inspirasi
Sejarah Obat Nyamuk Bakar, Berbentuk Spiral dan Berwarna Hijau
Mungkin kamu udah sering melihat obat nyamuk bakar berbentuk bulat, spiral, dan warnanya hijau. Wujudnya yang seperti itu seperti sudah menjadi sebuah standar untuk semua merek obat nyamuk bakar.
Walau bagi sebagian orang, aromanya saat dibakar kurang nyaman di pernapasan. Banyak juga yang beralih ke produk obat nyamuk elektrik yang lebih nyaman dihirup.
Meskipun bermacam-macam obat nyamuk dikembangkan, obat nyamuk berbentuk spiral tetap menjadi produk yang legendaris.
Sampai sekarang masih ada masyarakat Jepang yang menggunakannya untuk nostalgia.
Baca juga: Cerita di Balik Anak Gimbal, Tradisi Unik Masyarakat Dieng
Bahan pengusir nyamuk ternyata sudah dikenal masyarakat Persia sejak 400 SM
Bentuk obat nyamuk (mosquito coil) yang bulat dan spiral ternyata sudah ada sejak tahun 1902 dan tidak banyak berubah bentuk.
Dahulu, benda tersebut mirip dengan dupa yang terbuat dari bahan pirethrum yaitu serbuk bunga Chrysanthenum yang dikeringkan.
Tapi sekarang bahannya digantikan dengan pirethoid, yang merupakan produk tiruan atau sintesis dari prethrum.
Penggunaan bahan pirethrum untuk mengusir serangga ternyata sudah dilakukan masyarakat Persia sejak tahun 400 SM kemudian masuk ke Eropa dan Amerika pada abad ke-19.
Bentuk yang lebih praktis berupa batangan baru berkembang tahun 1890-an atas gagasan pengusaha Jepang, Eichiro Ueyama.
Pirethrum dicampur dengan serbuk gergaji dan pati bisa membentuk seperti pasta yang bisa dipadatkan.
Kulit jeruk kering dicampur dengan bunga Tanacetum bisa mengusir nyamuk
Kebetulan bahwa Eichiro merupakan pengusaha jeruk mandarin, jadi ia tambahkan kulit jeruk kering dalam campurannya agar bisa lebih ampuh untuk mengusir nyamuk.
Seorang pendiri Universitas Keio di Jepang kemudian memperkenalkannya ke seorang pemilik bisnis bibit tumbuhan dari Amerika Serikat.
Pemilik bisnis bibit tumbuhan kemudian menawarkan bunga Tanacetum cinerarifolium yang dapat digunakan sebagai pengusir serangga.
Ketika bibit ditanam, maka bunganya yang terlihat mirip bunga daisy dengan kelopak berwarna putih dengan bagian tengahnya kuning. Awalnya Eichiro tidak yakin bahwa bunga bisa mengusir serangga.
Tapi ternyata pada bagian kepala bunganya yang kuning bisa dipakai sebagai pengusir serangga dan nyamuk.
Sesudah kering, digiling jadi bubuk, lalu dicampur dengan bahan-bahan yang biasanya dipakai untuk membuat dupa.
Baca juga: Sejarah Foundation, Alas Bedak yang Dulu Dibuat dari Timbal
Gagasan membuat obat nyamuk berbentuk spiral muncul pada tahun 1902
Dibandingkan dengan serbuk yang dibakar di tungku, ternyata obat nyamuk yang dibuat Eichiro lebih mudah untuk digunakan.
Tapi karena ukurannya pendek dan juga tipis, maka obat nyamuk tersebut habis dengan cepat saat dibakar.
Asapnya pun hanya sedikit, jadi yang harus dibakar ada 3-4 batang agar efektif untuk mengusir nyamuk. Gagasan membuat obat nyamuk yang lebih panjang adalah dari saran Yuki, istri dari Eichiro.
Saat itu tahun 1895 dan Eichiro masih sulit memenuhi karena dupa yang bentuknya panjang dianggap kurang praktis dan bisa memakan tempat.
Untuk menemukan sebuah bentuk yang sesuai harapan, butuh waktu sampai 7 tahun.
Sampai pada akhirnya tahun 1902 dimulailah ide membuat dupa dalam bentuk cukup panjang tanpa harus makan tempat yang banyak yaitu dibentuk spiral.
Sebagian masyarakat Jepang masih menggunakannya untuk nostalgia
Obat nyamuk dibuat memakai cetakan, tapi bentuk spiral pun sempat diciptakan melengkung dengan teknik manual.
Cara manual dan tradisional masih tetap bertahan sampai tahun 1957 ketika mesin pencetak ditemukan dan bisa memproduksi lebih banyak obat nyamuk modern dengan berbagai pilihan warna dan berskala industri.
Orang Jepang sendiri menyebut obat nyamuk bakar dengan katori senko. Sebagian masyarakat menggunakan saat musim panas tiba atau sekadar untuk bernostalgia.
Meskipun sekarang sudah banyak bentuk obat nyamuk seperti semprot dan elektrik dengan aroma yang lebih harum, tapi sejarah penemuan obat nyamuk berbentuk spiral sudah menjadi salah satu penemuan unik di dunia. Jadi, apakah kamu masih menggunakannya di rumah?
0 comments