, gelang, bros, peniti, dan lainnya.
Baca juga: 10 Warna Jilbab Cocok dengan Baju Putih, Favorit Banyak Orang
4. Baju bedahan
Baju bedahan merupakan salah satu pakaian adat Sunda yang biasanya dikenakan oleh kalangan menengah yang berprofesi sebagai pedagang atau saudagar.
Baju bedahan dibagi menjadi dua macam yakni baju bedahan untuk pria dan baju bedahan untuk wanita.
Baju bedan untuk pria
Model potongan baju bedahan ini berbentuk atasan berwarna putih yan dikenakan bersama kain batik bermacam corak.
Saat mengenakan pakaian adat ini, kaum pria biasanya menambahkan arloji dan rantai emas yang digantung dibagian saku.
Tak lupa, mereka juga mengenakan ikat kepala dan juga ikat pinggang sebagai pemanis.
Untuk alas kaki, mereka menggunakan sandal tarumpah yakni sandal yang terbuat dari kayu.
Baju bedahan untuk wanita
Baju bedahan wanita terdiri dari dua bagian yakni atasan dan bawahan.
Bagian atasan berbentuk kebaya dengan warna cerah seperti merah, kuning, biru, dan warna cerah lainnya.
Sedangkan untuk bawahan, mereka menggunakan kain kebat bercorak batik yang dililitkan di pinggang hingga mata kaki.
Sebagai pemanis, mereka menggunakan beberapa aksesoris seperti ikat pinggang, selendang, dan perhiasan lainnya.
Untuk alas kaki, mereka biasanya menggunakan sepatu atau sandal selop.
5. Menak
Jika baju bedahan diperuntukkan bagi kaum berstatus sosial menengah, menak justru memiliki status yang lebih tinggi.
Sebab, menak merupakan pakaian adat Sunda yang hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan.
Hal itu dapat dilihat dari bahan kain yang digunakan, yakni bahan kain beludru yang dihiasi dengan benang emas.
Menak umumnya berwarna dasar hitam dengan potongan lengan panjang.
Untuk bawahan biasanya menggunakan celana panjang dengan warna senada dengan atasan.
Tak lupa, ikat pinggang digunakan sebagai aksesroris serta alas kaki yang digunakan ialah sandal selop.
Itulah pembahasan mengenai 5 jenis pakaian adat Sunda yang memiliki ciri khas unik.
0 comments