lifestyle
Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Halusinasi, Ilusi, dan Delusi
Pasti kamu sudah pernah mendengar orang menyebut kata-kata halusinasi, ilusi, dan delusi.
Ketiganya disebut bergantian dan tidak jarang memicu anggapan keliru. Mungkin istilah halusinasi adalah yang paling familiar di antara yang lainnya.
Bahkan orang-orang suka menyebutnya ‘halu’ saja, tanpa harus lengkap. Di dalam pergaulan anak muda, kata halu pun jadi beragam maknanya.
Ada yang mengartikannya sebagai suatu perasaan pada seseorang yang mustahil dimiliki, atau bahkan khayalan tidak masuk akal tentang artis idolanya.
Padahal dalam dunia medis, makna halusinasi, ilusi, atau delusi mungkin tidak sama seperti anggapan banyak orang.
Baca juga: Perbedaan Tipe Alpha, Beta, dan Omega pada Kepribadian Manusia
Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi sensoris yang keliru dan bisa dirasakan walau tanpa stimulus eksternal.
Contohnya adalah ketika seseorang bisa mendengar bisikan, suara kaki melangkah, atau orang-orang berteriak tapi sebenarnya tidak ada bunyi apa pun di sekitarnya.
Halusinasi bisa dibagi dalam beberapa jenis di antaranya:
- Halusinasi visual: tipe halusinasi yang dihubungkan dengan penglihatan, ketika seseorang merasa melihat suatu benda, tapi benda tersebut sebenarnya tidak ada.
- Halusinasi auditori: tipe halusinasi yang termasuk paling sering terjadi ketika seseorang mendengar suara tertentu, tapi sebenarnya tidak ada.
- Halusinasi taktil: yaitu tipe halusinasi ketika seseorang seperti merasakan sentuhan, tapi sebenarnya tidak ada apa-apa.
- Halusinasi olfaktori dan halusinasi gustatori: ini adalah jenis halusinasi penciuman dan pengecapan yang terjadi berurutan. Pada umumnya terjadi pada penderita skizofrenia dan depresi berat.
Ilusi
Ilusi pada dasarnya adalah kondisi mispersepsi dari berbagai stimulus eksternal yang bersifat nyata. Contohnya yaitu ketika seseorang ada di ruangan gelap tiba-tiba ada suara angin kencang.
Hal tersebut bisa saja dipercayai secara keliru sebagai tanda datangnya makhluk halus atau segala sesuatu yang mengancam dan menakutkan.
Ilusi bisa terjadi lantaran beberapa sebab tertentu, misalnya karena cahaya, karena informasi sensoris yang tidak cukup tentang sebuah objek, dan bisa juga karena kesalahan pemrosesan detail sensoris pada individu.
Beberapa kondisi ilusi dikenal dengan pseudo-halusinasi, dan hal tersebut merupakan tanda dari gangguan mental.
Seseorang bisa saja mengalaminya saat kondisi cemas dan takut berlebihan. Penderita skizofrenia juga hampir selalu mengalami ilusi dalam pikiran.
Baca juga: Fenomena Earworm, Ketika Sebuah Lagu Terus ‘Diputar’ di Kepala
Delusi
Delusi merupakan sebuah keyakinan yang kuat pada sesuatu, tapi sebenarnya tidak sesuai kenyataan.
Kondisinya mungkin berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa kondisi yang disebut halu oleh orang-orang zaman sekarang ini
sebenarnya adalah delusi.
Delusi termasuk salah satu jenis dari gangguan mental yang dikenal dengan psikosis. Sejauh ini, ada tujuh macam delusi dalam psikologi yaitu:
- Delusions of influence: keyakinan bahwa perilaku dan pikiran dikontrol orang lain.
- Delusions of persecution: keyakinan bahwa ada orang lain yang berusaha menyakitinya.
- Delusions of reference: keyakinan bahwa suatu kejadian yang berlangsung mempunyai makna spesial dan diarahkan ke pasien secara khusus.
- Grandiose delusions: ketika seseorang memiliki keyakinan bahwa ia adalah figur yang hebat, populer, berkuasa, dan lebih penting dari yang sebenarnya.
- Somatic delusions: keyakinan yang keliru bahwa ada bagian tubuh yang telah dimanipulasi oleh sesuatu di luar dirinya.
- Delusion of love: ketika seseorang berpikiran atau menganggap dirinya punya hubungan khusus dengan seorang tokoh yang terkenal.
- Nihilisme: ketika seseorang meyakini bahwa dunia dan seisinya sudah hilang atau musnah.
Saat sudah mengganggu, maka halusinasi, ilusi, dan delusi harus disembuhkan
Halusinasi terjadi saat seseorang seolah-olah melihat, mendengar, merasakan sentuhan, menghirup, atau mengecap sesuatu walau sebenarnya tidak ada apa-apa.
Ilusi adalah persepsi yang salah terkait beberapa stimulus eksternal yang memang nyata adanya. Misalnya ketika ada angin kencang dan berpikiran kalau setelah itu ada bahaya, padahal tidak.
Delusi adalah keyakinan kuat pada suatu hal walau sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan. Delusi yang termasuk gangguan mental psikosis sering disebut halu di dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiganya merupakan gangguan yang pada level tertentu membutuhkan bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater untuk dapat membantu kesembuhan.
0 comments