inspirasi
Perang Inggris-Zanzibar, Perang Tersingkat Sepanjang Sejarah yang Merenggut 500 Nyawa
Pada tahun 1896, sebuah perang tersingkat terjadi antara kerajaan Inggris dan kesultanan Zanzibar. Perang tersebut hanya berlangsung 38 menit dan menjadi sejarah perang tersingkat di dunia.
Pada masa itu, Zanzibar adalah sebuah negara kecil yang dikuasai Inggris. Tidak bertahan lama, Zanzibar kemudian menjadi daerah administratif semi otonom dari Republik Tanzania di Afrika timur sampai hari ini.
Konflik Inggris dan Zanzibar mengakibatkan sebuah perang paling singkat di dunia yang merenggut nyawa 500 korban. Tentang memanasnya perang, ada kronologi peristiwa yang menjadi penyebabnya.
Baca juga: Poveglia, Pulau Berhantu yang Dalu Jadi Kuburan Massal Korban “Black Death”
Daftar isi
ToggleBerawal dari perjanjian Heligoland-Zanzibar
Perjanjian Heligoland-Zanzibar dibuat antara pihak Inggris dan Jerman pada tahun1890. Perjanjian yang telah ditandatangai pada tahun 1886 tersebut membagi pengaruh dua negara besar itu di wilayah Afrika Timur.
Salah satu poin pentingnya adalah tentang wilayah protektorat Inggris dan Jerman. Bahwa Zanzibar merupakan wilayah protektorat Inggris dan Tanzania merupakan wilayah protektorat Jerman.
Perjanjian ini juga mengatur tentang pengangkatan Sultan Zanzibar. Orang yang akan menjadi Sultan Zanzibar harus memperoleh persetujuan dari pihak Inggris.
Pada tahun 1893, Hamad bin Thuwaini yang merupakan pendukung Inggris mendapat posisi Sultan Zanzibar.
Sultan Zanzibar meninggal dan konflik memanas
Selama tiga tahun Sultan Hamad menjalankan kekuasaan, Zanzibar cenderung damai. Sampai pada 25 Agustus 1896, tiba-tiba Sultan Zanzibar meninggal dunia karena sebab yang tidak jelas.
Nama Khalid bin Barghash kemudian disebut-sebut sebagai pihak yang harus bertanggung jawab karena kematian Sultan Hamad.
Pasalnya, beberapa jam setelah Sultan Hamad meninggal, posisi sultan langsung digantikan oleh Khalid bin Barghash tanpa persetujuan Inggris.
Sultan Khalid melanggar perjanjian dan mendapat ultimatum
Melanggar perjanjian, Sultan Zanzibar yang baru mendapat ultimatum dari pihak Inggris. Apalagi Sultan Khalid juga dengan cepat menyuarakan kemerdekaan Zanzibar. Pihak Inggris pun menjadi berang dan mempersiapkan pasukan untuk menyerang.
Basil Cave, seorang diplomat Inggris di wilayah itu pun segera mendesak supaya Khalid batalkan niatnya untuk mewujudkan kemerdekaan Zanzibar.
Tapi, Sultan Khalid tidak peduli dengan ultimatum tersebut. Beberapa waktu kemudian ia mengerahkan pasukan untuk membarikade istana untuk mengantisipasi serangan tentara Inggris. Khalid mulai mengumpulkan pasukan di istana setelah mengabaikan peringatan Basil Cave.
Pada tanggal 25 Agustus, ada 3.000 orang pasukan yang diturunkan Sultan Khalid demi mengamankan istana. Mereka dipersenjatai dengan artileri dan Royal Yacht di pelabuhan terdekat.
Baca juga: Kiprah Syekh Yusuf Al-Makassari, Sosok di Balik Berdirinya Macassar Town di Afrika Selatan
Dalam waktu singkat, pertempuran pun tidak terelakkan
Pagi hari 27 Agustus 1896 pertempuran besar itu tidak bisa dielakkan. Pihak Inggris melancarkan sebuah serangan dari berbagai arah ke Istana Zanzibar.
Meskipun dibekali dengan senjata dan artileri, Sultan Khalid yang baru naik tahta bukan lawan yang setara bagi tentara Inggris, rakyatnya juga hanya menang secara kuantitas.
Pada saat itu juga, Inggris menyiapkan dua buah kapal perang, HMS Rush dan HMS Philomel di pelabuhan dan sudah siap bertempur.
Pasukan merela dikirim dengan cepat menuju ke darat guna melindungi Konsulat Inggris dan juga menjaga penduduk kerusuhan.
Istana diserang sampai hancur dan Khalid melarikan diri
Pukul 9 pagi, ketika ultimatum berakhir, pasukan dari kapal Inggris yang ada di pelabuhan tersebut menembaki istana. Dalam hitungan detik, pasukan Sultan Khalid kocar kacir. Pada pukul 09.02 waktu setempat, artileri Khalid hancur.
Istana mulai runtuh. Saat itu ada 3.000 orang pasukan di dalamnya. Dua menit sesudah pengeboman istana, Sultan Khalid melarikan diri lewat pintu belakang istana, meninggalkan pelayan dan pasukannya.
Terhitung 38 menit kemudian, pada pukul 09.40 serangan pun dihentikan. 500 orang pejuang yang dikerahkan Sultan Khalid tewas karena ledakan bom. Perang yang sangat singkat ini merenggut nyawa begitu banyak korban.
Riwayat Sultan Khalid berakhir ketika perang berhenti
Sesaat kemudian bendera Sultan ditarik turun. Berakhirnya perang tersebut menjadi akhir dari kekuasaan Sultan Khalid di Zanzibar.
Khalid tertangkap sesudah pasukan Inggris melakukan invasi ke Afrika Timur pada tahun 1916. Begitu tertangkap, Khalid pun dibuang ke Pulau St. Helena.
Beberapa tahun kemudian Khalid diberi izin pulang ke kampung halaman dan kemudian meninggal dunia pada tahun 1927.
0 comments